Senin, 14 Desember 2009

Press Release Pertamina Pemasaran BBM Retail Region II

 

“SECURITY OF SUPLAI” 

JELANG NATAL DAN TAHUN BARU 2009 - 2010

 

Berdasarkan pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya kebutuhan akan bahan bakar minyak (BBM) mengalami peningkatan diakhir tahun. Demi menjaga kelancaran dan kenyamanan masyarakat saat menghadapi moment akhir tahun,  Pertamina Pemasaran Sumbagsel telah menyiapkan berbagai strategi dan persiapan demi menjaga dan memberikan jaminan ketersediaan BBM maupun Gas LPG yang ada di wilayah kerjanya (meliputi 5 Propinsi : Jambi, Lampung, Bengkulu, Bangka Belitung, terutama Sumatera Selatan).


Adapun berbagai persiapan tersebut antara lain :


Dari Sisi Retail BBM :

1.      Berkoordinasi dengan SPBU untuk memantau ketersediaan stok BBM di SPBU dan menerima laporan dan keluhan serta permintaan apabila terjadi indikasi lonjakan konsumsi BBM di SPBU dan menyebabkan stok kritis di SPBU. Terdapat 124 SPBU di Sumsel yang akan dimonitor baik kondisi stok maupun suplainya melalui SATGAS yang segera bertugas mulai menjelang Natal sampai Tahun Baru 2010.

2.      Berdasarkan kuota BBM bersubsidi di Sumsel untuk tahun 2009 sebesar 551.890 diprediksi akan ada kenaikan konsumsi di bulan Desember baik solar maupun premium. Untuk Solar diperkirakan konsumsinya akan naik sebesar 2 persen dan premium akan naik sebesar 6 persen dari total kuota 2009.

3.      Berkordinasi dengan fungsi Suplai dan Distribusi (internal Pertamina) untuk lebih mengamankan dari sisi Suplai dan Distribusi BBM.

4.      Menghimbau dan meminta kepada Pihak Pengusaha SPBU untuk berkordinasi dengan Pihak Kepolisian dalam rangka meningkatkan keamanan di SPBU.

5.      Menghimbau dan meminta kepada SPBU untuk dapat beroperasi 24 jam terutama bagi SPBU agar masyarakat tidak kesulitan dalam mengisi BBM.


Dari Sisi Suplai dan Distribusi :

1.     Menyiapkan strategi alih suplai dengan menggunakan mobil tanki apabila di disalah satu depot atau wilayah kerjanya mengalami penipisan stok BBM akibat peningkatan konsumsi yang signifikan.

2.     Total armada tangki yang digunakan untuk angkutan BBM di wilayah Sumsel sebanyak 69 tanki yang terdistribusi 56 dari Depot Kertapati dan 13 dari Depot Lubuk Linggau.

3.     Apabila diperlukan akan melakukan penambahan pola angkut melalui mobil tanki untuk menambah kehandalan angkutan BBM via darat.

4.     Dalam kondisi emergency, mobil tanki industri dapat dikerahkan untuk ikut mengangkut BBM bersubsidi demi kelancaran suplai BBM.

5.     Menerapkan Built Up Stock di depot-depot agar meningkatkan ketahanan stok BBM di depot.

6.     Untuk saat ini ketahanan stok (Safe Capacity) BBM baik premium, solar dan avtur dalam kondisi aman. Untuk Premium ketahanan stok mencapai 14 hari, Solar selama 11 hari dan avtur berada di atas 15 hari.

7.     Jika diperlukan menambah jam kerja pelayanan di depot sampai malam hari apabila dibutuhkan untuk menyelesaikan pelayanan penyaluran BBM pada hari itu juga.


Dari sisi Pertamax :

 

1.      Pertamax sebagai produk BBM non subsidi saat ini mengalami kenaikan permintaan yang cukup pesat. Hal ini terlihat dari peningkatan permintaan total permatax di Sumsel mencapai lebih dari 200 persen. Data permintaan pertamax tahun 2008 sebanyak 3.165 KL  dan diprediksi hinga akhir 2009 permintaan akan pertamax akan mencapai lebih dari 6.500 KL

2.      Hal ini menunjukkan animo positif masyarakat Sumsel akan penggunaan bahan bakar yang berkualitas tinggi ini.

3.      Guna Meningkatkan penjualan pertamax, Pertamina terus melakukan promosi. Untuk Akhir tahun pertamina menggelar promo beli pertamax berhadiah motor khusus di dua SPBU COCO milik Pertamina di wilayah Sumsel.


Dari Sisi Gas Domestik (Gas LPG) :

 

1.      Untuk saat ini serapan konsumsi LPG terhadap produksi gas baru berkisar 60%, Gas Domestik memberikan jaminan ketersediaan stok LPG kepada masyarakat.

2.      Mendatangkan 2 unit kendaraan/mobil G-Serve yang akan mobile dan meninjau langsung ke lokasi apabila terdapat laporan dari masyarakat adanya kelangkaan atau kesulitan dalam mendapatkan LPG.

3.      Saat ini sudah terdapat 4 SPPBE yang beroperasi di Sumsel sehingga kondisi suplai dan distribusi menjadi lebih terjamin. Ke empat SPPBE tersebut antara lain Depot LPG Pulo Layang,  SPPBE Kalindo Palembang, SPPBE Sumber Gas Sukses (Khusus pengisian tabung 3 kg) Palembang, dan  SPPBE Badar Musi Mulia Lubuk Linggau.

 

Pertamina membuka jaringan komunikasi yang seluas-luasnya bagi Masyarakat khususnya dan bersama instansi terkait seperti Kepolisian, Pemerintah Daerah, dan Media serta Instansi lainnya untuk bersama mengawasi distribusi BBM di wilayah Sumatera Selatan agar tidak terjadi penyelewengan yang menyebabkan Masyarakat menjadi kesulitan untuk memperoleh BBM dalam rangka menikmati saat-saat menjelang Natal dan pergantian tahun dari 2009 ke 2010.

Demikian beberapa strategi dan langkah-langkah antisipasif yang disiapkan oleh Pertamina dalam rangka mengamankan ketersediaan BBM menjelang puasa dan lebaran sesuai dengan tema Pertamina di Tahun 2009 yaitu ”Security of Supply”.

