Rabu, 29 Desember 2010

AJUKAN PENAMBAHAN, PERTAMINA AMANKAN BBM SUBSIDI 2010 DI SUMBAGSEL TIDAK OVER KUOTA

Press Release
PT PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran Sumbagsel
Desember 2010

AJUKAN PENAMBAHAN, PERTAMINA AMANKAN BBM SUBSIDI 2010 DI SUMBAGSEL TIDAK OVER KUOTA
(PENAMBAHAN 10 % PREMIUM & 16 % SOLAR)


PT PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran BBM Retail Region II Sumbagsel senantiasa berkonsentrasi dan fokus untuk menyalurkan dan mendistribusikan BBM bersubsidi di wilayah Sumbagsel, yang meliputi Propinsi Sumatera Selatan, Lampung, Jambi, Bengkulu, dan Bangka Belitung (5 Propinsi).
Tanpa terasa, tahun 2010 sebentar lagi akan berakhir dan bergerak memasuki tahun 2011. PT Pertamina (PERSERO) Unit Pemasaran BBM Retail Region II telah bekerja keras dengan penuh komitmen dan tanggungjawab serta menjunjung tinggi profesionalisme untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik dari sisi pendistribusian BBM Bersubsidi di wilayah Sumbagsel.
Dengan menjunjung semangat kerja bertemakan ”Security of Supply”, Pertamina berusaha semaksimal mungkin dengan berbagai langkah antisipatif dan reaktif untuk dapat menyalurkan BBM sesuai dengan Kuota BBM Bersubsidi yang telah ditentukan oleh Pemerintah agar sesuai dan tepat sasaran.
Di tahun 2010, tercatat 3 agenda nasional yang notabene cukup besar perannya dalam mengkonsumsi ketersediaan kuota bbm khususnya di wilayah Sumbagsel. Agenda tersebut adalah masa liburan sekolah (Juni-Juli), Bulan Suci Ramadhan (Agustus-September), serta Natal & Tahun Baru (Desember). Wacana kebijakan Pemerintah untuk menerapkan Kebijakan Pembatasan BBM Bersubsidi juga turut menjadi salah satu faktor pemicu konsumsi BBM Bersubsidi yang sangat signifikan selain hari-hari libur nasional lainnya yang tentunya juga mengakibatkan konsumsi bbm bersubsidi menjadi diatas rata-rata.

Kuota BBM Bersubsidi Tahun 2010 :

Wilayah Kuota 2010 (*)

Propinsi Premium Solar
Sumsel 589.804 393.350
Jambi 313.126 201.998
Babel 189.641 156.049
Lampung 585.154 366.880
Bengkulu 164.854 57.294
Sumbagsel 1.842.579 1.175.571

Pertamina memahami bahwa penetapan kuota BBM Bersubsidi yang diterima dari Pemerintah tidak berbanding sama dengan jumlah konsumsi BBM apabila didasarkan pada pertambahan jumlah penduduk, apalagi tingkat pertumbuhan kendaraan bermotor yang beredar di masyarakat. Oleh karenanya Pertamina harus melakukan monitoring dan evaluasi konsumsi BBM secara kontinyu setiap harinya. Hal ini dilakukan agar kuota BBM dapat tersalurkan dengan baik sampai dengan akhir tahun dan tidak terjadi over kuota.


Panic Buying & Spekulan BBM (Pengecer, Pengerit, dan Pembelian menggunakan Jirigen)
Memasuki Kuartal ke-3 Tahun 2010, Pertamina dipaksa untuk menyesuaikan pendistribusian bbm ke masyarakat dengan cara pengaturan suplai dan mengevaluasi ulang rencana pendistribusian bbm. Hal ini dikarenakan pada masa Bulan Suci Ramadhan, konsumsi bbm meningkat drastis yang menyebabkan dari sisi statistik angka ketersediaan kuota bbm diprediksi akan over lebih dari 5 % dan belum termasuk peningkatan konsumsi pada saat menjelang akhir tahun 2010.
Wacana Kebijakan Pembatasan BBM Bersubsidi menambah fluktuasi peningkatan konsumsi bbm bersubsidi menjadi semakin tinggi. Hal ini dikarenakan terjadinya panic buying di masyarakat dan semakin maraknya spekulan bbm (pengecer, pengerit, pembelian menggunakan jirigen) di SPBU. Kondisi ini selain menyebabkan bbm subsidi menjadi salah sasaran, semakin menguras kuota bbm, juga menyebabkan opini yang yang negatif dan menyebabkan masyarakat menjadi resah akan kekurangan bbm.
BBM Bersubsidi seakan menjadi komoditi bisnis baru dan menjadi mata pencaharian baru di masyarakat dengan maraknya penjual bbm eceran, tentu saja ini juga menjadi perhatian ekstra dan fokus dari Pertamina dalam berkordinasi dengan Pihak Terkait (Pemerintah Daerah, DPRD, Kepolisian, SPBU) bahkan sampai ke tingkat DPR-RI dan lembaga tinggi negara lainnya agar segera turut turun tangan untuk menyelesaikan fenomena yang terjadi di masyarakat. Tentunya kondisi seperti ini tidak boleh berlarut-larut dan semakin menjadi-jadi, mengingat pada saat kebijakan pembatasan bbm dilakukan tentunya jumlah kuota yang tersedia juga akan menyesuaikan dengan kebijakan tersebut.

Ajukan Penambahan, Pertamina Amankan BBM Bersubsidi Tahun 2010 di Sumbagsel Tidak Over Kuota.
Pertamina sebagai salah satu tulang punggung negara dalam bidang migas dan tumpuan masyarakat dalam memperoleh bbm menjadi prihatin dengan kondisi kuota bbm bersubsidi yang jelas akan over kuota di akhir tahun. Over kuota ini tidak saja melanggar kesepakatan dengan Pemerintah berdasarkan penunjukkan Pemerintah kepada Pertamina untuk Public service Obligation (PSO), namun juga beresiko kepada Pertamina karena kelebihan over kuota tersebut tidak ditanggung oleh Pemerintah namun menjadi beban Pertamina. Kondisi yang sangat tidak nyaman bagaikan ”Buah Simalakama”, Masyarakat akan bergejolak apabila tidak ada bbm bersubsidi di SPBU karena kuota telah habis, namun Pertamina juga terancam menanggung beban kelebihan subsidi bbm. Berbagai langkah antisipatif dan reaktif diambil Pertamina demi ketersediaan bbm di masyarakat. Langkah terakhir yang diambil adalah dengan berhadapan langsung dengan penentu kebijakan untuk menambah pasokan bbm bersubsidi dengan melihat kondisi riil di lapangan yang memang tidak memungkinkan bila penambahan tidak dilakukan.
Akhirnya untuk wilayah Sumbagsel, disepakati penambahan sekitar 10 % dari kuota 2010 yang telah ditentukan untuk Premium dan sekitar 16 % untuk Solar. Adapun pendistribusian penambahan ini tetap dilakukan secara selektif san dievaluasi berdasarkan konsumsi / omzet harian di SPBU. Melihat kondisi di lapangan yang marak dengan spekulan bbm, berapapun bbm didistribusikan tentunya akan habis terserap dan tetap terjadi kekurangan bbm di SPBU.
Alhamdulilah dengan penambahan tersebut, berdasarkan prognosa penyaluran BBM Bersubsidi di tahun 2010 (yang tinggal 2 hari lagi), Pertamina Unit Pemasaran Sumbagsel berhasil memenuhi penyaluran bbm bersubsidi mencapai 100 % dan tidak melampaui kuota bbm bersubsidi yang telah ditentukan.

Realisasi Penyaluran BBM Bersubsidi tahun 2010 :
Premium di Provinsi Realisasi %(PERSEN)
Jambi 346.836 99,6%
Bengkulu 179.208 101,4%
Sumsel 649.180 99,5%
Bangka 215.333 97,3%
Lampung 631.283 99,3%
Total 2.021.840 99,4%

Solar di Provinsi Realisasi %(PERSEN)

Jambi 238.508 102,8%

Bengkulu 64.914 100,5%

Sumsel 467.995 101,5%

Bangka 172.922 99,2%

Lampung 432.192 101,3%

Total 1.376.531 101,3%

Catatan:
Dari sisi jumlah total realisasi terjadi peningkatan dibandingkan kuota awal tahun 2010, namun setelah penambahan dengan revisi kuota masih sesuai target.

Hemat BBM Bersubsidi, Gunakan BBM Non Subsidi, dan Energi Alternatif
Menyikapi kondisi saat ini, Pertamina mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berhemat dalam mengkonsumsi BBM dan lebih bijak dalam menggunakan kendaraan bermotor agar konsumsi bbm tidak terlalu besar, menggunakan layanan transportasi umum, dan memaksimalkan penggunaan kendaraan pribadi (tidak mempergunakan 1 mobil hanya untuk 1 orang).
Dari sisi Pertamina sebagai penyedia bbm, Pertamina menawarkan BBM Non Subsidi (Pertamax) yang sudah dipasarkan dan dapat diperoleh di SPBU. Bahan Bakar Khusus (BBK) Pertamax memiliki spesifikasi yang lebih baik dari Premium, Pertamax lebih baik untuk mesin kendaraan, pembakaran yang lebih sempurna, lebih ramah lingkungan, dan tentunya dari sisi konsumsi mesin lebih irit bahan bakar apabila menggunaka Pertamax. Menanggapi wacana kebijakan pembatasan bbm, Pertamina telah meningkatkan jumlah stock Pertamax dan menambah jumlah outlet penjual Pertamax di SPBU. Konsumsi Pertamax saat ini cenderung meningkat dengan kesadaran masyarakat akan kebutuhan kendaraan saat ini yang lebih cocok menggunakan Pertamax dan telah menikmati kenyamanan dan benefit lebih setelah menggunakan Pertamax.

Demikian harapan kami agar informasi ini dapat menjadi acuan dan kami mohon bantuan Pihak Media utk dapat dimuat dan disampaikan ke masyarakat sebagai Klarifikasi Resmi dari Pertamina Pemasaran Sumbagsel.

Seluruh Jajaran PT PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran Sumbagsel mengucapkan :
“ Selamat Tahun Baru 2011”
Semangat Terbarukan, Menjadi Kebanggaan Indonesia


Best Regards,
Ast. Man External Relation Pertamina Pms. BBM Retail Region II

Roberth MV
(HP : 0811716212)
(Email : roberth@pertamina.com)

PT Pertamina (Persero) adalah badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di bidang penambangan minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia. Saat ini, Pertamina berkomitmen mendorong proses transformasi internal dan pengembangan yang berkelanjutan guna mencapai standar internasional dalam pelaksanaan operasional dan tatakelola lingkungan yang lebih baik, serta peningkatan kinerja perusahaan sebagai sasaran bersama. Sebagai perusahaan migas nasional, Pertamina berkomitmen untuk mewujudkan keseimbangan antara pencapaian keuntungan perusahaan dengan kualitas pelayanan publik. Dengan 51 tahun pengalaman menghadapi tantangan di lingkungan geologi Indonesia, Pertamina merupakan perintis pengembangan usaha gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG).

Lingkup usaha Pertamina termasuk dalam melakukan eksplorasi dan produksi migas; pengolahan kilang minyak dan pemasaran produk-produk energi dan petrokimia; pengembangan BBM nabati, tenaga panas bumi dan sumber-sumber energi alternatif lain.

Kegiatan operasi dan fasilitas infrastruktur Pertamina tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Pertamina melayani kebutuhan energi bagi lebih dari 220 juta rakyat Indonesia.

Minggu, 26 Desember 2010

MENYAMBUT NATAL & TAHUN BARU, SATGAS PERTAMINA AMANKAN SUPLAI BBM

Press Release
PT PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran Sumbagsel
Desember 2010

MENYAMBUT NATAL & TAHUN BARU,
SATGAS PERTAMINA AMANKAN SUPLAI BBM
(PRIORITASKAN JALUR LINTAS LAMPUNG & BENGKULU)

Tanpa terasa kita telah berada di penghujung tahun 2010 dan bersiap untuk menyambut tahun 2011 yang sudah dalam hitungan hari. Setelah memberikan pelayanan semaksimal mungkin kepada masyarakat sepanjang tahun ini terutama saat Liburan Sekolah dan di Bulan Suci Ramadhan, Pertamina kembali membentuk SATGAS BBM untuk kembali memberikan pelayanan yang terbaik dalam menyediakan dan mendistribusikan BBM kepada masyarakat dalam rangka liburan Natal dan menyambut Tahun Baru 2011. SATGAS BBM Natal dan Tahun Baru akan telah beroperasi dan bertugas mulai dari tanggal 22 Desember 2010 sampai dengan 10 Januari 2011.
Oleh karena itu, berikut kami sampaikan kesiapan Pertamina dalam menghadapi Natal dan Tahun Baru 2011 demi kenyamanan masyarakat dalam memperoleh BBM dan langkah-langkah strategis yang dilakukan oleh Pertamina. Informasi tersebut adalah sebagai berikut :

Kesiapan Pertamina Pemasaran Sumbagsel untuk Wilayah Lampung (Lintas Pantai Timur, Lintas Sumatera, Lintas Tengah, dan Lintas Barat) :

1. Rata-rata Premium 1.700 KL/hari dan Solar 1.100 KL/hari. Saat ini rata-rata penyaluran menyambut Natal & Tahun Baru 2011 adalah sekitar Premium : 1.900 KL dan Solar : 1.300 KL (Tjd penambahan 200 KL di Premium dan Solar atau sekitar 5-7 % penambahan dari penyaluran biasanya). Penambahan penyaluran ini untuk memberikan rasa aman dan kenyamanan pengendara kendaraan yang melakukan perjalanan dalam rangka berlibur maupun mudik untuk merayakan Natal dan tahun Baru.
Khusus utk penyaluran BBM di Area Jalinteng (Lintas Tengah) rata-rata penyaluran saat ini terdapat penambahan sekitar 20 KL/hari.
Untuk Area Jalinbar (Lintas Barat) rata-rata penyaluran saat ini terdapat penambahan sekitar 10-20 KL/hari. Hal ini dilakukan Pertamina agar BBM tetap tercukupi dan masyarakat tidak panik dan resah. Berdasarkan pengamatan bahwa jalur ini dalam kondisi normal dan tidak terjadi RUSH di SPBU. Kondisi jalur yang sepi dan cenderung rawan memang berimbas pada waktu operasional SPBU yang hanya sampai pukul 22.00 wib. Pertamina menghimbau agar pengguna kendaraan dapat mengatur waktu perjalanan agar tidak terlalu malam saat memasuki jalur ini dan agar mengisi BBM terlebih dahulu apabila agar tidak terkendala.

