Selasa, 07 Desember 2010

Pertamina Amankan Suplai BBM di Bengkulu

Pers Release PT PERTAMINA (PERSERO)
Unit Pemasaran BBM Retail Region II
Desember 2010

Pertamina Amankan Suplai BBM di Bengkulu
Masyarakat Dihimbau Tidak ”Panic Buying & Spekulan”

PT PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran BBM Retail Region II Palembang tetap berkonsentrasi dan fokus untuk menyalurkan dan mendistribusikan BBM bersubsidi di wilayah Sumbagsel, salah satunya adalah di Propinsi Bengkulu yang diberitakan mengalami antrian panjang bbm di SPBU akhir-akhir ini .

Adanya rasa cemas di masyarakat mengenai kesulitan dalam mendapatkan BBM di SPBU serta maraknya pengecer bbm di Propinsi Bengkulu melalui media massa akhir-akhir ini juga menjadi perhatian dan ditangani secara khusus oleh Pertamina.

Untuk itu kiranya perlu kami sampaikan beberapa hal sebagai klarifikasi dan konfirmasi informasi kepada media sekaligus memohon bantuan dan kerja sama dari media untuk dapat menyampaikan kepada masyarakat sehingga tidak terjadi kecemasan dan panic buying (pembelian BBM lebih besar dari normal), serta spekulan (pengecer bbm) yang justru akan menjadi masalah baru dalam pendistribusian BBM di masyarakat (praktek penimbunan dan kelangkaan BBM).

Berikut beberapa point penting yang dapat kami sampaikan kepada Saudara untuk melengkapi informasi dalam penulisan berita mengenai hal tersebut sekaligus sebagai klarifikasi resmi dari Pertamina Pms BBM Retail Region II,

Fenomena RUSH dan Antrian Panjang di SPBU di Wilayah Propinsi Bengkulu :
1. Berdasarkan pengamatan di lapangan, benar adanya antrian Panjang di SPBU untuk mendapatkan BBM, namun perlu kami sampaikan bahwa sampai saat ini Pertamina tetap melakukan suplai dan penyaluran ke SPBU secara normal. Hal ini ditujukan agar SPBU tetap memiliki stock BBM walaupun terjadi antrian panjang di SPBU. Fenomena antrian di SPBU juga menjadi pemicu opini di masyarakat bahwa “bbm sedang sulit”, sehingga justru secara tidak langsung menimbulkan “panic buying”. Kondisi ini juga berakibat munculnya “spekulan” untuk mendapatkan keuntungan dengan menjadi pengecer bbm.
2. Wacana kebijakan Pembatasan BBM Bersubsidi di tahun 2011 juga menjadi salah satu pemicu fenomena tersebut. Menyebabkan maraknya Spekulan dan Pengerit BBM (membeli bbm secara berulang-ulang di SPBU dan menjualnya secara eceran dengan harga diatas harga subsidi).
3. Fenomena ini menyebabkan konsumsi bbm menjadi lebih besar dan diatas rata-rata penyaluran normal per hari. Saat ini Pertamina sudah menyalurkan bbm 11% diatas rata-rata penyaluran per bulannya.
Langkah-Langkah Antisipasi dan Kordinasi :
Untuk mengantisipasi fenomena tersebut dan memberikan kenyamanan bagi masyarakat untuk memperoleh bbm, Pertamina telah berkordinasi dengan berbagai pihak antara lain :
1. Berkordinasi dengan Media baik media lokal maupun media nasional agar membantu memberikan sosialisasi kepada masyarakat dan turut memberikan informasi dan membentuk opini publik yang kondusif sehingga masyarakat tidak lagi melakukan panic buying dan menjadi spekulan bbm .
2. Berkordinasi dengan Kepolisian untuk penertiban dan keteraturan antrian di SPBU, serta melakukan sweeping spekulan sebagai therapy bertujuan untuk meniadakan pelaku-pelaku spekulan (pengecer bbm) dan pelaku pengeritan bbm di SPBU serta menindak tegas praktek penimbunan BBM.
3. Berkordinasi dengan Pemerintah Daerah dan DPRD, serta Walikota Bengkulu untuk bersama melaksanakan pencatatan plat nomer kendaraan yang membeli BBM untuk mengantisipasi pengerit dan Walikota telah mengeluarkan kebijakan pembatasan pembelian bbm di SPBU untuk mobil dan motor.
4. Pertamina sendiri saat ini telah melakukan langkah-langkah antisipasi secara internal antara lain :
• Melakukan Penjadwalan penyaluran BBM ke SPBU agar teratur dan sesuai dengan kesepakatan jumlah kebutuhan harian SPBU dan tidak terjadi penjualan diatas normal yang ekstrem.
• Memonitor Stock SPBU melalui program MS2 (Management Stock SPBU) agar dapat mendeteksi secara dini potensi SPBU kritis.
• Memaksimalkan kinerja Mobil Tanki dan Menambah jam kerja pelayanan di Depot Pertamina Pulau Baai agar stand by untuk melakukan pengiriman bbm ke SPBU.
• Menambah penyaluran Pertamax sebagai alternatif Premium mengingat saat ini animo masyarakat untuk mengkonsumsi Pertamax di Bengkulu terbilang tinggi.
• Melakukan Alih Suplai BBM dari Depot terdekat untuk memenuhi kebutuhan bbm di wilayah Bengkulu.