 

Pemasaran BBM Retail Region II

External Relation




 

Jumat, 16 Oktober 2009

Penyesuaian Harga Jual LPG

Penyesuaian Harga Jual LPG

Kemasan 6 Kg, 12 Kg, dan 50 Kg

 

            Harga jual LPG saat ini masih dirasakan belum susai dengan harga jual LPG yang diterapkan di pasar internasional maupun di kawasan Asia atau yang biasa kita kenal dengan Harga Keekonomian. Saat ini harga LPG Kemasan 6 Kg, 12 Kg, dan 50 Kg masih dibawah harga keekonomian yang menjadi beban Pertamina (dianggap barang bersubsidi) walaupun subsidi tersebut ditanggung Pertamina dan bukan oleh Pemerintah. Pertamina melakukan subsidi silang (menyisihkan laba / pendapatan dari hasil Penjualan produk Pertamina yang lain untuk menutup kerugian atas harga jual LPG). Tentu saja keadaan ini tidak bisa terus menerus dilakukan mengingat posisi Pertamina sudah bukan lagi perusahaan negara namun telah berubah menjadi PT Pertamina (PERSERO) yang dituntut untuk dapat mandiri dan menghasilkan deviden yang selalu meningkat setiap tahunnya untuk disetorkan kepada Pemerintah sebagai salah satu sumber APBN. Oleh karenanya Pertamina mengusulkan kepada Pemerintah untuk melaksanakan penyesuaian harga jual LPG diluar harga jual LPG kemasan 3 Kg yang telah ditanggung oleh Pemerintah subsidinya. Seiring dengan waktu Pertamina telah mengantongi izin untuk memberlakukan penyesuaian harga jual LPG tersebut.

            Sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Pemasaran dan Niaga No.057/F00000/2009-S3, No.059/F00000/2009-S3 dan No.061/F00000/2009-S3 tanggal 01 Oktober 2009 ditetapkan menjadi sbb :

 

Komponen

Kemasan

Unit

6 Kg

12 Kg

50 Kg

Harga Jual Eks Agen

5.850,-

5.850,-

7.355

Rp / Kg

Harga Jual Eks Agen

35.100,-

70.200,-

367.750,-

Rp / Tabung

 

Harga jual ini berlaku mulai tanggal 10 Oktober 2009 sesuai dengan surat tersebut diatas dalam radius 60 km, apabila titik serah berada diluar radius tersebut maka tambahan biaya angkutan disesuaikan dengan ketentuan biaya angkutan dalam Surat keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia.

 

Demikian diharapkan dengan penyesuaian harga jual ini dapat meningkatkan pelayanan Pertamina dan meringankan beban kerugian yang selama ini ditanggung oleh Pertamina sampai nanti pada saat harga jual LPG telah sesuai dengan harga keekonomian.

 

Masyarakat pengguna LPG 3 Kg atau sebagai penerima Paket Konversi LPG 3 Kg tidak perlu cemas karena kenaikan harga jual LPG ini tidak berlaku bagi harga jual LPG 3 Kg yang sampai saat ini kebijakannya dipegang oleh pemerintah dalam hal penentuan harga jual.

Rabu, 30 September 2009

PERTAMINA SUKSES AMANKAN SUPLAI BBM LEBARAN 2009

PERTAMINA SUKSES AMANKAN SUPLAI BBM LEBARAN 2009

Konsumsi BBM H-7 ke H+7 Tertinggi Antara 29 % - 102 %,

Terfokus di Jambi, Sumsel, dan Lampung

 

Pertamina Pemasaran BBM Retail Region II Sumbagsel telah membuktikan keseriusannya sekaligus menepati janjinya kepada masyarakat Sumsel khususnya dan kepada masyarakat umum yang menggunakan Jalur Lintas Sumatera Bagian Selatan untuk tidak perlu khawatir akan kesulitan mendapatkan BBM dalam masa puasa dan idul fitri. Masyarakat pengguna transportasi darat baik kendaraan umum maupun pribadi tidak mengalami kendala maupun hambatan berarti yang dikarenakan oleh ketidaktersediaan BBM di SPBU sepanjang jalur mudik di wilayah kerja Pertamina Pms.BBM Retail Region II.

Pertamina telah melakukan persiapan matang dengan berbagai skenario alternatif sampai dengan emergency untuk memberikan pelayanan maksimal dalam mendistribusikan BBM ke seluruh wilayah kerjanya terutama di jalur-jalur yang dilalui oleh pemudik maupun saat arus balik nantinya.

Persiapan dengan penambahan jam kerja pelayanan depot bbm, penambahan mobil tanki bbm, pembinaan personel, serta terutama pembentukan Satgas BBM dinilai cukup efektif dan efisien untuk memonitor dan berkordinasi dengan instansi terkait serta lembaga penyalur BBM untuk memberikan kenyamanan bagi masyarakat dalam rangka menikmati saat mudik dan berlebaran.

Pertamina sebelumnya mengestimasi bahwa kenaikan konsumsi signifikan BBM diprediksi akan terjadi di H-7 sampai H+7 dengan kenaikan berkisar antara 30-50% dari konsumsi perharinya. Ternyata diluar dugaan kenaikan yang terjadi di satu hari titik konsumsi tertinggi sampai pada level 57% di Lampung, 76% di Sumsel, bahkan mencapai 102% untuk konsumsi premium di wilayah Jambi. Sedangkan untuk solar justru tidak terjadi lonjakan konsumsi yang signifikan dengan angka menunjukkan 23% di Jambi, 29% di Sumsel, dan tertinggi 39% di Lampung. Namun Pertamina telah siap dan memiliki langkah strategis yang ditujukan untuk tetap mencukupi kebutuhan BBM bagi masyarakat selama masa liburan dan cuti Lebaran.

Realisasi H-7 – H+7 2008 VS 2009

Walaupun terjadi peningkatan yang cukup signifikan di tahun 2009, namun Pertamina mencatat bahwa apabila dibandingkan dengan tahun 2008, tidak terjadi peningkatan yang cukup besar untuk konsumsi BBM pada saat lebaran.

Hal ini dihitung dengan membandingkan realisasi selama H-7 – H+7 di 2008 VS 2009 dengan hasil sebagai berikut :

  • Untuk Sumsel (Premium) rata-rata konsumsi harian selama lebaran 2008 sekitar 1.772  KL berbanding 1.871 KL di 2009 dengan peningkatan sekitar 6% sedangkan (Solar) di tahun 2008 sekitar 872 KL berbanding 885 KL di 2009 dengan peningkatan hanya sekitar 1%.
  • Untuk Lampung (Premium) rata-rata konsumsi harian selama lebaran 2008 sekitar 1.884  KL berbanding 1.988 KL di 2009 dengan peningkatan sekitar 5% sedangkan (Solar) di tahun 2008 sekitar 684 KL berbanding 859 KL di 2009 dengan peningkatan hanya sekitar 26%.
  • Sedangkan untuk Jambi (Premium) rata-rata konsumsi harian selama lebaran 2008 sekitar 667  KL berbanding 984 KL di 2009 dengan peningkatan sekitar 48% sedangkan (Solar) di tahun 2008 sekitar 321 KL berbanding 408 KL di 2009 dengan peningkatan hanya sekitar 27%.
  • Secara keseluruhan Sumbagsel (Jambi, Sumsel, Lampung, Bengkulu, dan Bangka Belitung) untuk Premium rata-rata konsumsi harian selama lebaran 2008 sekitar 5.207  KL berbanding 5.906 KL di 2009 dengan peningkatan sekitar 13% sedangkan (Solar) di tahun 2008 sekitar 2600 KL berbanding 2815 KL di 2009 dengan peningkatan hanya sekitar 8%.