2. Untuk Wilayah Lampung yang memiliki 4 (empat) Alternatif Jalur Lintas, Pertamina menyediakan sekitar 56 SPBU dari 118 SPBU secara keseluruhan yang berada di wilayah Propinsi Lampung. 56 SPBU tersebut tersebar antara lain 25 SPBU di Jalur Lintas Sumatera, 11 SPBU di Jalur Lintas Barat, dan masing-masing 10 SPBU di Jalur Lintas Tengah dan Pantai Timur.

Kesiapan Pertamina Pemasaran Sumbagsel untuk Wilayah Bengkulu :

1. Rata-rata penyaluran BBM di Bengkulu adalah Premium 464 KL/hari dan Solar 224 KL/hari. Saat ini rata-rata penyaluran menyambut Natal & Tahun Baru 2011 adalah sekitar Premium : 536 KL dan Solar : 256 KL (Tjd penambahan 72 KL di Premium dan Solar 32 KL atau sekitar 17 % penambahan dari penyaluran biasanya). Penambahan penyaluran ini untuk memberikan rasa aman dan kenyamanan pengendara kendaraan yang melakukan perjalanan dalam rangka berlibur maupun mudik untuk merayakan Natal dan tahun Baru.
Untuk wilayah Bengkulu terutama di area Manna, Pertamina menyediakan 10 KL Pertamax sebagai alternatif dari Premium. Hal ini dikarenakan untuk lokasi khususnya Manna, hanya terdapat 2(dua) SPBU dan jarak tempuh ke lokasi tersebut cukup jauh.

Pertamina akan terus memonitor pendistribusian dan penyaluran BBM di wilayah Lampung dan Bengkulu yang diprioritaskan di Jalur-Jalur Lintas agar pengguna kendaraan bermotor yang akan melakukan perjalanan mudik maupun mengisi liburan tidak akan kesulitan untuk mendapatkan BBM.
Pertamina Pemasaran Sumbagsel juga terus berkordinasi dengan Pertamina Pusat dalam hal ini, dan dari sisi Stock BBM Pertamina masih memungkinkan untuk menambah lagi penyaluran BBM untuk mengamankan ketersediaan BBM di Jalur Lintas dan menyiapkan Mobil Tanki Industri dengan kelengkapan surat jalan untuk membantu mengangkut BBM Bersubsidi apabila diperlukan.
Selain melakukan pengawasan kontinyu melalui SATGAS BBM, Pertamina di masing-masing wilayah tersebut juga melakukan langkah-langkah kordinasi dan antisipasi, antara lain :

1. Pertamina berkordinasi dengan SPBU agar tetap memprioritaskan pelayanan kepada pembeli langsung dan hanya melayani pembelian dgn jerigen terbatas bagi yg mempunyai rekomendasi dari instansi terkait. Hal ini berlaku normal pada kondisi siang sampai sore hari. SPBU yang melanggar tentunya akan mendapatkan langkah pembinaan dr Pertamina.

2. Pertamina senantiasa bekerjasama/berkordinasi dgn Pemda dan Kepolisian utk mengawasi dan menertibkan agar suplai dan penyaluran bbm di SPBU tetap normal,aman,dan mengurangi spekulan.

3. Praktek penyelewengan BBM baik dengan cara menjadi pengecer,pengerit,atau bahkan penimbunan BBM Bersubsidi dapat dikategorikan sebagai tindak pidana yang melanggar UU Migas No.22 Tahun 2001 dan menyalahi aturan Pertamina berdasarkan Surat Man. Penjualan Pertamina No. 1286/F12000/2007-S3 tgl. 26 Nopember 2007 yang berbunyi "Pembelian dg menggunakan Drum dan Jerrycan dpt dilayani apabila dilengkapi dg srt/dokumen dr Instansi yg berwenang. Apabila melanggar dan terbukti bersalah maka pelaku diancam dengan Denda maksimal 6 Milyar Rupiah/Kurungan 6 Tahun Penjara.
4. Masyarakat diharapkan agar tidak melakukan "panic buying", menjadi "spekulan bbm", atau bahkan menimbun bbm. Dihimbau utk menggunakan bbm secara normal/seperti biasa dan turut mengawasi serta melaporkan kepada pihak yg berwajib dan Pertamina apabila menemukan praktek pengisian jirigen ilegal, dan penyelewengan BBM. Masyarakat dapat melapor kepada Pertamina Contact Center di nomer 500000 / 0711-518500 Customer Care Pemasaran Sumbagsel.

Demikian harapan kami agar informasi ini dapat menjadi acuan dan kami mohon bantuan Pihak Media utk dapat dimuat dan disampaikan ke masyarakat sebagai Klarifikasi Resmi dari Pertamina Pemasaran Sumbagsel.

Seluruh Jajaran PT PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran Sumbagsel mengucapkan :

“ Selamat Hari Natal 2010 dan Tahun Baru 2011”
Semangat Terbarukan, Menjadi Kebanggaan Indonesia


Best Regards,
Ast. Man External Relation Pertamina Pms. BBM Retail Region II

Roberth MV
(HP : 0811716212)
(Email : roberth@pertamina.com)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Senin, 13 Desember 2010

PERTAMINA JAMIN SUPLAI BBM LAMPUNG

Press Release
PT PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran Sumbagsel
Desember 2010

PERTAMINA JAMIN SUPLAI BBM LAMPUNG
(Masyarakat Dihimbau Tidak Panik & Menjadi Spekulan BBM)

Menanggapi artikel di Kompas.com " Premium Langka di Lampung". Source: http://regional.kompas.com/read/2010/12/13/17582510/Premium.Langka.di.Lampung..-5
Dapat kami sampaikan sebagai berikut :

1. Rata-rata Premium 1.700 KL/hari dan Solar 1.100 KL/hari..Saat ini rata-rata penyaluran sekitar P: 1.800 KL dan S: 1.250 KL (Tjd penambahan antara 100-150 KL di Premium dan Solar). Penambahan penyaluran disebabkan kenaikan demand BBM sbg imbas wacana pembatasan BBM di Media Massa dan isu kenaikan harga BBM dimasyarakat shg tjd "Panic Buying"/"RUSH di SPBU" dan Pengeritan BBM di masyarakat dan semakin maraknya pengecer BBM sbg spekulan BBM mencari keuntungan dr keresahan masyarakat.

2. Dapat kami sampaikan khusus utk penyaluran BBM di area Jalinteng(Lintas Tengah) rata-rata penyaluran per hari P: 180 KL dan S: 130 KL dan saat ini ada kenaikan menjadi P: 200 KL dan S: 150 KL (penambahan sekitar 20 KL/hari).

3. Sedangkan utk area Jalinbar(Lintas Barat) rata-rata penyaluran per hari P: 120 KL dan S: 70 KL dan saat ini ada kenaikan menjadi P: 140 KL dan S: 80 KL(juga terjadi penambahan penyaluran BBM dr Pertamina). Hal ini dilakukan Pertamina agar BBM tetap tercukupi dan masyarakat tidak panik dan resah.

4. Pertamina berkordinasi dengan SPBU agar tetap memprioritaskan pelayanan kepada pembeli langsung dan hanya melayani pembelian dgn jerigen terbatas bagi yg mempunyai rekomendasi dari instansi terkait. Hal ini berlaku normal pada kondisi siang sampai sore hari. SPBU yang melanggar tentunya akan mendapatkan langkah pembinaan dr Pertamina.

5. Karena pagi s/d malam kondisi normal dan karena prioritas utama kpd pengguna langsung, terjadi indikasi pelaku pengecer dan spekulan bbm dgn menggunakan jerigen bergeser pd dinihari utk menghindari pengawasan.

6. Pertamina senantiasa bekerjasama/berkordinasi dgn Pemda dan Kepolisian utk mengawasi dan menertibkan agar suplai dan penyaluran bbm di SPBU tetap normal,aman,dan mengurangi spekulan.

7. Praktek penyelewengan BBM baik dengan cara menjadi pengecer,pengerit,atau bahkan penimbunan BBM Bersubsidi dapat dikategorikan sebagai tindak pidana yang melanggar UU Migas No.22 Tahun 2001 dan menyalahi aturan Pertamina berdasarkan Surat Man. Penjualan Pertamina No. 1286/F12000/2007-S3 tgl. 26 Nopember 2007 yang berbunyi "Pembelian dg menggunakan Drum dan Jerrycan dpt dilayani apabila dilengkapi dg srt/dokumen dr Instansi yg berwenang. Apabila melanggar dan terbukti bersalah maka pelaku diancam dengan Denda maksimal 6 Milyar Rupiah/Kurungan 6 Tahun Penjara.

8. Masyarakat diharapkan agar tidak melakukan "panic buying", menjadi "spekulan bbm", atau bahkan menimbun bbm. Dihimbau utk menggunakan bbm secara normal/seperti biasa dan turut mengawasi serta melaporkan kepada pihak yg berwajib dan Pertamina apabila menemukan praktek pengisian jirigen ilegal, dan penyelewengan BBM. Masyarakat dapat melapor kepada Pertamina Contact Center di nomer 500000 / 0711-518500 Customer Care Pemasaran Sumbagsel.

Demikian harapan kami agar klarifikasi ini dapat menjadi acuan dan kami mohon bantuan Pihak Media (KOMPAS) utk dapat dimuat dan disampaikan ke masyarakat sebagai Klarifikasi Resmi dari Pertamina Pemasaran Sumbagsel.


Best Regards,
Ast. Man External Relation Pertamina Pms. BBM Retail Region II

Roberth MV
(HP : 0811716212)
(Email : roberth@pertamina.com)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Kamis, 09 Desember 2010

Semangat Terbarukan, Menjadi Kebanggaan Indonesia

Pers Release PT PERTAMINA (PERSERO)
Unit Pemasaran BBM Retail Region II
Desember 2010

Semangat Terbarukan, Menjadi Kebanggaan Indonesia
HUT KE - 53 PT PERTAMINA (PERSERO)

PT PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran BBM Retail Region II Palembang sebagai salah satu unit operasi yang berlokasi di Propinsi Sumatera Selatan berdampingan dengan Refinery Unit III Plaju telah memasuki usianya yang ke-53 tahun. Usia yang terbilang matang dan dewasa baik dalam melaksanakan bisnisnya dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka pengolahan minyak mentah menjadi produk bbm maupun dalam rangka mendistribusikan bbm tersebut sampai ke masyarakat dan dapat dikonsumsi oleh masyarakat dengan baik.

Pertamina sebagai satu-satunya BUMN yang bergerak di bidang migas mengemban tugas mulia dari Pemerintah untuk dapat menjadi salah satu tulang punggung pendapatan negara untuk membiayai pembangunan dan mensejahterakan masyarakat Indonesia. Hal ini telah dibuktikan oleh Pertamina sebagai penyumbang terbesar deviden ke Pemerintah dari sektor migas. Untuk tahun 2010, pertamina telah berhasil menyumbang lebih dari 50% pendapatan negara dari sektor BUMN.
Dari sisi efisiensi dan penghematan, Pertamina dengan Program Konversi Energi dari Minyak Tanah ke LPG 3 Kg sejak tahun 2007 konversi digulirkan, berhasil memberikan penghematan sebesar 16,45 Trilyun Rupiah sebuah hasil penghematan yang sangat besar dan signifikan jumlahnya.

Peringatan HUT ke-53 Pertamina di Refinery Unit III
Dengan semangat kebersamaan dan kekeluargaan, Pertamina Refinery Unit III Plaju dan Pertamina Pemasaran Sumbagsel sepakat untuk memperingati HUT kali ini bersama-sama di RU III. Berbagai Acara dilaksanakan dalam rangka memperingati ulang tahun kali ini. Kegiatan ini dilandasi semangat dan komitmen kedua belah pihak untuk lebih mendekatkan diri sekaligus efisiensi dengan meminimalisir kegiatan yang berkesan perayaan dan berdana besar.
Pertamina RU III mengadakan beberapa kegiatan intern seperti bakti sosial donor darah (14 Desember) yang diikuti oleh pekerjam mitra kerja, dan juga mengundang masyarakat umum, Khitanan massal (13 Desember) untuk 150 anak kurang mampu dari warga disekitar RU III, dan pertandingan olah raga meliputi Volley, Bulutangkis, Tenis lapangan, Tenis meja, Bowling yang telah dilaksanakan mulai 26 November sampai dengan 4 Desember. Kemudian pertandingan Golf yang akan diselenggarakan pada tanggal 11 Desember 2010 di padang Golf bagus Kuning. Selain itu kegiatan Bazar juga akan dilaksanakan di halaman Gedung Olah Raga Aneka Ria dan Aerobik untuk umum mengelilingi Komperta Plaju. Acara puncak peringatan HUT Pertamina sendiri dilangsungkan pada hari ini 10 Desember 2010 bersama dengan Pertamina Pemasaran Sumbagsel berlokasi di Gedung Patra Ogan, RU III Plaju. Acara peringatan HUT ke-53 ini akan dihadiri langsung oleh Direktur SDM PT PERTAMINA (PERSERO), Ibu Rukmi Hadihartini yang akan menyerahkan secara simbolis pemberian piagam penghargaan kepada Pekerja RU III Berprestasi, Pekerja Pemasaran Berprestasi karena berhasil memperoleh Sertifikat Pertamina Operation & Service Excellent untuk Depot BBM, pemberian program CSR bidang infrastruktur untuk 3 kecamatan di wilayah Plaju (Kecamatan Plaju, Rambutan, dan Banyuasin 1) senilai 530 juta Rupiah.
Dalam rangka hut ke-53 ini, Ibu Rukmi selaku Direktur SDM juga menyerahkan bantuan beasiswa pendidikan dari pertamina Pemasaran Sumbagsel kepada siswa SD disekitar lokasi operasi Pertamina dan kepada anak operator SPBU dan cleaning service SPBU sebagai bukti kepedulian sosial pertamina akan pentingnya pendidikan. Melalui Pertamina Pemasaran dan RU III, juga diserahkan bantuan sejumlah 500 sepeda kepada sekolah-sekolah disekitar area operasi pertamina yang dikenal dengan “Laskar Sepeda Pertamina”. Tentunya program-program ini tidak akan berhenti sampai disini saja, namun akan terus berkelanjutan dan dengan pemetaan sosial yang tepat untuk semakin memajukan dan mengembangkan masyarakat Sumatera Selatan khususnya.