Masyarakat Dihimbau Tidak ”Panic Buying & menjadi Spekulan”
Pertamina Menghimbau Masyarakat untuk turut menciptakan kondisi yang kondusif dan bersama menanggulangi fenomena antrian bbm agar situasi di Bengkulu kembali normal, antara lain :
1. Masyarakat diharapkan tidak panik dan cemas sehingga berakibat melakukan “Panic Buying” (Membeli BBM secara berlebihan) di SPBU.
2. Tidak menjadi Spekulan, Pengecer, Pengerit BBM, maupun Menimbun BBM untuk mendapatkan keuntungan lebih dari kondisi saat ini yang justru akan memperpanjang kondisi rush di SPBU dan SPBU kritis.
3. Masyarakat dihimbau untuk tetap mengkonsumsi bbm seperti biasa dengan konsumsi normal dan mengajak masyarakat lain dalam “Gerakan Hemat BBM”.
Wacana Kebijakan Pembatasan BBM Bersubsidi yang digulirkan Pemerintah tentunya akan dilengkapi dengan mekanisme dan aturan yang jelas dan diprioritaskan untuk konsumen BBM yang dianggap mampu agar tidak menjadi salah sasaran dalam pemberian Subsidi BBM tersebut.
Pertamina saat ini bukan lagi sebagai regulator, namun menjadi operator yang ditugasi Pemerintah untuk menyalurkan BBM Bersubsidi sesuai dengan penentuan dan penunjukkan Pemerintah (Public Service Obligation / PSO). Oleh karenanya Pertamina juga mengharapkan agar pendistribusian BBM dapat dinikmati masyarakat sesuai dengan peruntukannya dan tidak terjadi salah sasaran maupun menyebabkan masyarakat yang berhak atas Subsidi BBM menjadi kesulitan untuk mendapatkan BBM.

Pertamina akan terus melakukan langkah progressive dalam menangani kondisi ini, antara lain dengan melakukan komunikasi yang efektif serta monitoring stock BBM di SPBU dan Satgas setempat, selain itu Pertamina juga membuka layanan hotline yang dapat diakses melalui nomor telp 500-000 atau (0711)518500.

Informasi terakhir yang diterima oleh Pertamina adalah pada hari ini, 07 Desember 2010 telah terjadi tindakan kriminal berupa Tindakan Pembakaran Mesin Dispencer Premium di SPBU No.24.373.50 di Kota Sarolangun pada pukul 09.55. Aksi pembakaran dilakukan oleh Oknum Pengecer BBM yang pada Senin Malam, 06.12.2010 bermaksud membeli BBM namun tidak dilayani oleh SPBU. Kemudian hari ini pelaku membakar dispencer Premium di SPBU tersebut. Kebakaran tidak meluas karena berhasil diatasi dengan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) di SPBU dan dengan mematikan seluruh aliran listrik serta operasi SPBU. Pelaku sampai saat ini masih dalam proses pengejaran oleh pihak yang berwajib dari Kepolisian Polres Sarolangun.
Kejadian ini adalah tindakan melanggar hukum dan sangat disayangkan oleh Pertamina, Hal ini menyebabkan tidak saja SPBU menjadi tidak beroperasi 100% namun juga kembali berimbas pada pelayanan penyaluran BBM yang timpang dan kembali masyarakat yang dirugikan.

Demikian kami sampaikan dan besar harapan kami bahwa release ini dapat menjadi acuan dan informasi untuk dimuat sebagai tanggapan kami dan menjadi informasi bagi masyarakat. Terima Kasih.

Ast.Man External Relation
Roberth MV

Tidak ada komentar:

Posting Komentar