 

Pertamina berterima kasih kepada seluruh masyarakat yang telah bijak menggunakan BBM secara hemat dan juga kepada seluruh instanti seperti Kepolisian dan Mitra Bisnis Pertamina serta Media yang telah bekerja sama dan bahu membahu demi kelancaran dan ketersediaan BBM bagi masyarakat saat Lebaran.

 

 

Regards,

 

Roberth MV

 

 

Minggu, 13 September 2009

PERTAMINA PEDULI DHUAFA

Pertamina Peduli Untuk Sumbagsel

412 juta dalam bentuk 4 Program sambut Idul Fitri 1430 H

 

Pertamina selaku corporate selain orientasi profit  juga berkomitmen untuk bagaimana secara terus menerus memberikan manfaat dan kontribusi yang besar kepada masyarakat luas terutama kepada masyarakat yang betul-betul membutuhkan.  Sebagai BUMN yang menjadi kebanggaan bukan hanya stake holder internal tetapi masyarakat Indonesia, momen Ramadhan dan hari raya Idul Fitri menjadi saat yang tepat bagi Pertamina untuk membuktikan kemanfaatannya lewat program Pertamina Peduli.

Menyambut hari raya Idul Fitri 1430 H, PT. Pertamina (Persero) Pemasaran Retail Region II menunjukkan kepeduliannya lewat berbagai bentuk berbagai program. Mulai dari bentuk pemberian bingkisan Hari Raya Idul Fitri 1430 H bagi masyarakat yang kurang mampu, pemberian bingkisan khusus untuk sopir dan kenek tangki BBM, serta bantuan langsung ke panti sosial serta berpartisipasi besar dalam menyuksaeskan pasar murah yang diselenggarakan Disperindag. Total dana yang digelontorkan untuk program Pertamina Peduli di PT Pertamina (Persero) Tahun ini mencapai 2009 sebesar 412 juta.

Pemberian bingkisan ini merupakan wujud kepedulian Pertamina kepada masyarakat sekitar yang membutuhkan dan diharapkan bisa menambah kebahagiaan menyambut hari kemenangan paket ini dilakukan di setiap depot utama dan kantor unit pemasaran region II.  Jumlah total paket yang dibagikan di seluruh depot (9 Depot dan 1 SPPBE) dan kantor unit sebanyak 2.000 bingkisan dengan total dana sebesar Rp 210 juta. Pemberian bingkisan ini diutamakan untuk masyarakat sekitar yang kurang mampu. Pelaksanaan pembagian sendiri digelar dimasing masing depot dan kantor Unit PT Pertamina (Persero) Pemasaran Retail Region II dengan masing masing depot mandapat 150-300 bingkisan tergantung jumlah dan kondisi masyarakat.

Dalam bingkisan yang diberikan Pertamina berisi bahan kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, tepung terigu, dan sarden.  Khusus untuk Kantor Pertamina Pemasaran Retail Region II dibagikan sebanyak 300 bingkisan. Pelaksanaan pembagian sendiri secara simbolis dilaksanakan di kantor Kantor Pertamina Pemasaran Region II, Sabtu (12/9).

Pertamina juga memberikan perhatian dan rasa kepedulian kepada mitra kerjanya dalam hal ini sopir dan kenek mobil tanki yang sangat berjasa dalam mengantarkan BBM dan memikul tanggungjawab besar akan keamanan dan stabilitas suplai serta pengiriman yang tepat waktu. Untuk itu Pertamina juga memberikan bingkisan hari raya Idul Fitri 1430 H kepada 488 sopir dan kenek mobil tanki dengan jumlah total bantuan sebesar Rp.45.140.000,-

Tidak hanya itu dalam kesempatan kali ini juga Badan Dakwah Islam (BDI) Pertamina Pemasaran Retail Region II melalui Badan Amil Zakatnya (Bazma) juga menyerahkan secara simbolis bantuan 37 lembaga dengan total bantuan kurang lebih Rp 37 juta. Lembaga penerima tersebut antara lain 28 panti asuhan, 5 masjid/ langgar, da 4 sisanya dari yayasan panti jompo, Perguruan Islam, Forum Persatuan Umat Sumsel, dan satu Madrasah Tsanawiyah (MTs).

        Pertamina menyadari betul bahwa Pertamina sangat dekat dengan masyarakat dan juga Pemerintah Daerah, oleh karenanya pertamina juga berpartisipasi dalam kegiatan pasar murah yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Propinsi Sumsel dengan menyediakan beras murah sebanyak 60 Ton dan bernilai sekitar 120 juta rupiah.

             Diharapkan dengan berbagai kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Fitri 1430 H ini Pertamina dapat lebih mewujudkan kepeduliannya kepada masyarakat dan sekaligus mempererat tali silaturahmi dengan harapan bahwa masyarakat dapat juga merasa memiliki Pertamina dan bekerja sama dalam rangka mengawasi suplai dan Distribusi produk Pertamina serta membantu mengamankan Pertamina sebagai asset negara dan asset seluruh masyarakat Indonesia khususnya di wilayah Sumatera Bagian Selatan.**

 

Regards,

Roberth MVD

Rabu, 12 Agustus 2009

Pertamina Sumbang 2000 Kacamata Gratis (CSR)


Bright with Pertamina
Kacamata Gratis untuk 2000 Siswa Sekolah



PALEMBANG. Gubernur Sumsel, Alex Noerdin dan General Manager Pertamina Pemasaran BBM Retail Region II, Hasto Wibowo menyerahkan secara simbolis 2.000 kacamata gratis kepada siswa-siswi di wilayah Palembang dan Prabumulih (Jumat, 14 Agustus 2009 bertempat di RS Mata Palembang). Kacamata tersebut dibagikan kepada siswa-siswi SD dan SMP yang mengalami gangguan penglihatan dan berasal dari keluarga kurang mampu. 
Pemberian kacamata tersebut merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR) “Bright with Pertamina”, yaitu program yang bertujuan membantu pemerintah untuk meningkatkan kesehatan mata anak usia sekolah. 
Selama sebulan terakhir, Pertamina bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Propinsi Sumsel dan Yayasan Peduli Kemanusiaan melakukan pemeriksaan mata di SD dan SMP yang berada di sekitar unit operasi Pertamina di Kota Palembang dan Prabumulih. Pemeriksaan dilakukan oleh para optisian dari Dinas Kesehatan Propinsi Sumsel dan RS Khusus Mata Masyarakat Palembang. Dalam pemeriksaan tersebut ditemukan bahwa ada ribuan anak yang menderita gangguan penglihatan tanpa disadari sebelumnya, bahkan banyak pula diantaranya yang menderita gangguan penglihatan dalam taraf memprihatinkan. 
Gangguan penglihatan memang seringkali dianggap sebelah mata oleh masyarakat. Padahal, mata yang tidak berfungsi dengan baik akan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Apalagi bagi anak-anak usia sekolah, mata yang sehat merupakan modal penting untuk dapat belajar dengan baik. 
Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa Indonesia menempati urutan pertama negara di Asia Tenggara dengan angka kebutaan tertinggi, yakni hingga 1,5%. 10% anak usia sekolah (5-19 tahun) menderita kelainan refraksi dan angka pemakaian kacamata koreksi masih rendah yaitu 12,5% dari kebutuhan. Ini merupakan masalah sosial, sehingga penanggulangannya harus komprehensif, tidak hanya dari pemerintah, tetapi juga dari masyarakat luas. 
Untuk itulah, dikatakan Hasto Wibowo, Pertamina melalui program “Bright with Pertamina” berupaya berpartisipasi membantu pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas kesehatan mata anak usia sekolah. Program ini dilakukan di propinsi-propinsi Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan, dengan total 11.000 kacamata. 
Pertamina sebagai perusahaan miliki bangsa, selalu concern terhadap masalah sosial yang dihadapi masyarakat. Ia berharap partisipasi Pertamina ini dapat mendukung mewujudkan generasi muda Sumatera Selatan yang sehat, cerdas, produktif dan mandiri. 