Pertamina Pemasaran Peringati HUT Dengan Prestasi,
Pertamina Pemasaran Sumbagsel sendiri tidak mau kalah dalam turut berkontribusi dalam mewujudkan target Pertamina untuk menjadi World Class Company. Program SPBU Pasti Pas yang bertujuan memberikan pelayanan yang memuaskan bagi masyarakat telah berhasil mencapai peningkatan dari tahun ke tahun dalam penambahan jumlah SPBU yang berhasil disertifikasi menjadi SPBU Pasti Pas. Saat ini SPBU Pasti Pas diwilayah Sumatera Selatan berjumlah 84 SPBU meningkat sekitar 29% dari tahun 2009 yang berjumlah 65 SPBU Pasti Pas. Demikian juga dengan penjualan Pertamax di Sumatera Selatan yang meningkat sekitar 46% dari 5.932 KL di November 2009 menjadi 8.674 KL di November 2010.

Dari sisi Distribusi Pertamina terus meningkatkan kehandalan depot-depot yang dimiliki di wilayah Sumatera Selatan, pelayanan 24 jam untuk melayani pendistribusian bbm selama masa puasa dan Lebaran, dan strategi distribusi untuk mengamankan suplai bbm di Sumatera Selatan khususnya juga merupakan bentuk komitmen Pertamina dalam melayani masyarakat. Di tahun 2010 ini, Depot Kertapati di Kota Palembang telah berhasil mendapatkan sertifikat Pertamina Operation & Service Excellent (POSE) sebagai pengakuan bahwa Depot Kertapati adalah salah satu Depot milik Pertamina yang terbaik dari sisi operasi, pelayanan, safety, dan lingkungan.

Pertamina menyadari bahwa keberadaan Pertamina tidak lepas dari masyarakat yang ada di sekitar fasilitas operasi maupun kantor administrasi Pertamina. Oleh karenanya Pertamina Pemasaran Sumbagsel sangat serius dalam melaksanakan Program Corporate Social Responsibility (CSR). Berbagai kegiatan dan program CSR telah dilaksanakan di wilayah Sumatera Selatan dan dana yang dikucurkan sekitar 1,4 Milyar melalui bidang CSR Pendidikan, Sarana Umum, Lingkungan, dan Bencana Alam. Selain itu pertamina juga memberikan bantuan pemberian kacamata gratis, pembangunan sarana pendidikan, operasi pasar murah sembako, operasi katarak, khitanan massal, donor darah, pengobatan gratis, bantuan kepada PMI dan meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui Program kemitraan dan Bina Lingkungan. Semua kegiatan ini dilaksanakan dengan bekerja sama Pemerintah Daerah dan Instansi terkait agar lebih fokus dan tepat sasaran kepada masyarakat.

Menyambut Natal dan Tahun baru 2011.
Sebentar lagi kita akan menyambut hari raya Natal dan Tahun baru 2011, hari besar nasional ini tentunya akan diisi oleh masyarakat Sumatera Selatan dengan berlibur ataupun mengambil masa cuti dari pekerjaan untuk melakukan perjalanan maupun sekedar bersilaturahmi. Pertamina telah menyiapkan stock bbm yang cukup sampai akhir tahun dengan perhitungan konsumsi rata-rata akan mengalami peningkatan maksimal sekitar 5% dari konsumsi biasa atau normal untuk bbm Premium dan maksimal peningkatan 8% untuk bbm Solar.

Pertamina menyampaikan kepada masyarakat Sumatera Selatan untuk tidak perlu resah dan cemas akan kesulitan mendapatkan BBM, pertamina saat ini telah menyalurkan sekitar 10% diatas penyaluran rata-rata perharinya. Diharapkan dengan demikian stok bbm yang beredar di masyarakat dianggap cukup sampai dengan akhir tahun. Masyarakat dihimbau untuk tidak panik dan melakukan “panic buying” di SPBU atau bahkan memanfaatkan adanya Wacana Pembatasan BBM Bersubsidi dan menjadi spekulan bbm dengan menjadi pengecer maupun menimbun bbm.

Dalam rangka hut ke-53 ini, Pertamina juga mengucapkan terima kasih kepada konsumen / pelanggan setia Pertamina yang terus menggunakan produk Pertamina baik dari produk bbm maupun non bbm (pelumas), Pendapatan Pertamina yang berasal dari pembelian produk pertamina oleh masyarakat setelah diserahkan kepada Pemerintah dalam bentuk deviden akan kembali lagi kepada masyarakat melalui pembangunan dan program Pemerintah dalam rangka mensejahterakan rakyat Indonesia. “Pertamina Untung bangsa Untung”.

Pertamina juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh mitra kerja, Pemerintah Daerah, Pemerintah Kota, dan media Massa yang telah bekerja sama dan menjadi sosial kontrol di masyarakat sekaligus evaluator bagi Pertamina untuk memperbaiki diri dan semakin menjadi Perusahaan yang profesional di bidangnya. Dengan Semangat Terbarukan di tahun 2011, Pertamina berkomitmen untuk menjadi kebanggaan Indonesia.
Terima Kasih.

Palembang, 10 Desember 2010
Ast.Man External Relation
Roberth MV

Pertamina Berikan Teguran Keras SPBU Nakal

Pers Release PT PERTAMINA (PERSERO)
Unit Pemasaran BBM Retail Region II
Desember 2010

Pertamina Berikan Teguran Keras SPBU Nakal

PT PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran BBM Retail Region II Palembang sangat serius dan fokus untuk menyalurkan dan mendistribusikan BBM bersubsidi di wilayah Sumbagsel, salah satunya adalah di Propinsi Sumatera Selatan yang notabene pengkonsumsi terbesar bbm dari total kuota bbm yang ada di wilayah Sumatera Bagian Selatan (5 Propinsi) dan diberitakan mengalami antrian panjang bbm di SPBU akhir-akhir ini .
Adanya rasa cemas di masyarakat mengenai kesulitan dalam mendapatkan BBM di SPBU serta maraknya pengecer bbm di Propinsi Sumatera Selatan melalui media massa akhir-akhir ini juga menjadi perhatian dan ditangani secara khusus oleh Pertamina.

Pertamina sangat menyayangkan adanya pemberitaan yang justru berasal dari pihak SPBU (baik melalui pengawas maupun operator) tanpa data dan justifikasi yang jelas sehingga membentuk opini di masyarakat menjadi cemas dan menyebabkan terjadinya “panic buying” dan semakin maraknya “spekulan” bbm dalam hal ini pengecer maupun pengerit bbm yang menjual bbm diluar SPBU dengan harga yang memberatkan masyarakat.

Untuk itu kiranya perlu kami sampaikan beberapa hal sebagai klarifikasi dan konfirmasi informasi kepada media sekaligus memohon bantuan dan kerja sama dari media untuk dapat menyampaikan kepada masyarakat sehingga tidak terjadi kecemasan dan panic buying (pembelian BBM lebih besar dari normal), serta spekulan (pengecer bbm) yang justru akan menjadi masalah baru dalam pendistribusian BBM di masyarakat (praktek penimbunan dan kelangkaan BBM).

Berikut beberapa point penting yang dapat kami sampaikan kepada Saudara untuk melengkapi informasi dalam penulisan berita mengenai hal tersebut sekaligus sebagai klarifikasi resmi dari Pertamina Pms BBM Retail Region II,

Fenomena RUSH dan Antrian Panjang di SPBU di Wilayah Propinsi Sumatera Selatan :
1. Berdasarkan pengamatan di lapangan, benar adanya terjadi antrian di beberapa SPBU untuk mendapatkan BBM, namun perlu kami sampaikan bahwa sampai saat ini Pertamina tetap melakukan suplai dan penyaluran ke SPBU secara normal. Hal ini ditujukan agar SPBU tetap memiliki stock BBM walaupun terjadi antrian di SPBU. Fenomena antrian di SPBU juga menjadi pemicu opini di masyarakat bahwa “bbm sedang sulit”, sehingga justru secara tidak langsung menimbulkan “panic buying”. Kondisi ini juga berakibat munculnya “spekulan” untuk mendapatkan keuntungan dengan menjadi pengecer bbm.
2. Wacana kebijakan Pembatasan BBM Bersubsidi di tahun 2011 dan isu kenaikan harga BBM juga menjadi salah satu pemicu fenomena tersebut. Menyebabkan maraknya Spekulan dan Pengerit BBM (membeli bbm secara berulang-ulang di SPBU dan menjualnya secara eceran dengan harga diatas harga subsidi).
3. Fenomena ini menyebabkan konsumsi bbm menjadi lebih besar dan diatas rata-rata penyaluran normal per hari. Saat ini Pertamina sudah menyalurkan bbm 10% diatas rata-rata penyaluran per harinya.

Klarifikasi Pemberitaan di Media Massa :
Berdasarkan monitoring media yang rutin dilakukan oleh Pertamina, terdapat pemberitaan yang berkonotasi negatif dan memicu panic buying di masyarakat antara lain :
1. SPBU dengan sengaja melayani pembelian dengan jeriken yang seharusnya tidak boleh dilayani apabila tidak memiliki ijin/surat rekomendasi dari pemda dan kepolisian setempat, kemudian alat berat diperbolehkan mengisi di SPBU yang seharusnya menggunakan bbm nonsubsidi bukan bbm bersubsidi untuk masyarakat. Bahkan terdapat pernyataan dari Operator SPBU bahwa penjualan BBM dengan jeriken diijinkan dan “siapa cepat dia dapat, kita juga mau untung”. Hal ini sangat tidak mencerminkan tanggungjawab SPBU dalam melayani masyarakat untuk memperoleh BBM bersubsidi dan hanya mementingkan keuntungan SPBU semata.
2. Salah satu SPBU menyatakan bahwa SPBU Kekurangan Stok dan berharap kuota bbm ditambah. Sedangkan dari System MS2 (Management Stock SPBU) yang dimonitor oleh Pertamina bahwa SPBU tersebut selalu disuplai sebanyak 20 KL/hari melebihi dari Omzet/jumlah penjualan harian yang telah dikonfirmasi sendiri oleh pihak SPBU yang bersangkutan. Hal ini tentunya menyebabkan masyarakat menjadi resah dan SPBU telah memberikan informasi yang tidak benar.

Pertamina Berikan Teguran Keras SPBU Nakal :
Melihat kondisi demikian Pertamina telah melakukan evaluasi terhadap SPBU dengan data terkait dari sisi suplai dan penyaluran SPBU. Maka langkah tegas diambil oleh Pertamina dengan memberikan Teguran Keras baik secara lisan dan tertulis kepada SPBU Nakal tersebut. Pertamina juga memberikan catatan khusus kepada SPBU yang dengan sengaja memberikan keterangan yang tidak benar dan turut berperan menciptakan situasi yang tidak kondusif di masyarakat. Pembinaan yang dilakukan Pertamina ini terus dievaluasi dan memonitor SPBU yang bersangkutan, dan apabila tidak berubah tentunya mekanisme sanksi selanjutnya dapat diberikan oleh Pertamina kepada SPBU yang “nakal” tersebut.

Langkah-Langkah Antisipasi dan Kordinasi :
Untuk mengantisipasi fenomena tersebut dan memberikan kenyamanan bagi masyarakat untuk memperoleh bbm, Pertamina telah berkordinasi dengan berbagai pihak antara lain :
1. Berkordinasi dengan Media baik media lokal maupun media nasional agar membantu memberikan sosialisasi kepada masyarakat dan turut memberikan informasi dan membentuk opini publik yang kondusif sehingga masyarakat tidak lagi melakukan panic buying dan menjadi spekulan bbm .
2. Berkordinasi dengan Kepolisian untuk penertiban dan keteraturan antrian di SPBU, serta meningkatkan pengawasan di lapangan bertujuan untuk meniadakan pelaku-pelaku spekulan (pengecer bbm) dan pelaku pengeritan bbm di SPBU serta menindak tegas praktek penimbunan BBM.
3. Pertamina sendiri saat ini telah melakukan langkah-langkah antisipasi secara internal antara lain :
• Melakukan Penjadwalan penyaluran BBM ke SPBU agar teratur dan sesuai dengan kesepakatan jumlah kebutuhan harian SPBU dan tidak terjadi penjualan diatas normal yang ekstrem.
• Memonitor Stock SPBU melalui program MS2 (Management Stock SPBU) agar dapat mendeteksi secara dini potensi SPBU kritis.
• Memaksimalkan kinerja Mobil Tanki dan Menambah jam kerja pelayanan di Depot Pertamina agar stand by untuk melakukan pengiriman bbm ke SPBU.
• Menambah penyaluran Pertamax sebagai alternatif Premium mengingat saat ini animo masyarakat untuk mengkonsumsi Pertamax terbilang tinggi.
• Melakukan Alih Suplai BBM dari Depot terdekat untuk memenuhi kebutuhan bbm di wilayah Sumatera Selatan.

Masyarakat Dihimbau Tidak ”Panic Buying & menjadi Spekulan”
Pertamina Menghimbau Masyarakat untuk turut menciptakan kondisi yang kondusif dan bersama menanggulangi fenomena antrian bbm agar kembali normal, antara lain :
1. Masyarakat diharapkan tidak panik dan cemas sehingga berakibat melakukan “Panic Buying” (Membeli BBM secara berlebihan) di SPBU.
2. Tidak menjadi Spekulan, Pengecer, Pengerit BBM, maupun Menimbun BBM untuk mendapatkan keuntungan lebih dari kondisi saat ini yang justru akan memperpanjang kondisi rush di SPBU dan SPBU kritis.
3. Masyarakat dihimbau untuk tetap mengkonsumsi bbm seperti biasa dengan konsumsi normal dan mengajak masyarakat lain dalam “Gerakan Hemat BBM”.
Wacana Kebijakan Pembatasan BBM Bersubsidi yang digulirkan Pemerintah tentunya akan dilengkapi dengan mekanisme dan aturan yang jelas dan diprioritaskan untuk konsumen BBM yang dianggap mampu agar tidak menjadi salah sasaran dalam pemberian Subsidi BBM tersebut.
Pertamina saat ini bukan lagi sebagai regulator, namun menjadi operator yang ditugasi Pemerintah untuk menyalurkan BBM Bersubsidi sesuai dengan penentuan dan penunjukkan Pemerintah (Public Service Obligation / PSO). Oleh karenanya Pertamina juga mengharapkan agar pendistribusian BBM dapat dinikmati masyarakat sesuai dengan peruntukannya dan tidak terjadi salah sasaran maupun menyebabkan masyarakat yang berhak atas Subsidi BBM menjadi kesulitan untuk mendapatkan BBM.