PT Pertamina (Persero)
Pemasaran BBM Retail Region II
External Relation



Pertamina Amankan Kebutuhan BBM Sambut Puasa dan Idul Fitri 1430 H

Pertamina Amankan Kebutuhan BBM 
Sambut Puasa dan Idul Fitri 1430 H

Tanpa terasa kita segera menyambut Bulan Suci Ramadhan 1430 Hijriah yang dimulai pada pertengahan bulan Agustus sampai dengan September saat kita merayakan Idul Fitri 1430 H. PT Pertamina (PERSERO) Pemasaran Sumbagsel mengucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa kepada seluruh masyarakat Sumatera bagian Selatan.
Adapun demi kelancaran dan kenyamanan masyarakat dalam menjalani bulan suci menyambut hari kemenangan nantinya, Pertamina Pemasaran Sumbagsel telah menyiapkan berbagai strategi dan persiapan demi menjaga dan memberikan jaminan ketersediaan BBM maupun Gas LPG yang ada di wilayah kerjanya (meliputi 5 Propinsi : Jambi, Sumsel, Lampung, Bengkulu, dan Bangka Belitung).
Persiapan yang telah dilakukan oleh Pertamina Pemasaran Sumbagsel adalah sebagai berikut :

Dari Sisi Retail BBM :
1. Dibentuk SATGAS yang efektif mulai dari H-7 sampai H+7 untuk setiap hari memantau perkembangan konsumsi BBM terutama di SPBU dan ketersediaan stok di Depot-Depot BBM Pertamina.
2. Berkordinasi dengan SPBU untuk memantau ketersediaan stok BBM di SPBU dan menerima laporan dan keluhan serta permintaan apabila terjadi indikasi lonjakan konsumsi BBM di SPBU dan menyebabkan stok kritis di SPBU.
3. Saat ini realisasi BBM bersubsidi berada di level 56% untuk Premium dan 53,3% untuk Solar. Hal ini masih dibawah estimasi dari realisasi 58% yang diasumsikan Pertamina, sehingga dapat dikatakan bahwa stok BBM untuk menghadapi puasa dan lebaran dalam keadaan Sangat Aman.
4. Kenaikan konsumsi signifikan diprediksi akan terjadi di H-7 sampai H+7 dengan kenaikan berkisar antara 30-50% dari konsumsi perharinya.
5. Berkordinasi dengan fungsi Suplai dan Distribusi (internal Pertamina) untuk lebih mengamankan dari sisi Suplai dan Distribusi BBM.
6. Menghimbau dan meminta kepada Pihak Pengusaha SPBU untuk berkordinasi dengan Pihak Kepolisian dalam rangka meningkatkan keamanan di SPBU.
7. Menghimbau dan meminta kepada SPBU untuk dapat beroperasi 24 jam terutama bagi SPBU yang ada di sepanjang jalur arus mudik dan arus balik nantinya agar masyarakat tidak kesulitan dalam mengisi BBM.
8. Memberikan informasi kepada masyarakat dimana titik-titik SPBU Pertamina Pasti Pas yang ada di sepanjag jalur mudik/balik agar masyarakat lebih nyaman dan memberikan pelayanan yang terbaik saat menempuh perjalanan dan mengisi BBM.
9. Apabila diperlukan Pertamina juga bersiap untuk mematangkan wacana untuk pola pelayanan kredit kepada SPBU demi terpenuhinya kebutuhan BBM di SPBU.

Dari Sisi Suplai dan Distribusi :
1. Bergabung dengan Retail dalam hal penugasan SATGAS BBM dalam rangka Puasa dan Lebaran.
2. Menyiapkan strategi alih suplai dengan menggunakan mobil tanki apabila di disalah satu depot atau wilayah kerjanya mengalami penipisan stok BBM akibat peningkatan konsumsi yang signifikan. Diprediksi kenaikan cukup tinggi akan terjadi di wilayah Sumatera Selatan dan Lampung.
3. Saat ini sedang melakukan maintenance/perawatan service untuk kapal pengangkut BBM agar dapat beroperasi maksimal di perairan dan menambah daya dukung pengamanan angkutan BBM.
4. Apabla diperlukan melakukan penambahan pola angkut melalui mobil tanki untuk menambah kehandalan angkutan BBM via darat.
5. Dalam kondisi emergency, mobil tanki industri dapat dikerahkan untuk ikut mengangkut BBM bersubsidi demi kelancaran suplai BBM.
6. menerapkan Built Up Stock di depot-depot agar meningkatkan ketahanan stok BBM di depot.
7. Untuk saat ini ketahanan stok BBM rata-rata diatas 6 hari sehingga sangat aman untuk menjamin ketersediaan stok BBM pada saat puasa dan lebaran.
8. menambah jam kerja pelayanan di depot sampai malam hari apabila dibutuhkan untuk menyelesaikan pelayanan penyaluran BBM pada hari itu juga.
9. menerapkan Pola Setor Angkut, dimana penebusan dan pengiriman BBM dapat dilakukan di hari yang sama.

Dari Sisi Gas Domestik (Gas LPG) :
1. Untuk saat ini serapan konsumsi LPG terhadap produksi gas baru berkisar 60%, Gas Domestik memberikan jaminan ketersediaan stok LPG kepada masyarakat.
2. Stok LPG masih dapat memenuhi kebutuhan walaupun terjadi kenaikan konsumsi LPG sekitar 30%.
3. Mendatangkan 2 unit kendaraan/mobil G-Serve yang akan mobile dan meninjau langsung ke lokasi apabila terdapat laporan dari masyarakat adanya kelangkaan atau kesulitan dalam mendapatkan LPG.

Demikian beberapa strategi dan langkah-langkah antisipasif yang disiapkan oleh Pertamina dalam rangka mengamankan ketersediaan BBM menjelang puasa dan lebaran sesuai dengan tema Pertamina di Tahun 2009 yaitu ”Security of Supply”.

Selamat menunaikan Ibadah Puasa..menyambut Hari Kemenangan 1430 H.

Regards,

Roberth MVD

Selasa, 07 Juli 2009

BELI PERTAMAX DAPATKAN HADIAHNYA MOTOR, HANDPHONE, & PLAY STATION PORTABLE

BELI PERTAMAX DAPATKAN HADIAHNYA 
MOTOR, HANDPHONE, & PLAY STATION PORTABLE

Pertamina sebagai pelaku bisnis migas, selain melayani kebutuhan masyarakat untuk BBM bersubsidi (Premium dan Solar) juga memiliki produk unggulan Pertamina yang biasa disebut dengan Bahan Bakar Khusus (BBK) yaitu Pertamax.

Pertamax sendiri memiliki RON 92 yang sama dengan BBM yang ditawarkan oleh perusahaan asing yang masuk ke Indonesia, tentunya Pertamax sendiri adalah BBK yang memang diproduksi dengan berbagai kelebihan dan performa yang tinggi untuk dapat eksis di persaingan bisnis BBM seiring dengan masuknya perusahaan asing yang juga membuka bisnis SPBU di Indonesia.

Dalam rangka meningkatkan tingkat Penjualan Pertamax dan memberikan apresiasi kepada masyarakat pengguna Pertamax selain mempromosikan Pertamax, Pertamina Pemasaran Sumbagsel menyelenggarakan Promo Pertamax berhadiah Handphone, Play Station Portable (PSP), dan hadiah utama berupa Sepeda Motor. Promo Pertamax ini berlaku di SPBU-SPBU Pertamina yang menjual produk Pertamax di wilayah Sumatera Selatan dan Lampung.

Promo Pertamax berlaku dari bulan Juni 2009 dan berakhir pada 31 Agustus 2009, Setiap bulannya akan diundi masing-masing Handphone dan PSP serta ditutup dengan Grand Prize Sepeda Motor di akhir masa Promo Pertamax. Selain itu, Promo Pertamax juga bekerjasama dengan Pelumas Pertamina. Sehingga konsumen pembeli Pertamax selain berhak mendapatkan undian juga berhak mendapatkan diskon 20 % untuk pembelian Pelumas Pertamina Fastron dan Enduro di bengkel Oilmart Pertamina yang telah ditentukan. Ketentuan dari Promo Pertama ini adalah sebagai berikut :
1. Berlaku di SPBU Pertamina di wilayah Sumsel dan Lampung yang menjual produk Pertamax.
2. Setiap pembelian 2(dua) liter Pertamax dan berlaku kelipatan untuk sepeda motor berhak mendapatkan satu kupon undian. Untuk mobil setiap pembelian 10(sepuluh) liter Pertamax dan berlaku kelipatan juga berhak mendapatkan satu kupon undian.
3. Kupon undian dapat langsung diperoleh di SPBU tempat pembelian Pertamax setelah melakukan pembelian Pertamax.
4. Kupon terdiri dari 3 bagian, sobekan pertama kupon dimasukkan ke dalam kotak undian yang ada di SPBU setelah diisi dengan data diri, sobekan kedua dipegang oleh pembeli untuk menukarkan hadiah bila pada saat pengundian nantinya, bagian kupon yang bertuliskan diskon 20% dapat dibawa dan mendapatkan diskon 20% untuk pembelian Pelumas Fastron atau Enduro di bengkel Oilmart Pertamina yang telah ditentukan.

Promo Pertamax sendiri memiliki beberapa tujuan antara lain :
1. Meningkatkan tingkat Penjualan Pertamax.
2. Memperkenalkan kepada masyarakat tentang Pertamax.
3. Memberikan informasi bahwa Pertamax lebih aman untuk kendaraan, memiliki tingkat pembakaran lebih sempurna, meningkatkan performa kendaraan kendaraan, dan tentunya ramah lingkungan.

Maka marilah kita gunakan produk Pertamax Pertamina, Bahan Bakar Ramah Lingkungan dan Meningkatkan Performas kendaraan Kita. Dengan menggunakan Pertamax, berarti kita telah turut berkontribusi untuk bangsa ini.

Terima Kasih.

Roberth MV Dumatubun.

BELI PERTAMAX DAPATKAN HADIAHNYAMOTOR, HANDPHONE, & PLAY STATION PORTABLE

Kamis, 02 Juli 2009

GM Pertamina Pemasaran Sumbagsel, Hasto Wibowo Resmikan SPPBE PT Sumber Gas Sukses

Satu Lagi SPPBE LPG 3kg di Palembang Diresmikan

Kamis, 2 Juli 2009 bertempat di sekitaran Musi II Palembang, telah diresmikan pengoperasian SPPBE khusus LPG 3Kg. Peresmian ini dihadiri langsung oleh GM Pertamina Pemasaran Sumbagsel, Hasto Wibowo didampingi oleh Manajer Gasdom, Adi Haryono bersama dengan perwakilan Disperindag Kota Palembang dan pemilik SPPBE. Acara peresmian sendiri dimulai pada pukul 11.00 dengan tamu undangan masyarakat sekitar dan tim manajemen Pertamina.

Ali Chandra sebagai pemilik SPPBE Sumber Gas Sukses (SGS) menyatakan berterimakasih atas dukungan dan kerjasama bisnis yang berhasil bersama Pertamina dalam rangka membuka SPPBE tersebut yang kurang lebih membutuhkan waktu 1 tahun dari awal proses pendirian sampai dapat diresmikan pengoperasiannya.

SPPBE SGS sendiri berkapasitas tanki timbun sekitar 50 Metrik Ton/hari dan saat ini menyalurkan 30 Metrik Ton/hari. selisih sekitar 20 MT diharapkan sebagai investasi pengembangan kapasitas penyaluran nantinya.

SPPBE khusus 3kg ini akan melayani sekitar 40 agen LPG 3kg yang tersebar di seputaran Kota Palembang dan Sumsel dengan rata-rata penyaluran sekitar 10.000 tabung/hari.

Hasto Wibowo saat meresmikan berpesan agar segi safety dari operasional SPPBE harus menjadi prioritas utama selain prioritas pelayanan untuk penyaluran dan menjaga kestabilan suplai mengingat LPG 3kg diperuntukkan bagi masyarakat luas yang telah beralih dari minyak tanah ke gas. SPPBE juga diharapkan dapat beroperasi dengan aman dan optimal untuk melayani pengisian LPG 3kg di SUmsel.

Saat ini Pertamina membuka peluang dan kesempatan bagi pelaku bisnis dan investor untuk bekerja sama di bidang LPG. Pertamina sendiri menargetkan 5 (lima) SPPBE baru yang akan kembali dibangun untuk meningkatkan pelayanan serta mempermudah penyaluran LPG 3 kg di wilayah Sumsel. Kelima SPPBE tersebut rencananya adalah 2 SPPBE di wilayah Lahat, 1 di daerah Musi Rawas, 1 di daerah OKU, dan 1 di daerah OI.

target Konversi LPG 3kg sendiri ditargetkan rampung untuk wilayah Sumsel pada bulan Agustus tahun 2009.

pertamina mengajak dan menghimbau kepada masyarakat luas untuk menggunakan lpg karena lebih hemat, lebih ramah lingkungan, dan lebih bersih serta aman dalam penggunaan kehidupan rumah tangga sehari-hari.