Pertamina akan terus melakukan langkah progressive dalam menangani kondisi ini, antara lain dengan melakukan komunikasi yang efektif serta monitoring stock BBM di SPBU dan Satgas setempat, selain itu Pertamina juga membuka layanan hotline yang dapat diakses melalui nomor telp 500-000 atau (0711)518500.

Demikian kami sampaikan dan besar harapan kami bahwa release ini dapat menjadi acuan dan informasi untuk dimuat sebagai tanggapan kami dan menjadi informasi bagi masyarakat. Terima Kasih.

Ast.Man External Relation
Roberth MV

Selasa, 07 Desember 2010

KOMPOSISI LPG SESUAI SPESIFIKASI & STANDARD KESELAMATAN

Pers Realease Kandungan dan Spesifikasi LPG Pertamina

KOMPOSISI LPG SESUAI SPESIFIKASI & STANDARD KESELAMATAN


Jakarta, Pertamina sangat konsern terhadap spesifikasi dan tingkat keselamatan produk termasuk untuk produk LPG. Berdasarkan spesifikasi LPG yang dikeluarkan Direktorat Jendral Minyak & Gas Bumi No. 26525.K/10/DJM.T/2009, komposisi produk LPG minimal mengandung campuran Propane (C3) & Butane (C4) sebesar 97% dan maximum 2% merupakan campuran Pentane (C5) dan hidrokarbon yang lebih berat. Batasan komposisi Propane (C3) dan Butane (C4) dalam spesifikasi tersebut dibatasi dengan parameter makimum tekanan uap yang ditentukan (145 psi). Komposisi campuran LPG Pertamina yang mengandung 50% Propane dan 50% Butane telah sesuai dengan ketentuan tersebut baik dari aspek komposisi maupun tekanan uapnya yang telah diperhitungkan sesuai kalori/daya bakar yang diperlukan untuk kebutuhan memasak/rumah tangga. Tidak ada sedikitpun maksud Pertamina untuk merugikan konsumen, justru Pertamina sangat memperhitungkan faktor keselamatan konsumen LPG sehingga komposisi tersebut paling optimum untuk kebutuhan rumah tangga.

Komposisi tersebut telah digunakan sejak awal program konversi dan tidak mengalami perubahan dengan mempertimbangkan ketersediaan bahan baku yang ada mengingat Propane banyak dihasilkan oleh gas yang berasal dari lapangan minyak & gas, sedangkan Butane dihasilkan dari kilang pengolahan minyak. Dari sisi keselamatan, komposisi tersebut merupakan komposisi yang optimum, karena komposisi campuran tersebut dijaga pada level tekanan 120 psi atau 8 bar atau 8 kali tekanan udara luar. Tekanan ini sepertiga dari tekanan kerja yang dirancang untuk valve/katup LPG (yang ada pada bagian atas tabung LPG 12 kg maupun 3 kg) sebesar 24 bar. Selain itu komposisi tersebut juga telah mempertimbangkan keamanan dan kemampuan aksesoris sesuai standar SNI.

Terkait dengan adanya masukan dan beberapa laporan yang kami terima, Pertamina menyampaikan apresiasi dan penghargaan, dan terus melakukan pengecekan di lapangan. Berdasarkan masukan tersebut kami sampaikan bahwa adanya sisa cairan yang diduga Butane (C4) atau Pentane (5) didalam tabung LPG 12 kg, patut diduga bahwa tabung LPG 12 kg tersebut merupakan hasil oplosan atau penyuntikan LPG. Penjelasan teknis tentang hal ini adalah bahwa pada saat dilakukan penyuntikan isi LPG 3 kg ke LPG 12 kg, posisi tabung LPG 12 kg ada di bawah dengan posisi katup ada diatas, dan posisi tabing LPG 3 kg dibalik dengan posisi katup ada dibawah. Dengan demikian campuran fraksi yang lebih berat ”Butane (C4) dan Pentane (C5)” yang ada di dalam tabung LPG 3 kg akan cenderung masuk terlebih dahulu kedalan tabung LPG 12 kg dibandingkan fraksi yang lebih ringan ”Propane (C3)”. Hal inilah yang mengakibatkan komposisi Butane (C4) dan Pentane (C5) lebih banyak pada tabung LPG 12 hasil penyuntikan. Sehingga ketika dilakukan pengecekan pada tabung LPG 12 kg hasil penyuntikan, dengan cara menggoyang-goyangkan ketika isinya telah habis, terdengar suara gemericik cairan yang diduga Butane (C4) dan Pentane (C5) yang masih tersisa. Hal ini juga mengakibatkan perubahan warna api menjadi agak merah karena tidak tepatnya komposisi antara campuran oksigen dan bahan bakar ketika terjadi pembakaran.

Untuk itu, kami mengharapkan bantuan dan partisipasi masyarakat termasuk rekan-rekan pemerhati kebijakan publik bersama-sama memerangi tindakan pengoplosan LPG karena kegiatan tersebut tidak hanya merugikan masyarakan dan Pertamina sebagai institusi bisnis tetapi juga sangat membahayakan keselamatan kita bersama. Kami berharap masyarakat dapat segera melaporkan kepada Kepolisian terdekat atau melalui contact Pertamina 500.000 apabila dijumpai aktivitas yang mencurigakan terkait LPG.

VP Corporate Communications Pertamina
Mochamad Harun
0811995229

Diupload kembali oleh :
Roberth MV

Pertamina Amankan Suplai BBM di Bengkulu

Pers Release PT PERTAMINA (PERSERO)
Unit Pemasaran BBM Retail Region II
Desember 2010

Pertamina Amankan Suplai BBM di Bengkulu
Masyarakat Dihimbau Tidak ”Panic Buying & Spekulan”

PT PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran BBM Retail Region II Palembang tetap berkonsentrasi dan fokus untuk menyalurkan dan mendistribusikan BBM bersubsidi di wilayah Sumbagsel, salah satunya adalah di Propinsi Bengkulu yang diberitakan mengalami antrian panjang bbm di SPBU akhir-akhir ini .

Adanya rasa cemas di masyarakat mengenai kesulitan dalam mendapatkan BBM di SPBU serta maraknya pengecer bbm di Propinsi Bengkulu melalui media massa akhir-akhir ini juga menjadi perhatian dan ditangani secara khusus oleh Pertamina.

Untuk itu kiranya perlu kami sampaikan beberapa hal sebagai klarifikasi dan konfirmasi informasi kepada media sekaligus memohon bantuan dan kerja sama dari media untuk dapat menyampaikan kepada masyarakat sehingga tidak terjadi kecemasan dan panic buying (pembelian BBM lebih besar dari normal), serta spekulan (pengecer bbm) yang justru akan menjadi masalah baru dalam pendistribusian BBM di masyarakat (praktek penimbunan dan kelangkaan BBM).

Berikut beberapa point penting yang dapat kami sampaikan kepada Saudara untuk melengkapi informasi dalam penulisan berita mengenai hal tersebut sekaligus sebagai klarifikasi resmi dari Pertamina Pms BBM Retail Region II,

Fenomena RUSH dan Antrian Panjang di SPBU di Wilayah Propinsi Bengkulu :
1. Berdasarkan pengamatan di lapangan, benar adanya antrian Panjang di SPBU untuk mendapatkan BBM, namun perlu kami sampaikan bahwa sampai saat ini Pertamina tetap melakukan suplai dan penyaluran ke SPBU secara normal. Hal ini ditujukan agar SPBU tetap memiliki stock BBM walaupun terjadi antrian panjang di SPBU. Fenomena antrian di SPBU juga menjadi pemicu opini di masyarakat bahwa “bbm sedang sulit”, sehingga justru secara tidak langsung menimbulkan “panic buying”. Kondisi ini juga berakibat munculnya “spekulan” untuk mendapatkan keuntungan dengan menjadi pengecer bbm.
2. Wacana kebijakan Pembatasan BBM Bersubsidi di tahun 2011 juga menjadi salah satu pemicu fenomena tersebut. Menyebabkan maraknya Spekulan dan Pengerit BBM (membeli bbm secara berulang-ulang di SPBU dan menjualnya secara eceran dengan harga diatas harga subsidi).
3. Fenomena ini menyebabkan konsumsi bbm menjadi lebih besar dan diatas rata-rata penyaluran normal per hari. Saat ini Pertamina sudah menyalurkan bbm 11% diatas rata-rata penyaluran per bulannya.
Langkah-Langkah Antisipasi dan Kordinasi :
Untuk mengantisipasi fenomena tersebut dan memberikan kenyamanan bagi masyarakat untuk memperoleh bbm, Pertamina telah berkordinasi dengan berbagai pihak antara lain :
1. Berkordinasi dengan Media baik media lokal maupun media nasional agar membantu memberikan sosialisasi kepada masyarakat dan turut memberikan informasi dan membentuk opini publik yang kondusif sehingga masyarakat tidak lagi melakukan panic buying dan menjadi spekulan bbm .
2. Berkordinasi dengan Kepolisian untuk penertiban dan keteraturan antrian di SPBU, serta melakukan sweeping spekulan sebagai therapy bertujuan untuk meniadakan pelaku-pelaku spekulan (pengecer bbm) dan pelaku pengeritan bbm di SPBU serta menindak tegas praktek penimbunan BBM.
3. Berkordinasi dengan Pemerintah Daerah dan DPRD, serta Walikota Bengkulu untuk bersama melaksanakan pencatatan plat nomer kendaraan yang membeli BBM untuk mengantisipasi pengerit dan Walikota telah mengeluarkan kebijakan pembatasan pembelian bbm di SPBU untuk mobil dan motor.
4. Pertamina sendiri saat ini telah melakukan langkah-langkah antisipasi secara internal antara lain :
• Melakukan Penjadwalan penyaluran BBM ke SPBU agar teratur dan sesuai dengan kesepakatan jumlah kebutuhan harian SPBU dan tidak terjadi penjualan diatas normal yang ekstrem.
• Memonitor Stock SPBU melalui program MS2 (Management Stock SPBU) agar dapat mendeteksi secara dini potensi SPBU kritis.
• Memaksimalkan kinerja Mobil Tanki dan Menambah jam kerja pelayanan di Depot Pertamina Pulau Baai agar stand by untuk melakukan pengiriman bbm ke SPBU.
• Menambah penyaluran Pertamax sebagai alternatif Premium mengingat saat ini animo masyarakat untuk mengkonsumsi Pertamax di Bengkulu terbilang tinggi.
• Melakukan Alih Suplai BBM dari Depot terdekat untuk memenuhi kebutuhan bbm di wilayah Bengkulu.

Masyarakat Dihimbau Tidak ”Panic Buying & menjadi Spekulan”
Pertamina Menghimbau Masyarakat untuk turut menciptakan kondisi yang kondusif dan bersama menanggulangi fenomena antrian bbm agar situasi di Bengkulu kembali normal, antara lain :
1. Masyarakat diharapkan tidak panik dan cemas sehingga berakibat melakukan “Panic Buying” (Membeli BBM secara berlebihan) di SPBU.
2. Tidak menjadi Spekulan, Pengecer, Pengerit BBM, maupun Menimbun BBM untuk mendapatkan keuntungan lebih dari kondisi saat ini yang justru akan memperpanjang kondisi rush di SPBU dan SPBU kritis.
3. Masyarakat dihimbau untuk tetap mengkonsumsi bbm seperti biasa dengan konsumsi normal dan mengajak masyarakat lain dalam “Gerakan Hemat BBM”.
Wacana Kebijakan Pembatasan BBM Bersubsidi yang digulirkan Pemerintah tentunya akan dilengkapi dengan mekanisme dan aturan yang jelas dan diprioritaskan untuk konsumen BBM yang dianggap mampu agar tidak menjadi salah sasaran dalam pemberian Subsidi BBM tersebut.
Pertamina saat ini bukan lagi sebagai regulator, namun menjadi operator yang ditugasi Pemerintah untuk menyalurkan BBM Bersubsidi sesuai dengan penentuan dan penunjukkan Pemerintah (Public Service Obligation / PSO). Oleh karenanya Pertamina juga mengharapkan agar pendistribusian BBM dapat dinikmati masyarakat sesuai dengan peruntukannya dan tidak terjadi salah sasaran maupun menyebabkan masyarakat yang berhak atas Subsidi BBM menjadi kesulitan untuk mendapatkan BBM.

Pertamina akan terus melakukan langkah progressive dalam menangani kondisi ini, antara lain dengan melakukan komunikasi yang efektif serta monitoring stock BBM di SPBU dan Satgas setempat, selain itu Pertamina juga membuka layanan hotline yang dapat diakses melalui nomor telp 500-000 atau (0711)518500.

Informasi terakhir yang diterima oleh Pertamina adalah pada hari ini, 07 Desember 2010 telah terjadi tindakan kriminal berupa Tindakan Pembakaran Mesin Dispencer Premium di SPBU No.24.373.50 di Kota Sarolangun pada pukul 09.55. Aksi pembakaran dilakukan oleh Oknum Pengecer BBM yang pada Senin Malam, 06.12.2010 bermaksud membeli BBM namun tidak dilayani oleh SPBU. Kemudian hari ini pelaku membakar dispencer Premium di SPBU tersebut. Kebakaran tidak meluas karena berhasil diatasi dengan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) di SPBU dan dengan mematikan seluruh aliran listrik serta operasi SPBU. Pelaku sampai saat ini masih dalam proses pengejaran oleh pihak yang berwajib dari Kepolisian Polres Sarolangun.
Kejadian ini adalah tindakan melanggar hukum dan sangat disayangkan oleh Pertamina, Hal ini menyebabkan tidak saja SPBU menjadi tidak beroperasi 100% namun juga kembali berimbas pada pelayanan penyaluran BBM yang timpang dan kembali masyarakat yang dirugikan.