Terima Kasih,

Roberth MV Dumatubun

Rabu, 01 Juli 2009

Harga Pertamax per 1 Juli 2009 Rp. 6.850,-


Seiring pergerakan perekonomian dunia dan fluktuasi harga minyak mentah dunia, maka Pertamina sesuai dengan penghitungan biaya produksi untuk bahan Bakar Khusus jenis Pertamax telah menentukan harga jual baru untuk Pertamax di wilayah Sumsel sebesar Rp. 6.850,- (Enam Ribu Delapan Ratus Lima Puluh Rupiah) per Liter.

Harga ini mengalami kenaikan dari harga Pertamax sebelumnya yang ada di level Rp. 6.550,- per Liter. Kenaikan harga ini diakui murni dipengaruhi dari kenaikan harga bahan baku dan biaya produksi untuk memproduksi BBK jenis Pertamax.

Pertamax sendiri memiliki RON 92 yang lebih baik dalam menghasilkan pembakaran didalam mesin dan lebih ramah lingkungan serta telah memenuhi persyaratan sebagai bahan bakar yang digunakan untuk kendaraan bermotor yang diproduksi beberapa tahun terakhir. Bahkan untuk kendaraan berkelas menengah keatas sudah menyatakan bahwa Pertamax adalah bahan bakar yang lebih cocok digunakan daripada premium.

Untuk itu Pertamina juga mengharapkan kepada masyarakat agar lebih memilih mengkonsumsi Pertamax daripada premium, selain lebih ramah lingkungan dan bersih serta lebih sempurna dalam pembakaran sehingga meningkatkan performa kendaraan, dengan menggunakan Pertamax masyarakat telah lebih menjaga lingkungan dari polusi dan pencemaran serta lebih penting lagi membantu meringankan beban subsidi BBM yang ditanggung Pemerintah.

SPBU Pasti Pas Utamakan Kepuasan Konsumen


Saat ini Pertamina sedang mempercepat transformasi menuju Word Class Company dan meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat. Salah satu wujud Tranformasi tersebut adalah Program Pertamina Way-Pasti Pas yaitu program peningkatan performance SPBU secara menyeluruh.. 

Terdapat 5 element dalam Program Pertamina way yaitu : (1) Staf yang terlatih dan bermotivasi : meliputi penampilan operator ,pelayanan pelanggan dengan senyum salam sapa, dan penanganan keluhan pelanggan ; (2) Jaminan kualitas dan kuantitas : jaminan ketepatan takaran dan mutu BBM yang dijual,; (3) Peralatan dan fasilitas yang terawat baik : meliputi terawatnya peralatan SPBU seperti dispenser, tangki timbun, APAR dll dan fasilitas SPBU seperti Mushola dan Toilet yang bersih, dll (4) Format fisik yang konsisten : tampilan visual yang sesuai dengan standar Pertamina; (5) Penawaran produk yang comperhensif : seperti tersedianya Minimarket, Restaurant, ATM, Bengkel, Car Wash dll.

Dalam program ini Pertamina memberikan pelatihan kepada Operator dan supervisor SPBU mengenai standar standar Pertamina Way - Pasti Pas, selain itu kepada SPBU diberikan berbagai aksesoris pendukung seperti Seragam, Topi, Kantong Uang, kaleng Sample, Thermometer dan lain lain. Kepada SPBU juga diberikan bimbingan intensif di lapangan (Coaching) oleh Petugas Pertamina agar dapat memenuhi standar standar Pertamina Way-Pasti Pas. Kemudian SPBU akan diaudit sertifikasi oleh auditor independen, saat ini dilaksanakan oleh PT Citra Buana Indoloka.

Terdapat kurang lebih 150 item dalam checklist audit Pasti Pas yang mencangkup kelima elemen Pertamina Way diatas yang harus dipenuhi oleh SPBU untuk dapat menyandang Predikat Pasti Pas. Tidak mudah untuk lolos dari audit ini, Beberapa SPBU gagal pada Audit Pertama dan baru dapat lolos setelah melakukan perbaikan perbaikan yang diperlukan.

Untuk menjaga konsistensi SPBU yang telah lolos Pasti Pas, dilakukan audit surveilance setiap bulan.

Bila SPBU tidak konsisten (gagal 2 kali dari 3 audit surveilenace ), maka status Pasti pas akan dicabut, untuk Sumsel pada Bulan Juni ini ada 2 SPBU yang sempat dicabut sementara status Pasti Pas nya, akan tetapi kedua SPBU tersebut segera memperbaiki item penilaian yang gagal hingga kembali lolos resertifikasi Pasti Pas.

SPBu Pasti Pas Sumsel terus bertambah, tahun 2007 baru ada 4 SPBU Pasti Pas, meningkat menjadi 27 SPBU pada tahun 2008, saat ini per 29 Juni 2009 terdapat 49 SPBU Pasti Pas, sampai akhir tahun ditargetkan SPBU Pasti Pas mencapai 66 SPBU dari total 120 SPBU di Sumatera Selatan.. untuk Seluruh Indonesia Per 29 Juni 2009 terdapat 1940 SPBU Pasti Pas dari total sekitar 4300 SPBU.
SPBU pasti Pas dapat dikenali dengan Single Pole / Neon Box dan Spanduk si Jempol Pasti Pas di bagian depan SPBU, Emblem Pasti Pas pada baju Operator SPBU dan Sertifikat Pasti Pas yang terpasang di kantor SPBU.

Terimakasih,

Roberth MV Dumatubun

Sabtu, 13 Juni 2009

Program Pertamina Goes To Campus ke Politeknik Unsri Palembang

PERTAMINA GOES TO CAMPUS (PGTC) POLITEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG Berikan Beasiswa dan Pelatihan

Komitmen Pertamina kepada dunia pendidikan tidak hanya ucapan belaka, Pertamina sangat serius dalam memantau dan mengikuti perkembangan dari setiap langkah baru dalam dunia pendidikan. Perkembangan jaman sekarang ini sangat erat kaitannya dengan pendidikan, sebab pendidikan adalah hal utama yang diperlukan untuk menjalani hidupnya dan mengatasi segala masalah serta untuk semakin menyempurnakan kehidupannya. Tentu saja Pertamina juga menjadi yang terdepan dalam memberikan bantuan serta kontribusi positif bagi perkembangan dunia pendidikan di Indonesia sebagai wujud komitmen serta keseriusan Pertamina.
Pada hari ini 15 Juni 2009, belum lama setelah peresmian Gedung Graha Pertamina di Universitas Sriwijaya Indralaya, Pertamina kembali melaksanakan Program Pertamina Goes To Campus di Kampus Politeknik Universitas Sriwijaya Palembang. Hal ini menunjukkan betapa besar keseriusan Pertamina dalam ikut memajukan dunia pendidikan di wilayah Sumatera Selatan khususnya. Acara Pertamina Goes To Campus (PGTC) secara langsung dibuka dan diresmikan oleh GM Pertamina Pms. BBM Retail Reg. II selaku GM Ambassador, Hasto Wibowo bersama Direktur Politeknik Universitas Sriwijaya Rd. Kusumanto, ST. Di Aula Politeknik Universitas Sriwijaya.
Setelah melalui proses penjajakan dan pertemuan dengan Direktur Politeknik Universitas Sriwijaya, Rd Kusumanto,ST beserta jajarannya, program Pertamina Goes To Campus (PGTC) berhasil dihelat dengan peserta yang tidak sedikit jumlahnya. Program PGTC sendiri diisi dengan beberapa kegiatan yang positif natara lain :
1. Dari Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR), Pertamina memberikan beasiswa sejumlah Rp. 57.600.000,- (Lima Puluh Tujuh Juta Enam Ratus Ribu Rupiah) kepada 96 mahasiswa Polsri yang berprestasi setelah melewati tahap seleksi dari Polsri.
2. Pelatihan Mekanik / Perbengkelan Otomotif yang diikuti oleh 139 peserta yang terdiri dari mahasiswa dan tenaga pengajar jurusan teknik mesin. Pertamina mendatangkan instruktur pelatihan mekanik tersebut langsung dari Asosiasi Instruktur Otomotif Indonesia (AIOI) yang akan memberikan pelatihan selama 3 (tiga) hari dan memberikan sertifikat resmi yang sangat berguna nantinya untuk mencari pekerjaan bagi mahasiswa yang telah lulus dan pengakuan secara nasional bagi para pengajar ataupun apabila membuka usaha otomotif di kemudian hari.
3. Pertamina juga memberikan Pelatihan Wirausaha Pelumas bagi para peserta untuk melatih dan mempertajam wawasan, ilmu, serta insting berwirausaha atau biasa dikenal entreupreneurship. Sehingga nantinya mahasiswa tidak saja bergantung dengan mencari pekerjaan namun juga mampu menciptakan lapangan kerja sehingga sesuai dengan anjuran Pemerintah untuk menambah lapangan kerja dengan berwirausaha.
4. Pertamina bekerjasama dengan Polsri juga meresmikan Branding Bengkel Enduro di workshop Teknik Mesin Polsri, dan untuk kedepannya akan dijajaki Koperasi Polsri untuk menjadi outlet Pelumas Pertamina.
Kegiatan seperti PGTC di lingkup dunia pendidikan khususnya di wilayah operasi Pertamina Pemasaran Sumbagsel tidak hanya baru kali ini saja, Pertamina juga melaksanakan program sejenis di Propinsi Lampung dan telah berlangsung setiap tahunnya dan diharapkan dapat dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya. Pertamina berharap agar dengan terlaksananya kegiatan ini dapat memberikan kontribusi dan semangat bagi masyarakat pendidikan umumnya dan mahasiswa khususnya untuk semakin aktif dan kreatif dalam menuntut ilmu serta menjadikan generasi muda Indonesia menjadi generasi yang matang dan terampil untuk menjadi penerus bangsa dan membawa Indonesia menjadi negara yang sejajar bahkan menonjol di mata dunia. Hal ini sejalan dengan tujuan Pertamina menjadi sebuah perusahaan yang berkelas dunia / World Class Company. Terima Kasih.

PT PERTAMINA (PERSERO)


External Relation Pms. BBM Retail Region II


Rabu, 27 Mei 2009

PERTAMINA PEMASARAN SUMBAGSEL AMANKAN SUPLAI BBM MENJELANG PILPRES 2009

PERTAMINA PEMASARAN SUMBAGSEL
AMANKAN SUPLAI BBM MENJELANG PILPRES 2009

 Setelah sukses mengamankan suplai BBM dalam rangka Pemilu Legislatif, Pertamina Pemasaran Sumbagsel segera menyusun strategi dan antisipasi dalam rangka memberikan kenyamanan kepada masyarakat dari sisi suplai BBM pada saat Pilpres 2009.

Strategi yang dimiliki adalah dengan membuat Rolling Estimate untuk suplai BBM berbanding dengan konsumsi BBM dari mulai Bulan Juni sampai dengan Agustus 2009. Rolling Estimate adalah perkiraan / estimasi berapa banyak volume BBM (Premium dan Solar) yang akan disalurkan pada periode 3 bulan kedepan sampai dengan terlaksananya Pilpres 2009.

Dengan berdasarkan Kuota BBM tahun 2009 untuk Premium sekitar 551.546.308 KiloLiter dan Solar sekitar 418.197.584 KiloLiter, maka rata-rata kuota perbulan adalah sebesar 45.962.192 KL untuk Premium dan sekitar 34.849.798 KL untuk Solar. Jumlah BBM bersubsidi ini yang kemudian dianalisis oleh Pertamina untuk menyusun rolling estimate dalam rangka menghadapi Pilpres 2009.

Beberapa hal yang menjadi perhatian dalam menyusun rolling estimate kebutuhan BBM adalah sebagai berikut :
1. Tentunya pada saat masa kampanye berlangsung akan terjadi peningkatan konsumsi BBM akibat kampanye yang dilakukan oleh masing-masing kandidat maupun massa simpatisan kandidat yang bersangkutan.
2. Dalam masa kampanye dan Pilpres, tidak boleh ada SPBU yang kosong atau kehabisan stok sehingga berakibat masyarakat menjadi kesulitan dalam memperoleh BBM dan memicu terjadinya panic buying ataupun isu kelangkaan.
3. kemampuan penimbunan baik Depo-depo Pertamina di wilayah Sumsel maupun daya tampung SPBU yang ada di wilayah Sumsel, sehingga dapat terpantau di SPBU / wilayah mana saja yang mulai menipis ketersediaan BBMnya.

Yang dilakukan Pertamina adalah sebagai berikut :
1. Menyusun Rolling Estimate kebutuhan BBM seperti terlampir di data yang ada di bawah ini.
2. Built Up Stock BBM di depo-depo Pertamina yang telah dilakukan sejak setahun lalu.
3. Monitoring stock baik di depo maupun stock yang berjalan / sedang on the way ke depo (baik dari Kilang maupun impor).
4. berkordinasi dengan SPBU untuk pemantauan dan pelaporan stock serta suplai SPBU.
5. berkordinasi dengan Hiswana Migas untuk turut mendukung kondisi yang kondusif agar Pilpres dapat berjalan dengan aman dan tertib.

6. Sekiranya diperlukan, mendekati pelaksanaan Pilpres akan dibentuk SATGAS agar lebih detil dan fokus dalam memantau ketersediaan BBM.


 ROLLING ESTIMATE TRIWULAN
PMS BBM RETAIL REGION II
   
PRODUK PREMIUM 
LOKASI / BULAN Juni Juli Agustus 
  KERTAPATI 30.500 30.600 30.700  
  BATURAJA 6.700 6.800 6.900  
  LAHAT 5.200 5.300 5.500  
  LUBUK LINGGAU 7.500 7.700 7.800  
TOTAL PREMIUM SUMSEL 49900 50400 50900  
 
 
PRODUK M. SOLAR 
LOKASI / BULAN Juni Juli Agustus 
  KERTAPATI 25.000 26.000 27.000  
  BATURAJA 4.200 4.300 4.500  
  LAHAT 3.800 3.900 4.100  
  LUBUK LINGGAU 5.300 5.400 5.600  
TOTAL M. SOLAR 38300 39600 41200  
 
PRODUK PERTAMAX GRAND TOTAL
LOKASI / BULAN Juni Juli Agustus KL
  KERTAPATI 850 860 870  
   
maaf kalo posisinya jadi gak teratur..padahal di excel/word dah sesuai...ada yg bisa ajarin biar bener...?