Demikian kami sampaikan dan besar harapan kami bahwa release ini dapat menjadi acuan dan informasi untuk dimuat sebagai tanggapan kami dan menjadi informasi bagi masyarakat. Terima Kasih.

Ast.Man External Relation
Roberth MV

Suplai BBM Pertamina Untuk Jambi Aman & Normal

Pers Release PT PERTAMINA (PERSERO)
Unit Pemasaran BBM Retail Region II
25.11.2010

Suplai BBM Pertamina Aman & Normal
Manajemen SPBU Agar Berbenah

PT PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran BBM Retail Region II Palembang tetap berkonsentrasi dan fokus untuk menyalurkan dan mendistribusikan BBM bersubsidi di wilayah Sumbagsel, salah satunya adalah di Propinsi Jambi yang notabene mengkonsumsi BBM bersubsidi paling besar ke-3 dari 4(empat) propinsi lainnya yaitu Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, dan Bengkulu. Kuota BBM Bersubsidi untuk Jambi sendiri sekitar 17 % dari total Kuota BBM Bersubsidi untuk wilayah Sumbagsel (5 Propinsi).

Adanya rasa cemas di masyarakat mengenai kesulitan dalam mendapatkan BBM di SPBU serta tingginya harga BBM di pengecer di wilayah Tebo, Propinsi Jambi melalui media massa akhir-akhir ini juga menjadi perhatian dan ditangani secara khusus oleh Pertamina.

Untuk itu kiranya perlu kami sampaikan beberapa hal sebagai klarifikasi dan konfirmasi informasi kepada media sekaligus memohon bantuan dan kerja sama dari media untuk dapat menyampaikan kepada masyarakat sehingga tidak terjadi kecemasan dan panic buying (pembelian BBM lebih besar dari normal) yang justru akan menjadi masalah baru dalam pendistribusian BBM di masyarakat (praktek penimbunan dan kelangkaan BBM).

Berikut beberapa point penting yang dapat kami sampaikan kepada Saudara untuk melengkapi informasi dalam penulisan berita mengenai hal tersebut sekaligus sebagai klarifikasi resmi dari Pertamina Pms BBM Retail Region II,

1. Pertamina secara sistem telah melakukan suplai BBM bersubsidi sesuai dengan kebutuhan bbm berdasarkan kuota yang ada dan alokasi bbm di SPBU yang terdapat di wilayah Tebo, Propinsi Jambi. Diwilayah Tebo terdapat 3 SPBU yang beroperasi (SPBU No.24.372.23, No.24.372.31, dan No.24.372.40) dengan total suplai sebesar 52 KL/hari Premium dan 36 KL/hari Solar serta tambahan 5 KL/hari Solar melalui APMS.
2. Adapun jarak SPBU tersebut yang ada di wilayah Tebo tergolong cukup jauh dari Supply Point Depot Jambi dengan jarak tempuh antara 4,5 jam sampai 7,5 jam terjauh ke SPBU 24.372.31 yang ditempuh oleh Mobil Tangki BBM dengan rata-rata kecepatan 40-50 km/jam (demi safety dan kualitas produk, kecepatan tersebut adalah standar safety mobil tangki agar tidak kebut-kebutan dan menyebabkan kecelakaan). Tentunya kondisi ini juga menjadi pertimbangan Pertamina untuk menempatkan supply plan (rencana penyaluran) ke spbu di wilayah Tebo agar dapat diberangkatkan sesegera mungkin dari Depot Jambi.
3. Berdasarkan pengecekan melalui MS2 (Management Stock SPBU) yang terkoneksi secara online realtime baik di Depot Jambi maupun di Palembang sebagai kantor unit. Dapat kami sampaikan sebagai berikut :
• SPBU 24.372.31 dan SPBU 24.372.40 yang berada di bawah satu manajemen PT. Tembesu Jaya pada hari Senin, tanggal 22.11.2010 tidak memiliki DO (Delivery Order). Setoran 2 SPBU tersebut hanya cukup sampai dengan hari Minggu, tanggal 21.11.10.
• Mengingat bank tutup di hari Sabtu dan Minggu, seharusnya SPBU menyetor penebusan BBM di hari Jumat via bank untuk 3 hari (Sabtu, Minggu, dan Senin). Hal ini dikarenakan prosedur penebusan BBM adalah menyetor hari ini dan BBM diantar keesokan harinya. Sehingga menyebabkan 2 SPBU tersebut tidak punya DO untuk hari Senin dan mengalami kekosongan suplai, bukan karena tidak disuplai oleh Pertamina namun karena SPBU tidak melakukan penebusan bbm.
• Dengan kondisi demikian, maka hanya satu SPBU yang beroperasi di Tebo, yaitu SPBU 24.372.23. Dengan konsumsi normal seperti biasa namun 2 SPBU tidak beroperasi maka masyarakat menjadi kesulitan dan mengalami kekurangan bbm. Kondisi ini juga dipengaruhi dengan jarak tempuh yang jauh yang tidak memungkinkan SPBU 24.372.23 untuk disuplai 2 kali dalam satu hari maupun melakukan tambahan penebusan bbm di hari yang sama.
• Kondisi tersebut memicu munculnya spekulan (pengecer) yang memanfaatkan kesulitan masyarakat dengan menjual bbm bersubsidi dengan harga tinggi dan diatas harga resmi yang tentunya merugikan masyarakat.
4. Pertamina tentunya meminta kepada SPBU untuk berbenah diri dan memperbaiki manajemen SPBU selain Pertamina akan mengevaluasi performa SPBU tersebut, agar tidak sampai terjadi SPBU kosong karena tidak melakukan penebusan bbm. Baik dikarenakan kealpaan perencanaan manajemen SPBU maupun karena kekurangan financial untuk melakukan penebusan BBM.
5. SPBU telah mengikat kontrak dengan Pertamina untuk menjadi lembaga penyalur bbm dengan salah satu kesepakatan untuk dapat secara kontinyu memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui penjualan bbm dengan didukung manajemen dan kemampuan financial SPBU yang mumpuni. Apalagi bbm yang disalurkan adalah bbm bersubsidi dan menjadi kewajiban untuk menyalurkan bagi kebutuhan masyarakat.
6. Pertamina saat ini telah menambah jam kerja layanan di Depot jambi untuk mengatasi jarak tempuh terhadap titik-titik SPBU yang jauh letaknya dari Supply Point Depot Jambi. Pertamina menjamin apabila SPBU memiliki DO (Delivery Order) bbm maka bbm pasti dikirim dan Pertamina tetap menyalurkan bbm secara normal sesuai kuota dan kebutuhan tanpa adanya pengurangan secara sepihak tanpa penjelasan.
7. Pertamina akan terus melakukan langkah progressive dalam menangani kondisi ini, antara lain dengan melakukan komunikasi yang efektif serta monitoring stock BBM di SPBU dan Satgas setempat, selain itu Pertamina juga membuka layanan hotline yang dapat diakses melalui nomor telp 500-000 atau (0711)518500.

Demikian kami sampaikan dan besar harapan kami bahwa release ini dapat menjadi acuan dan informasi untuk dimuat sebagai tanggapan kami atas pemberitaan yang dimuat. Terima Kasih.

Ast.Man External Relation
Roberth MV

Kamis, 07 Oktober 2010

Pengumuman Pemenang & Penyerahan Simbolis Hadiah Olimpiade Sains Nasional Pertamina 2010


393 Mahasiswa Sumsel Berkompetisi Dalam OSN Pertamina 2010


Palembang, 07 Oktober 2010 – Olimpiade Sains Nasional Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia (OSN-PTI) Pertamina 2010 wilayah Sumsel yang telah dilaksanakan tanggal 27 September 2010 di Graha Pasca Sarjana UNSRI Oleh Pjs GM Pms BBM Retail Region II, Tri Okto Herdarmanto. Antusias mahasiswa untuk berpartisipasi dalam event akbar ini sangat besar terbukti dari jumlah peserta yang mencapai 393 mahasiswa dari berbagai jurusan dan Universitas di Sumsel yang ikut babak penyisihan seleksi tingkat propinsi. Acar ini juga yang serentak dilaksanakan di 33 universitas pada 33 propinsi seluruh Indonesia dengan total jumlah peserta mencapai 12.275 Mahasiswa.

OSN-PTI merupakan ajang paling bergengsi untuk uji kemampuan mahasiswa dalam bidang sains untuk mahasiswa Perguruan Tinggi, baik Negeri maupun Swasta di 33 provinsi di seluruh Indonesia dengan total hadiah Rp 2,7 Miliar sebagai bentuk komitmen Pertamina dalam bidang pendidikan. Bidang-bidang yang diperlombakan pada tahun ini yaitu Matematika, Fisika, Kimia dengan bidang Biologi yang tahun ini ikut diperlombakan.

Peserta yang berhasil melewati babak penyisihan pada hari ini akan diumumkan pada 1 Oktober 2010 untuk kembali diuji kemampuannya mengikuti babak final tingkat propinsi pada hari ini (7 Oktober 2010). dari hasil seleksi ini pemenang akan mengikuti kompetisi untuk babak final tingkat naisonal di jakarta 1-5 November 2010. Secara nasional nantinya akan tersaring 132 peserta terbaik dari 33 propinsi yang berhasil melewati seleksi tingkat propinsi untuk kembali bertanding di Jakarta menghadapi seleksi tingkat pusat mewakili propinsinya pada 1-5 Nopember 2010.

Untuk sumsel sendiri Pengumunan pemenang seleksi tingkat provinsi sekaligus penyerahan hadiah untuk pemenang I, II, III dilaksanakan di aula Fakultas MIPA UNSRI, Kamis (07/10) yang dihadiri Pembantu Rektor I Unsri, Zulkifli Hadi sedang dari Pertamina di turut hadir Ast Manager External Relation Roberth MV. Tiap pemenang masing-masing kategori untuk Juara I mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp 6 juta, juara ke-2 sebesar Rp 4 juta dan juara ke- 3 sebesar Rp 2 juta.

OSN-PTI Pertamina 2010 merupakan ajang unjuk kemampuan diri bagi mahasiswa seluruh Indonesia untuk dapat mengukur kemampuannya dalam bidang sains, sehingga diharapkan mampu mendorong mahasiswa Indonesia menjadi generasi muda yang berprestasi. “Mahasiswa harus berlomba-lomba untuk terus berprestasi mengingat tantangan bangsa Indonesia di masa depan makin besar, melalui Olimpiade Sains, Pertamina berharap dapat mencetak generasi muda yang cerdas dan berprestasi dalam menghadapi era globalisasi di masa mendatang” kata Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan.

Berikut nama nama pemenang :

1.Bidang Matematika
Juara 1 : Sukma Adi Perdana Matematika FMIPA UNSRI
Juara 2 : Angga Khaidarius Tek. Sipil Fak. Teknik UNSRI
Juara 3.: Yohanes Tek. Informatika STMIK MDP

2.Bidang Fisika
Juara 1 : Siti Aulia Fisika FKIP UNSRI
Juara 2 : Shanta Maria S Fisika FMIPA UNSRI
Juara 3 : Toni Irawan Fisika FKIP UNSRI

3.Bidang Kimia
Juara 1 : Budiono Kimia FKIP UNSRI
Juara 2 : Rizky Kimia FMIPA UNSRI
Juara 3 : Randy Juliansyah Kimia FMIPA UNSRI

4.Biologi
Juara 1 : Andre Hawari Tek. Informatika Fasilkom UNSRI
Juara 2 : Ahmad Firdaus Biologi FMIPA UNSRI
Juara 3 : Farhan Syahdi Biologi FMIPA UNSRI


PT Pertamina (Persero) adalah badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di bidang penambangan minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia. Saat ini, Pertamina berkomitmen mendorong proses transformasi internal dan pengembangan yang berkelanjutan guna mencapai standar internasional dalam pelaksanaan operasional dan tatakelola lingkungan yang lebih baik, serta peningkatan kinerja perusahaan sebagai sasaran bersama. Sebagai perusahaan migas nasional, Pertamina berkomitmen untuk mewujudkan keseimbangan antara pencapaian keuntungan perusahaan dengan kualitas pelayanan publik. Dengan 51 tahun pengalaman menghadapi tantangan di lingkungan geologi Indonesia, Pertamina merupakan perintis pengembangan usaha gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG).

Lingkup usaha Pertamina termasuk dalam melakukan eksplorasi dan produksi migas; pengolahan kilang minyak dan pemasaran produk-produk energi dan petrokimia; pengembangan BBM nabati, tenaga panas bumi dan sumber-sumber energi alternatif lain.

Kegiatan operasi dan fasilitas infrastruktur Pertamina tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Pertamina melayani kebutuhan energi bagi lebih dari 220 juta rakyat Indonesia.

Senin, 04 Oktober 2010

Press Release Konsumsi BBM H-7 s/d H+7 Puasa Lebaran 2010

Press Release
PT PERTAMINA (PERSERO) Pemasaran BBM Retail Region II Sumbagsel

Konsumsi BBM Naik 7 % dari Tahun Sebelumnya
(Lebaran 2010 VS Lebaran 2009)

Satgas BBM
Pertamina Pemasaran BBM Retail Region II Sumbagsel dengan 5 (lima) Propinsi wilayah kerja meliputi Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Bengkulu, dan Bangka Belitung per tanggal 21 September telah mengakhiri masa kerja Tim Satgas BBM yang khusus dibentuk untuk memonitor dan mengevaluasi serta menjamin ketersediaan BBM bagi masyarakat di Bulan Suci Ramadhan. Tim Satgas BBM bekerja dengan 2 shift (pagi dan sore) serta On Call 24 jam dan peninjauan langsung di lapangan. Hal ini dilakukan baik dari sisi retail bbm maupun depot bbm dari sisi suplai dan distribusi.
Alhamdulilah dapat kami sampaikan bahwa mulai Tim Satgas BBM mulai beroperasi sampai dengan berakhir tidak ada kendala maupun kondisi kritis yang menyebabkan masyarakat kesulitan dalam memperoleh bbm pada saat melakukan perjalanan mudik maupun pada saat arus balik yang melewati jalur kendaraan darat di wilayah Sumatera Bagian Selatan.
Kenaikan konsumsi BBM di wilayah Sumbagsel yang diprediksi akan tinggi, terutama dari sisi BBM Bersubsidi (Premium) dengan rata-rata peningkatan diprediksi dikisaran 8-10 % ternyata dapat dipenuhi dengan rata-rata kenaikan konsumsi dikisaran 7 % secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan pengguna kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat tidak sepenuhnya menggunakan Premium namun juga mengkonsumsi Pertamax untuk kendaraannya saat mudik maupun arus balik.
Tercatat bahwa dari mulai H-7 sampai dengan H+7 di tiga propinsi yang dilalui arus mudik dan arus balik (Jambi, Sumatera Selatan, dan Lampung) kenaikan konsumsi BBM per-propinsi mencapai angka rata-rata 8 % untuk premium di Jambi dan Sumatera Selatan, sementara di Lampung hanya tercatat sebesar 6 %. Apabila dihitung dari rata-rata peningkatan konsumsi BBM Premium Bersubsidi masih berada di angka 7%.
Fenomena ini diperkuat dengan peningkatan konsumsi Pertamax yang cukup tinggi apabila dibandingkan dengan konsumsi Pertamax di kurun waktu yang sama pada tahun 2009. Tercatat di tahun 2009 konsumsi Pertamax pada H-7 s/d H+7 mencapai 638 KL secara keseluruhan sementara di tahun 2010 mencapai 1176 KL yang berarti terjadi peningkatan konsumsi sebesar 84 %.
Hal ini menandakan bahwa Animo masyarakat terhadap Pertamax dan kesadaran masyarakat untuk lebih memilih Bahan Bakar berkualitas tinggi dan ramah lingkungan serta lebih baik bagi kinerja kendaraan dan keawetan mesin telah menunjukkan peningkatan yang signifikan. Tentunya performa mesin menjadi lebih baik yang menguntungkan bagi pemilik kendaraan serta turut melakukan penghematan beban subsidi untuk BBM Bersubsidi. Pertamina berterima kasih kepada masyarakat pengguna Pertamax dan akan menambah jumlah outlet penjual Pertamax demi kenyamanan pengguna Pertamax baik dalam penggunaan kendaraan untuk sehari-hari maupun perjalanan jauh sehingga semakin mudah dalam mendapatkan Pertamax bagi kendaraannya.

Wacana Pembatasan BBM Bersubsidi
Seperti yang sudah diwacanakan oleh Pemerintah melalui Menteri ESDM, Darwin Zahedy Saleh, bahwa per 1 Januari 2011 pelaksanaan konkret kebijakan pembatasan BBM akan diberlakukan dengan lokasi yang akan ditentukan kemudian. Pertamina khususnya Pemasaran BBM Retail Region II Sumbagsel sampai saat ini masih menunggu keputusan dan ketentuan dari Pertamina Pusat sejauh mana kebijakan tersebut termasuk wilayah / lokasi dimana kebijakan tersebut diberlakukan. Pertamina Pemasaran BBM Retail Region II saat ini lebih berkonsentrasi pada peningkatan kualitas layanan bagi masyarakat, lebih gencar dalam membina SPBU agar Pelayanan Tepat Jumlah, Tepat Kualitas, Tepat Layanan dan Semboyan 3S (Senyum, Salam, Sapa) lebih terasa di konsumen. Selain itu penggunaan Program Monitoring Stok SPBU (MS2) lebih dimaksimalkan dengan akurasi data dari SPBU dan ketepatan perencanaan penyaluran dari Pertamina sehingga masyarakat dapat dengan mudah dan nyaman membeli BBM dengan kualitas produk dan layanan yang excellent. Adapun berkenaan dengan kebijakan tersebut serta mekanisme pengaturannya diserahkan kepada Pemerintah dan Pertamina Pusat serta pihak terkait untuk dimatangkan terutama dari sisi pelaksanaan nantinya.
Pertamina Pemasaran BBM Retail Region II juga akan menambah suplai Pertamax di masyarakat untuk lebih memperkenalkan Pertamax dan memberikan solusi serta alternatif bagi masyarakat untuk dapat lebih mudah memperoleh dan mengkonsumsi Pertamax sebagai pengganti dari Premium Bersubsidi, terutama bagi kendaraan bermotor (mobil) diatas tahun 2005 maupun bagi kendaraan roda dua yang ingin mengkonsumsi Pertamax agar performa dan kinerja kendaraannya menjadi lebih baik.
Pertamax dengan RON 92 memiliki spesifikasi yang lebih ramah lingkungan, pembakaran lebih sempurna, dan baik bagi mesin kendaraan serta lebih irit. Pertamax juga sudah dilengkapi dengan kandungan deterjensi yang berguna sekaligus untuk membersihkan mesin dari sedimen/kerak yang disebabkan oleh penggunaan BBM dengan RON lebih rendah maupun sedimen akibat pembakaran di mesin. Harapan kedepan adalah masyarakat mulai beralih kepada Pertamax dan tentunya dapat turut mengurangi beban subsidi BBM yang saat ini cukup besar membebani APBN Pemerintah.



PT PERTAMINA (PERSERO)
Unit Pemasaran Sumbagsel
Ast.Man External Relation,


Roberth MV Dumatubun

Rabu, 25 Agustus 2010

Sambut Puasa dan Idul Fitri 1431 H, Pertamina Amankan Kebutuhan BBM & LPG

Sambut Puasa dan Idul Fitri 1431 H
Pertamina Amankan Kebutuhan BBM & LPG


Tanpa terasa kita segera menyambut Bulan Suci Ramadhan 1431 Hijriah yang dimulai pada awal bulan Agustus sampai dengan September saat kita merayakan Idul Fitri 1431 H nanti. PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Sumbagsel mengucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa kepada seluruh masyarakat Sumatera Bagian Selatan.
Adapun demi kelancaran dan kenyamanan masyarakat dalam menjalankan bulan suci menyambut hari kemenangan nantinya, Pertamina Pemasaran Sumbagsel telah menyiapkan berbagai strategi dan persiapan demi menjaga dan memberikan jaminan ketersediaan BBM maupun Gas LPG yang ada di wilayah kerjanya (meliputi 5 Propinsi : Sumatera Selatan,Jambi, Lampung, Bengkulu, dan Bangka Belitung).
Persiapan yang telah dilakukan oleh Pertamina Pemasaran Sumbagsel adalah sebagai berikut :

Dari Sisi Retail BBM :
1. Dibentuk SATGAS yang efektif mulai dari H-11 sampai H+15 efektif dari tanggal 30.08.10 smp 26.09.10 untuk setiap hari memantau perkembangan konsumsi BBM terutama di SPBU dan ketersediaan stok di Depot-Depot BBM Pertamina.
2. Berkordinasi dengan SPBU untuk memantau ketersediaan stok BBM di SPBU dan menerima laporan dan keluhan serta permintaan apabila terjadi indikasi lonjakan konsumsi BBM di SPBU dan menyebabkan stok kritis di SPBU. Pertamina meningkatkan Coverage Days BBM untuk Premium dari 5 hari dalam kondisi normal menjadi 8 hari dan untuk Solar dari 6 hari menjadi 8 hari di wilayah Sumbagsel.
3. Kenaikan konsumsi signifikan diprediksi akan terjadi di H-5 sampai H+5 dengan kenaikan berkisar antara 8-26 % dari konsumsi perharinya. Kenaikan drastis diprediksi terjadi di H-1 mencapai 46% dari konsumsi perhari total Sumbagsel.
4. Menghimbau dan meminta kepada Pihak Pengusaha SPBU untuk berkordinasi dengan Pihak Kepolisian dalam rangka meningkatkan keamanan di SPBU.
5. Menempatkan kantong BBM di SPBU yang rawan macet akibat arus mudik maupun arus balik.
6. Menghimbau dan meminta kepada SPBU untuk dapat beroperasi 24 jam terutama bagi SPBU yang ada di sepanjang jalur arus mudik dan arus balik nantinya agar masyarakat tidak kesulitan dalam mengisi BBM. Pertamina juga menunjuk SPBU Satgas yang beroperasi 24 jam yang juga sebagai SPBU Pasti Pas, menjual Pertamax, dan sebagai pelaksana program SPBU Posko Pembagian Takjil bagi masyarakat pemudik.
7. Berkordinasi dengan fungsi Suplai dan Distribusi (internal Pertamina) untuk lebih mengamankan dari sisi Suplai dan Distribusi BBM, termasuk untuk pengoptimalan Mobil Tangki dan Penambahan Armada Mobil Tangki BBM.
8. Memberikan informasi kepada masyarakat dimana titik-titik SPBU Pertamina Pasti Pas yang ada di sepanjag jalur mudik/balik agar masyarakat lebih nyaman dan memberikan pelayanan yang terbaik saat menempuh perjalanan dan mengisi BBM.
9. Apabila diperlukan Pertamina juga bersiap untuk mematangkan wacana untuk pola pelayanan kredit kepada SPBU demi terpenuhinya kebutuhan BBM di SPBU serta berkordinasi dengan Bank Persepsi Pertamina agar penyetoran penebusan BBM dapat tetap dilayani dengan baik.

Dari Sisi Suplai dan Distribusi :
1. Bergabung dengan Retail dalam hal penugasan SATGAS BBM dalam rangka Puasa dan Lebaran.
2. Menyiapkan strategi alih suplai dengan menggunakan mobil tanki apabila di disalah satu depot atau wilayah kerjanya mengalami penipisan stok BBM akibat peningkatan konsumsi yang signifikan. Diprediksi kenaikan cukup tinggi akan terjadi di wilayah Sumatera Selatan, Lampung, dan Jambi.
3. Saat ini sedang melakukan maintenance/perawatan service untuk kapal pengangkut BBM agar dapat beroperasi maksimal di perairan dan menambah daya dukung pengamanan angkutan BBM.
Jumlah Mobil Tangki :
1. Sumsel = Premium : 65 unit Solar = 45 Unit
2. Jambi = Premium : 20 Unit SOlar = 22 Unit
3. Bangka = Premium : 13 Unit Solar = 14 Unit
4. Bengkulu = Premium : 8 unit Solar = 5 Unit
6 Lampung = Premium : 39 Unit Solar = 25 unit
Untuk Kertapati ditambahkan 5 Unit X 16 KL untuk Premium dan 1 Unit berkapasitas 10 KL untuk Pertamax.
Untuk Lampung ditambahkan 4 X 32 KL Mengangkut Multi Produk

4. Apabila diperlukan melakukan penambahan pola angkut melalui mobil tanki untuk menambah kehandalan angkutan BBM via darat.
5. Dalam kondisi emergency, mobil tanki industri dapat dikerahkan untuk ikut mengangkut BBM bersubsidi demi kelancaran suplai BBM dan memberikan identitas Satgas Lebaran di Mobil Tangki serta menginfokannya kepada Kepolisian.
6. menerapkan Built Up Stock di depot-depot agar meningkatkan ketahanan stok BBM di depot.
7. Untuk saat ini ketahanan stok BBM rata-rata diatas 6 hari sehingga sangat aman untuk menjamin ketersediaan stok BBM pada saat puasa dan lebaran.
8. menambah jam kerja pelayanan di depot sampai malam hari apabila dibutuhkan untuk menyelesaikan pelayanan penyaluran BBM pada hari itu juga.
Dari Sisi Gas Domestik (Gas LPG) :
1. Stok LPG masih dapat memenuhi kebutuhan walaupun terjadi kenaikan konsumsi LPG yang diprediksikan sekitar 10%.
2. Menggunakan kendaraan / mobil G-Serve yang akan mobile dan meninjau langsung ke lokasi apabila terdapat laporan dari masyarakat adanya kelangkaan atau kesulitan dalam mendapatkan LPG.

Dari Sisi Kontribusi Non Teknis / Non Energi :
1. Pertamina telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan PMI Kota Palembang untuk bekerja sama dengan sistem pemberian bantuan melalui Corporate Social Responsibility (CSR) sekitar Rp. 318.000.000 (Tiga Ratus Delapan Belas Juta Rupiah) untuk menyelenggarakan lomba posko pertolongan pertama PMI Kota Palembang di 16 titik kecamatan di Kota Palembang dari H-5 sampai dengan H+5 yang diadakan sekaligus untuk mendukung Posko Ketupat Lebaran yang sudah ada.
2. Selain Lomba posko PMI, Pertamina juga memberikan bantuan berupa peralatan dan kelengkapan posko tersebut yang diserahkan untuk dikelola oleh PMI Kota Palembang berupa :
- 1 (satu) unit sepeda motor ambulans
- 32 (tiga puluh dua) unit valbed
- 16 (enam belas) unit tandu
- 320 (tiga ratus dua puluh) set rompi dan topi
- Persediaan obat-obatan
- Kebutuhan operasional dan perlengkapan posko selama 10 (sepuluh) hari.
Demikian beberapa strategi dan langkah-langkah antisipasif yang disiapkan oleh Pertamina dalam rangka mengamankan ketersediaan BBM menjelang puasa dan lebaran sesuai dengan Komitmen Pertamina dalam memberikan pelayanan yang maksimal dan mengutamakan kenyamanan masyarakat dalam menyambut hari Raya Idul Fitri 1431 H dan melakukan perjalanan menemui keluarga dan handai taulan di kampung halaman tanpa kesulitan untuk mendapatkan BBM.

Selamat menunaikan Ibadah Puasa..menyambut Hari Kemenangan 1431 H.


PT PERTAMINA (PERSERO)
Unit Pemasaran Sumbagsel
Ast.Man External Relation,


Roberth MV Dumatubun
Catatan : Data Statistik Terlampir (di halaman bawah).
Data Lampiran :
Sehubungan dengan jalur Mudik dan Frekuensi Penggunaan Lintas Sumatera dalam rangka melakukan perjalan mudik maupun arus balik, maka Pertamina Pemasaran Sumbagsel memfokuskan pada 3(tiga) Propinsi di sepanjang jalur tersebut yaitu Propinsi Jambi, Propinsi Sumatera Selatan, dan Propinsi Lampung.

Sehubungan dengan Konsumsi dan Prediksi kebutuhan BBM saat bulan puasa dan ramadhan, berikut kami sampaikan data realisasi dan prediksi konsumsi BBM di Wilayah Kerja Pertamina Pemasaran Sumbagsel.

BBM PREMIUM
Propinsi -Agustus 2010 (A) September 2010 (B) A vs B (+ / -)
Sumatera Selatan 58.045-- 58.953-- 5 %
Lampung 54.843-- 57.803-- 9 %
Jambi 29.503-- 34.262-- 20 %
Bengkulu 15.348-- 15.744-- 6 %
Bangka Belitung 18.973-- 19.270-- 5 %

BBM SOLAR
Propinsi -Agustus 2010 (A) September 2010 (B) A vs B (+ / -)
Sumatera Selatan 44.198-- 38.114-- minus 10 %
Lampung 38.725-- 32.653-- minus 12 %
Jambi 21.272-- 18.547-- minus 09 %
Bengkulu 5.893-- 5.195-- minus 08 %
Bangka Belitung 14.978-- 12.486-- minus 13 %

Kamis, 08 Juli 2010

TELITI DAN HATI-HATI AMAN & NYAMAN PAKAI ELPIJI

Pers Release PT PERTAMINA (PERSERO)

Unit Pemasaran BBM Retail Region II

08.07.2010

 

TELITI DAN HATI-HATI

AMAN & NYAMAN PAKAI ELPIJI

 

PT PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran BBM Retail Region II Palembang  melalui Unit Bisnis Gas Domestik (Gasdom) saat ini lebih menekankan untuk  berkonsentrasi dan fokus dalam mendistribusikan LPG beserta tabung dan  mensosialisasikan mengenai aspek safety dan handling LPG yang aman. Hal ini sebagai respon proaktif dari Pertamina terhadap fenomena kejadian kecelakaan akibat LPG yang terjadi baik di Pulau Jawa maupun sejumlah kejadian di Sumatera Selatan.

 

Adanya rasa cemas dan ketakutan di masyarakat untuk menggunakan produk LPG terutama LPG 3Kg karena bahaya kebakaran dan maraknya tabung illegal tidak berstandar SNI yang seperti diberitakan oleh media massa akhir-akhir ini juga menjadi perhatian dan ditangani secara khusus oleh Pertamina.

Untuk itu kiranya perlu kami sampaikan beberapa hal sebagai klarifikasi dan konfirmasi informasi kepada media sekaligus memohon bantuan dan kerja sama dari media untuk dapat menyampaikan kepada masyarakat sehingga tidak terjadi kecemasan dan ketakutan serta memperkaya wawasan dan pengetahuan masyarakat agar dapat menggunakan LPG dengan aman dan nyaman.

Berikut beberapa point penting yang dapat kami sampaikan kepada Saudara untuk melengkapi informasi dalam penulisan berita mengenai hal tersebut sekaligus sebagai informasi resmi dari Pertamina Pms BBM Retail Region II,

Cara Tepat Membeli Tabung Isi Ulang LPG 3 Kg :

  1. Lakukan pembelian isi ulang tabung di outlet/lembaga penyalur resmi (beridentitas) yang ditunjuk Pertamina ataupun di outlet (toko/supermarket/warung) yang jelas dan dikenal oleh pembeli.
  2. Periksa tabung sebelum membeli dan perhatikan ciri-ciri tabung resmi LPG 3Kg sebagai berikut :

-          Kondisi tabung baik (tidak rusak/peyot dan tidak berkarat atau mengeluarkan aroma khusus LPG (indikasi bocor).

-          Apabila memungkinkan celupkan LPG ke dalam air untuk memastikan tidak ada kebocoran gas pada tabung isi ulang.

-          Pastikan tabung LPG dilengkapi dengan logo Pertamina timbul, nomer produksi tabung, jadwal uji ulang, logo SNI, Identitas tabung, dan masih tertutup rapat baik segel plastic agen maupun segel dari Pertamina.

-          Timbang tabung LPG untuk mengetahui berat tabung yang sesuai (berat kosong tabung 5 kg dan berat gas LPG 3 kg, sehingga berat total tabung isi ulang 8kg)

  1. Mintalah nota pembelian di lembaga penyalur resmi LPG ataupun di outlet lain apabila memungkinkan untuk bukti pembelian dan dapat digunakan untuk melacak asal tabung apabila konsumen merasa dirugikan.

Cara Tepat Perawatan dan Penggunaan LPG 3 Kg :

  1. Pasanglah dengan sempurna dan hati-hati saat melakukan penggantian tabung ke regulator. Periksa ulang apakah regulator, selang, tabung, dan kompor sudah terhubung dengan baik dan tidak yang longgar. Diamkan sejenak agar gas dapat mengalir terlebih dahulu ke dalam selang baru kemudian kompor dicoba untuk dinyalakan.
  2. Letakkan tabung gas di tempat yang tidak terlalu dekat dengan kompor (dibawah) sehingga tidak terkena radiasi panas kompor. Jangan letakkan selang dibawah kompor sehingga terkena radiasi panas kompor. Usahakan tabung dan regulator dapat terpasang tegak lurus agar regulator tidak cepat rusak akibat pemasangan/letak tabung yang menyebabkan regulator miring.
  3. Selalu bersihkan dapur anda beserta kompor serta sekitar kompor agar selang tidak bocor terkena minyak panas atau terkena bekas makanan sehingga menarik gigitan tikus yang menyebabkan kebocoran.
  4. Lengkapi dapur dengan saluran ventilasi yang berada di bwah agar menjadi sirkulasi udara dan cepat melarutkan gas ke udara apabila ada kebocoran.
  5. Gunakan kompor untuk memasak secara normal mengingat dengan penggunaan yang lama dan terus menerus tentunya akan mengurangi usia pakai baik selang, regulator, maupun kompor.
  6. Gunakan Kompor, Selang, Regulator, dan Tabung Asli/Legal yang berstandarkan SNI. Tim Investigasi Insiden LPG Pertamina pada saat menindaklanjuti kasus kebakaran akibat LPG di Banyuasin menemukan bahwa selang untuk gas LPG yang digunakan adalah bukan selang untuk dipergunakan menyalurkan gas LPG dan menggunakan kompor modifikasi.

Cara Penanggulangan Saat terjadi Kebocoran Gas :

  1. Segera lepas regulator dari tabung dan bawa tabung keluar ruangan, taruh di luar dengan udara bebas yang dapat melarutkan gas LPG yang bocor ke udara apabila tercium bau khas LPG tanda adanya kebocoran / gas yang terlepas.
  2. jangan menyalakan listrik, kompor, merokok, atau menyalakan sumber api saat terindikasi terjadi kebocoran gas.
  3. Bersikap tenang dan jangan panik, siapkan selalu karung basah atau air didekat lokasi kompor atau dapur Anda untuk keadaan darurat.
  4. Segera hubungi / bertanya kepada orang terdekat / tetangga apabila Anda ragu dan tidak faham betul untuk memasang ataupun mengganti ulang tabung LPG 3 Kg.

 

Pengawasan Lingkungan :

  1. Mari bersama teliti dan hati-hati dalam mengamati dan mengawasi peredaran tabung gas LPG 3 Kg yang ada di lingkungan Anda. Tabung LPG sebaiknya jangan dibiarkan terkena panas dan hujan setiap hari karena akan mengurangi kualitas tabung dan menyebabkan karat serta keropos penyebab kebocoran (warung/pengecer hanya menaruh LPG yang dijual di luar tanpa penutup dari hujan dan panas matahari langsung.
  2. Saling mengingatkan untung teliti dan hati-hati dalam membeli isi ulang LPG 3 Kg dan saling memberi informasi mengenai pengetahuan dan keamanan LPG 3 Kg.
  3. Segera laporkan ke Kepolisian apabila masyarakat melihat dan mendapati tindak penyelewengan LPG dengan cara “menyuntik” untuk mengurangi isi maupun tabung LPG 3 Kg yang Ilegal.
  4. Menghubungi Call Center Pertamina di Nomor 500000 ataupun 0711-518500 untuk wilayah Sumbagsel lengkap dengan data-data pelapor yang diperlukan apabila ingin memberi masukan maupun melaporkan hal-hal yang berkaitan dengan LPG.

 

Pertamina bersifat sebagai operator dan bukan regulator untuk kebijakan konversi maupun pendistribusian LPG secara keseluruhan. Pertamina hanya memiliki kewenangan dan tanggungjawab untuk menyediakan LPG sebagai distributor dan mengawasi agar tabung LPG 3 Kg memenuhi standarisasi yang diperlukan (SNI) dan layak untuk didistribusikan ke masyarakat. Pertamina sendiri tetap melakukan quality control terhadap kelayakan tabung LPG dan berusaha semaksimal mungkin agar tabung LPG beserta isinya aman untuk digunakan masyarakat. Sedangkan untuk asesoris(selang, regulator, dan kompor) menjadi kewenangan dari Pemerintah melalui instansi yang terkait di dalamnya.

Demikian kami sampaikan dan besar harapan kami bahwa release ini dapat menjadi acuan dan informasi untuk dimuat sebagai salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan dan mewujudkan rasa aman dan nyaman dalam menggunakan LPG. Terima Kasih.

Ast.Man External Relation

Roberth MV

Rabu, 07 Juli 2010

Pertamina Youth Program 2010 in Palembang

Pertamina Pemasaran BBM Retail Region II Terima Mahasiswa Peserta Pertamina Youth Program


PERTAMINA YOUTH PROGRAM
200 Mahasiswa se-Sumatera Belajar Distribusi BBM

PALEMBANG. Sekitar 200 orang mahasiswa dan dosen dari berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di seluruh Pulau Sumatera mengunjungi Pertamina Depot Kertapati (Rabu 7/7). Mereka adalah para peserta Pertamina Youth Program (PYP) Tahun 2010 yang diadakan oleh PT Pertamina (Persero). Tahun ini, Palembang terpilih menjadi tuan rumah pelaksanaan di regional Sumatera.

PYP merupakan salah satu bentuk kepedulian Pertamina kepada dunia pendidikan tinggi di Indonesia. Program ini bertujuan untuk memperkenalkan bisnis migas lebih dalam kepada para mahasiswa. Sudah sepatutnya bisnis migas dikenal baik oleh masyarakat terutama generasi muda yang kedepannya akan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa. Selama ini para mahasiswa mengenal Pertamina melalui media massa ataupun literatur, moment ini adalah kesempatan yang sangat baik dan langka bagi mahasiswa untuk dapat melihat dari dekat dan memperoleh informasi langsung dari sumber pertama tentang bisnis migas.

Dalam sesi-sesi diskusi, peserta sangat antusias mengajukan pertanyaan-pertanyaan terutama tentang isu-isu aktual, seperti langkah-langkah Pertamina dalam mengatasi kecelakaan-kecelakaan Elpiji dan pencegahannya. Mereka dapat mengamati langsung ketatnya prosedur Quality Control di LPG Filling Plant Pulau Layang sehingga tabung rusak tidak bisa lolos beredar ke pasar.


Sementara di Depot Kertapati, mahasiswa mengamati bagaimana BBM disimpan di tanki timbun dan disalurkan ke SPBU-SPBU melalui mobil-mobil tanki setiap hari tanpa mengenal hari libur. Para petugas depot memperlihatkan sistem yang automatic dan computerized pengisian BBM dari filling shed ke mobil tanki.

Di SPBU Jl. A. Yani Plaju, para petugas menjelaskan bahwa BBM yang diterima dari Depot selalu diperiksa kualitasnya dengan cara pengambilan sampel, sehingga konsumen dipastikan menikmati BBM dengan kualitas terjaga.

“Diharapkan setelah program ini, mahasiswa bisa lebih memahami bisnis migas dan posisi Pertamina dan dapat menyebarkan pelajaran yang mereka peroleh disini kepada rekan-rekan sesama mahasiswa lainnya. Tentu saja, kami berharap mahasiswa dapat tetap kritis dan berwawasan. Dalam kesempatan 4 hari ini, kami pun mendapat banyak sekali input atau masukan dari rekan-rekan mahasiswa,” jelas Roberth M. V., Asisten Manajer External Relation Pertamina Pemasaran BBM Retail Region II.

PYP diadakan selama 4 hari berturut-turut, sejak tanggal 4 hingga 7 Juli 2010. Para peserta merupakan perwakilan dari perguruan tinggi se-Sumatera dengan persyaratan IPK minimal 2,75 dan aktif dalam kegiatan kemahasiswaan. Peserta diajak mempelajari Pertamina dari hulu yaitu eksplorasi dan produksi di Pertamina EP Prabumulih, hingga ke hilir, yaitu proses pengolahan minyak di Kilang Refinery Unit III Plaju, pengisian dan pendistribusian Elpiji di Filling Plant LPG Pulau Layang, suplai dan distribusi BBM di Depot Kertapati, serta pemasaran BBM dan pelayanan konsumen di SPBU Jl. Jend. A. Yani Plaju. Mereka juga mendapatkan pengetahuan tentang keunggulan produk-produk Pertamina seperti Pertamax, BBM untuk industri dan perkapalan, pelumas Fastron dan Enduro serta Elpiji.

Jumat, 25 Juni 2010

Pertamina Sosialisasikan Safety LPG

PERTAMINA SOSIALISASIKAN SAFETY LPG

(AMAN & NYAMAN PAKE LPG)

Pertamina sangat prihatin dan tentunya sangat perhatian terhadap maraknya kasus kecelakaan/kebakaran akibat LPG. Dari awal konversi mulai dilakukan di Kota Palembang, bahkan sebelum launching konversi dilaksanakan pertamina telah melakukan edukasi dan sosialisasi mengenai konversi dan tatacara pemasangan, penggunaan, dan perawatan paket konversi LPG 3 kg yg diberikan secara gratis kepada masyarakat sebagai ganti dari minyak tanah subsidi.

Sampai hari inipun pertamina melalui fungsi Gas Domestik terus menerus melakukan sosialisasi baik melalui media massa maupun melalui sosialisasi door to door langsung ke lingkungan tempat tinggal warga dalam rangka kembali mengingatkan pentingnya pemasangan, penggunaan, dan perawatan LPG yang tepat agar meminimalisir dan mencegah ancaman kebakaran terhadap pemakai LPG.

Paket konversi yang didistribusikan ke masyarakat telah melalui proses seleksi dan Quality Control yang ketat dan terdaftar di Depnaker sehingga setiap tabung LPG memiliki sertifikat dan resmi adanya serta sesuai standar SNI dan aman untuk digunakan oleh masyarakat dengan penggunaan normal dan sesuai.

Untuk pengawasannya, Pertamina melakukan beberapa kali tahapan pengecekan baik mulai tabung diterima di Depot LPG maupun setelah digunakan masyarakat dan dikembalikan untuk isi ulang.

Pengecekan ini kurang lebih meliputi pengecekan tabung dengan merendamnya di dalam air untuk mengetahui apakah bocor atau tidak, maupun pengecekan kondisi fisik tabung apakah layak untuk didistribusikan. pertamina juga bersama agen dan pangkalan selalu menyerukan agar saat pengisian ulang/tukar tabung agar diperiksa apakah tabung dlm keadaan baik dan memang tabung resmi dr Pertamina. Tentu saja mengingat konversi di Sumsel sudah selesai, Pertamina lebih fokus pada pengecekan kelayakan tabung LPG yang akan didistribusikan ke masyarakat termasuk seal karet di dalam valve tabung.

Pertamina juga berharap dan sangat setuju dengan Bpk. Rizal Kenedy Komisi II DPRD Sumsel bahwa pengawasan juga harus melibatkan seluruh lapisan baik instansi pemerintah bahkan sampai masyarakat sekalipun demi terwujudnya rasa aman dan nyaman bagi masyarakat dalam menggunakan LPG.

Pertamina juga mohon dukungan untuk bersama-sama mengantisipasi dan bahkan memberikan tindakan tegas bagi oknum yang secara sengaja melakukan tindakan kriminal dengan mengurangi isi tbg LPG atau ikenal dengan "menyuntik atau LPG kentut". Praktek melanggar hukum ini yg diindikasikan penyebab rusaknya seal karet yang menyebabkan LPG bocor dan terbakar. Selain itu cara penanganan tabung saat pengiriman atau penyimpanan juga perlu diperhatikan. banyak ditemui bahwa lpg hanya dilempar-lempar saat diangkut ke dalam truk ataupun saat menurunkannya.

Namun secara keseluruhan Pertamina sangat appreciate akan perhatian dan masukan yg disampaikan oleh wakil rakyat dalam rangka mengingatkan pentingnya faktor safety LPG.
Pertamina akan terus melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai hal ini dan berharap agar seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah juga berkolaborasi dan berkordinasi demi kenyamanan dan keamanan masyarakat dalam menggunakan LPG.

Hal ini menjadi sangat penting mengingat Program Konversi Energi adalah Program yang dicanangkan oleh Pemerintah Pusat secara langsung dan Pertamina adalah salah satu pihak yang ditunjuk selaku BUMN di BIdang MIgas sebagai pelaksana lapangan dan pendistributor gas LPG.

Sekian dan Terima Kasih.

(Opini Anggota Komisi II DPRD Sumsel)

Dewan Minta Standardisasi Tabung Gas Di Kroscek

PALEMBANG () – DPRD Sumsel meminta Pertamina untuk menangani langsung masalah standardisasi tabung gas elpiji. hal tersebut dikatakan Anggota Komisi II DPRD Sumsel Rizal Kenedy mengingat masalah karet tabung seringkali menjadi penyebab kebocoran gas yang berujung ledakan.

“Melihat beberapa kejadian di beberapa daerah terkait masalah tabung gas elipji ini, kami merasa sangat khawatir dengan adanya ledakan yang sampai menimbulkan korban jiwa. Kalau masalah ini terus di biarkan, sama saja pertamina mengirim bom ke rumah rumah penduduk,” kata Rizal di kantornya kemarin.

Menurut politisi PPP ini ledakan yang terjadi sering disebabkan karena kebocoran gas dari aksesoris yaitu, selang, regulator, karet, maupun kompor. untuk itu dia berharap pertamina lebih meningkatkan pengecekan karet selang.

Dia mengtakan pengecekan tabung sebaiknya dilakukan secara berkala di tempat instalasi dan stasiun pengisian gas Pertamina. dia juga berharap, tak hanya pertamina yang pro aktif dalam menyikapi masalah ini, namun pihak terkait juga ikut aktif dalam mengurangi resiko terjadinya ledakan akibat tabung gas.

“Karena ini bukan hanya tanggung jawab Pertamina untuk mengecek, ini juga menjadi tanggung jawab Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta aparat terkait," jelasnya.

Riza juga berharap Pertamina kembali melakukan sosialisasi untuk memberikan pengetahuan dalam rangka mengurangi risiko ledakan akibat ketidaktahuan warga.

“Melihat kejadian yang sudah ada, ini merupakan inikasi kegagalan pertamina dalam melakukan konversi minyak tanah ke elpiji. kami harap ini segera diatasi,” ulasnya.

Gerakan Cinta BBM Non Subsidi

Palembang - Bertambahnya jumlah kendaraan bermotor di Indonesia, dari tahun ke tahun berdampak pada permintaan bahan bakar dalam negeri. Berdasarkan data tahun 2008 yang dirilis Kepolisian RI, jumlah kendaraan di seluruh Indonesia mencapai 65.273.451, dengan rata-rata pertumbuhan 9% pertahun, diperkirakan jumlahnya pada tahun 2010 ini mencapai 77 juta lebih. Sementara di Sumsel saja, jumlah kendaraan bermotor pada tahun 2010 ini diperkirakan mencapai 1,8 juta unit dengan rata-rata pertumbuhan 20% setiap tahunnya.

Selain permintaan bahan bakar meningkat, kecenderungan masyarakat menggunakan BBM bersubsidi, berdampak pada pembengkakan beban subsidi bahan bakar yang dikeluarkan oleh pemerintah. Pada APBNP 2010, tercatat subsidi BBM dan LPG mencapai RP 88,89 triliun. Realisasi subsidi BBM yang dirilis Kementrian Keuangan hingga semester pertama 2010 mencapai Rp 22,7 triliun. Jumlah ini naik hampir lima kali lipat dibandingkan realisasi tahun sebelumnya pada periode yang sama sebesar Rp 5,8 triliun.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, lewat Dirjen Migas Evita Legowo menegaskan  pada tahun 2010, Pemerintah hanya menyediakan 36,5 juta kiloliter BBM bersubsidi. Pemerintah terpaksa membatasi konsumsi BBM subsidi karena jika dibiarkan volume penggunaan akan meningkat hingga 40,1 juta kiloliter, yang berpengaruh pada beban APBN.

Untuk itulah di Sumatera Selatan  “Gerakan Cinta BBM Non Subsidi” diserukan, demi mengantisipasi keterbatasan BBM bersubsidi. Sebuah gerakan moral untuk menarik simpati serta mengajak masyarakat, utamanya pemakai kendaraan pribadi roda empat, khususnya golongan masyarakat mampu, agar peduli  memakai BBM non subsidi, sehingga bisa meringankan beban negara.

“Gerakan Cinta BBM Non Subsidi” dilaksanakan serentak di sepuluh kota besar di Indoensia pada Sabtu, 26 Juni 2010, di  Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Palembang, Balikpapan, Denpasar dan Makassar.  Di Palembang, aksi simpatik yang dibuka di Bundaran Air Mancur Jl. Jend. Sudirman ini juga melibatkan Distamben Provinsi Sumatera Selatan, Distamben Kota Palembang dan Pertamina.

Kampanye ini menggelorakan semangat Cinta BBM Non Subsidi untuk menggugah kesadaran masyarakat agar turut membantu mengurangi beban subsidi  pemerintah, sekaligus membantu rakyat kecil, serta peduli lingkungan dengan menggunakan Bahan Bakar Khusus ramah lingkungan. Dalam kampanye ini dibagikan sticker Saya Cinta BBM Non Subsidi dan juga bibit pohon kepada masyarakat yang melintas.

 

Mengapa memakai Bahan Bakar Khusus yang tidak di subsidi Pemerintah ?

Bahan Bakar Khusus Non Subsidi seperti Pertamax, dan Pertamax Plus (untuk mesin Bensin) atau Pertamina Dex  (untuk mesin solar), memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan BBM subsidi. Banyak keuntungan dengan memakai BBM Non subsidi, seperti kandungan oktan yang lebih tinggi sehingga mampu membuat mesin lebih bertenaga.

Namun, oktan hanya sebagian kecil dari keuntungan menggunakan Bahan Bakar Khusus Non Subsidi. Keuntungan lainnya yakni mengandung zat pembersih sehingga membuat saluran bahan bakar kendaraan menjadi bersih, mulai dari tempat penampungan hingga ke ruang bakar sehingga pembakaran menjadi sempurna. Otomatis ruang bakar mesin menjadi bersih, umur oli di dalam mesin menjadi lebih panjang, dan membuat mesin awet.  Zat pembersih ini juga mengurangi emisi Hidro Carbon (HC) yang lebih ramah untuk lingkungan, dan juga aman bagi kesehatan si pengendara.  


Versi Pertamina Pusat jakarta

Media Contact: 

B. Trikora Putra

VP Corporate Communication

PT Pertamina (Persero)

No. telp (mobile): 08124306922 

Pertamina Dukung “Gerakan Cinta BBM Non Subsidi”

Jakarta - Bertambahnya jumlah kendaraan bermotor di Indonesia, dari tahun ke tahun berdampak pada permintaan bahan bakar dalam negeri. Berdasarkan data tahun 2008 yang dirilis Kepolisian RI, jumlah kendaraan di seluruh Indonesia mencapai 65.273.451, dengan rata-rata pertumbuhan 9% pertahun, diperkirakan jumlahnya pada tahun 2010 ini mencapai 77 juta lebih.

Selain permintaan bahan bakar meningkat, kecenderungan masyarakat menggunakan BBM bersubsidi, berdampak pada pembengkakan beban subsidi bahan bakar yang dikeluarkan  pemerintah, hingga pemerintah berinisiatif menggalang “Gerakan Cinta BBM Non Subsidi”.

Pertamina mendukung gerakan moral ini, yang bertujuan menarik simpati serta mengajak masyarakat, utamanya pemakai kendaraan pribadi roda empat, khususnya golongan masyarakat mampu, agar peduli  memakai BBM non subsidi, sehingga bisa meringankan beban negara.

“Gerakan Cinta BBM Non Subsidi” dilaksanakan serentak di sepuluh kota besar di Indonesia pada Sabtu, 26 Juni 2010, di  Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Palembang, Balikpapan, Denpasar dan Makassar.  Aksi simpatik yang dibuka secara simbolis di Bundaran HI ini, melibatkan Kementrian ESDM, dalam hal ini Direktorat Jendral Migas,  BPH (Badan Pengatur Hilir) Migas, PT. Pertamina, dan Hiswana (Himpunan Wiraswasta Nasional) Migas.

Sekitar seribu peserta kampanye akan menggelorakan semangat Cinta BBM Non Subsidi untuk menggugah kesadaran masyarakat agar turut membantu mengurangi beban subsidi  pemerintah, sekaligus membantu rakyat kecil, serta peduli lingkungan dengan menggunakan Bahan Bakar Khusus ramah lingkungan.

Gerakan Cinta BBM Non Subsidi di SPBU Pertamina

Selain di pusat keramaian, Gerakan Cinta BBM Non Subsidi juga akan digelar di seluruh SPBU Pertamina di sepuluh kota, yang mengajak kendaraan pribadi roda empat menggunakan bahan Bakar Khusus ramah lingkungan, seperti Pertamax, Pertamax Plus, dan Pertamina Dex. Kegiatan ini juga diikuti dengan pembagian dan pemasangan sticker di kendaraan pribadi, berisi slogan tentang kesadaran masyarakat untuk menggunakan Bahan Bakar Khusus.

Mengapa memakai Bahan Bakar Khusus yang tidak di subsidi Pemerintah ?

Bahan Bakar Khusus Non Subsidi seperti Pertamax, dan Pertamax Plus (untuk mesin Bensin) atau Pertamina Dex  (untuk mesin solar), memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan BBM subsidi. Banyak keuntungan dengan memakai BBM Non subsidi, seperti kandungan oktan yang lebih tinggi sehingga mampu membuat mesin lebih bertenaga.

Namun, oktan hanya sebagian kecil dari keuntungan menggunakan Bahan Bakar Khusus Non Subsidi. Keuntungan lainnya yakni mengandung zat pembersih sehingga membuat saluran bahan bakar kendaraan menjadi bersih, mulai dari tempat penampungan hingga ke ruang bakar sehingga pembakaran menjadi sempurna. Otomatis ruang bakar mesin menjadi bersih, umur oli di dalam mesin menjadi lebih panjang, dan membuat mesin awet.  Zat pembersih ini juga mengurangi emisi Hidro Carbon (HC) yang lebih ramah untuk lingkungan, dan juga aman bagi kesehatan si pengendara.  

Data dan Fakta 

Pada APBNP 2010, tercatat subsidi BBM dan LPG mencapai RP 88,89 triliun. Realisasi subsidi BBM yang dirilis Kementrian Keuangan hingga semester pertama 2010 mencapai Rp 22,7 triliun. Jumlah ini naik hampir lima kali lipat dibandingkan realisasi tahun sebelumnya pada periode yang sama sebesar Rp 5,8 triliun.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, lewat Dirjen Migas Evita Legowo menegaskan  pada tahun 2010, Pemerintah hanya menyediakan 36,5 juta kiloliter BBM bersubsidi. Pemerintah terpaksa membatasi konsumsi BBM subsidi karena jika dibiarkan volume penggunaan akan meningkat hingga 40,1 juta kiloliter, yang berpengaruh pada beban APBN.

 

###

 PT Pertamina (Persero) adalah badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di bidang penambangan minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia. Saat ini, Pertamina berkomitmen mendorong proses transformasi internal dan pengembangan yang berkelanjutan guna mencapai standar internasional dalam pelaksanaan operasional dan tatakelola lingkungan yang lebih baik, serta  peningkatan kinerja perusahaan sebagai sasaran bersama. Sebagai perusahaan migas nasional, Pertamina berkomitmen untuk mewujudkan keseimbangan antara pencapaian keuntungan perusahaan dengan kualitas pelayanan publik. Dengan 52 tahun pengalaman menghadapi tantangan di lingkungan geologi Indonesia, Pertamina merupakan perintis pengembangan usaha gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG).

Lingkup usaha Pertamina termasuk dalam melakukan eksplorasi dan produksi migas; pengolahan kilang minyak, manufaktur dan pemasaran produk-produk energi dan petrokimia; pengembangan BBM nabati, tenaga panas bumi dan sumber-sumber energi alternatif lain. Kegiatan operasi dan fasilitas infrastruktur Pertamina tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Pertamina melayani kebutuhan energi bagi lebih dari 220 juta rakyat Indonesia.