Thanks ya semuanya dah dibaca dan semoga bermanfaat bagi teman media...


Kamis, 16 April 2009

LPG 3kg TIDAK LANGKA

SUPLAI & DISTRIBUSI LPG 3KG DI SUMSEL 
DALAM KONDISI NORMAL


Adanya beberapa informasi yang beredar bahwa terjadi kelangkaan LPG untuk jenis LPG 3 KG di wilayah Sumsel adalah tidak benar. Hal ini dapat dipastikan setelah Pertamina Gas Domestik melakukan pengecekan langsung ke lapangan dan melakukan pemantauan terhadap pendistribusian LPG 3 kg di masyarakat. Adapun beberapa hal yang perlu diketahui adalah :

Dari Sisi Suplai dan Distribusi Justru Mengalami Peningkatan.
Pendistribusian LPG 3kg kepada masyarakat dari Pertamina justru mengalami peningkatan. Suplai LPG 3kg dilakukan dari 2(dua) SPPBE (Stasiun Pengisian & Pengangkutan Bulk Elpiji) yang ada di Palembang dengan data sebagai berikut :
• SPPBE P.Layang (Pertamina) menyalurkan rata-rata 45 Ton per hari.
• SPPBE Kalindo (Swasta) menyalurkan rata-rata 90 Ton per hari.
• Dengan demikian Total Penyaluran LPG 3kg sebesar 135 Ton per hari.

Jumlah penyaluran LPG 3kg ini mengalami peningkatan dapat dilihat dari realisasi jumlah tabung LPG 3kg yang didistribusikan kepada masyarakat, tercatat realisasi Bulan Februari 2009 jumlah tabung LPG 3kg yang disalurkan sejumlah 1.003.000 (satu juta tiga ribu) tabung dan mengalami peningkatan sebanyak 9% di Bulan Maret dengan jumlah penyaluran sebesar 1.098.000 (satu juta sembilan puluh delapan ribu) tabung. Tentu saja trend ini diperkirakan akan bertahan dan menunjukkan bahwa tidak ada pengurangan suplai dan tidak terjadi kelangkaan.
Disadari bahwa dengan 2(dua) SPPBE saja belum cukup maksimal dalam melaksanakan penyaluran LPG 3kg kepada masyarakat. Pengusaha (Agen) LPG 3kg harus mengantri di SPPBE untuk dapat mendapatkan LPG 3kg. Rencana kedepan adalah dengan menambah jumlah SPPBE yang beroperasi di wilayah Sumsel dengan perkiraan jumlah ideal sekitar 5 SPPBE agar penyaluran dapat lebih efektif dan lancar. Sampai saat ini sedang dalam proses penambahan 1(satu) lagi SPPBE di daerah Musi Dua untuk membantu penyaluran dari 2(dua) SPPBE yang sudah beroperasi.

Kondisi di Lapangan tidak ada Kelangkaan.
 Tim dari Pertamina Gas Domestik yang melaksanakan pemantauan di lapangan tidak menemukan terjadinya kelangkaan LPG. Hasil pantauan yang dilaporkan bahwa ditingkat pangkalan pada titik tertentu kadang terjadi keterlambatan suplai, namun masyarakat masih bisa memperoleh LPG 3kg di daerah sekitar pangkalan tersebut baik di toko maupun di pengecer. Sehingga tidak dikategorikan sebagai kelangkaan, hal ini terjadi karena Agen harus mengantri di SPPBE agar teratur dan tertib dalam mendapatkan LPG 3kg. Tentu saja Agen yang datang lebih pagi harus dilayani terlebih dahulu dan agen yang mengantri di belakangnya dilayani kemudian. 

Wacana Kebijakan untuk Pengaturan LPG 3kg.
 Pada awalnya LPG 3kg diperuntukkan bagi masyarakat menengah ke bawah dan pengguna minyak tanah murni. Namun dengan subsidi yang diberikan Pemerintah untuk LPG 3kg, telah menyebabkan pengguna LPG 12kg atau masyarakat menengah ke atas beralih turut menggunakan LPG 3kg. Kondisi ini tentu saja menyebabkan konsumsi LPG 3kg meningkat cukup tajam dan berujung pada kembali membengkaknya beban subsidi yang harus ditanggung Pemerintah.
Pemerintah sebagai penentu kebijakan dan peraturan / regulator hendaknya segera mewacanakan untuk pembahasan regulasi / peraturan yang mengatur khusus mengenai pendistribusian LPG 3kg agar lebih terarah dan teratur dalam pelaksanaannya di lapangan. Siapa yang berhak dan boleh menggunakan LPG 3kg dan mekanisme yang diatur untuk mendapatkan isi ulang LPG 3kg (contoh : memiliki kartu kendali resmi yang terdaftar untuk syarat pembelian minyak tanah). Selain itu juga diatur mengenai pembagian atau alokasi masing-masing Agen LPG 3kg. Saat ini tidak ada pengaturan alokasi bagi Agen LPG 3kg, sehingga menyebabkan agen atau beberapa agen yang berkelompok dan memiliki sumber dana dan fasilitas lebih banyak mendapatkan lebih banyak LPG 3kg dan menyebabkan agen yang lebih kecil menjadi kekurangan untuk didistribusikan didaerah yang menjadi wilayahnya. Apabila diatur melalui alokasi, tentu saja menjadi lebih terorganisir dan jelas soal pendistribusian yang merata sehingga tidak terjadi kecemasan di masyarakat akan isu kelangkaan.

Pertamina Tambah Jam Operasional SPPBE P.Layang.
Pertamina sangat serius dalam hal pelayanan, oleh karenanya Pertamina telah menambah jam kerja operasional SPPBE P.Layang sampai jam 23.00 wib atau sampai jam sebelas malam. Hal ini dilakukan untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat agar tetap dapat memperoleh isi ulang LPG 3kg. Selain itu Pertamina juga membuka kesempatan bagi para pengusaha atau investor untuk membuka peluang bisnis baru dengan membangun SPPBE baru di wilayah Sumsel. Hal ini dilakukan Pertamina demi ketersediaan suplai dan kelancaran distribusi LPG khususnya LPG 3kg di wilayah Sumsel.


Jumat, 20 Maret 2009

Penyesuaian Harga Jual Tabung + Isi LPG 3 kg

Penyesuaian Harga Jual Tabung + Isi LPG 3 kg

Baru-baru ini terdengar kabar bahwa harga jual LPG jenis LPG 3 kg akan mengalami kenaikan harga, tentu hal ini langsung mendapatkan respon dan tanggapan terutama soal keberatan terhadap naiknya harga jual LPG 3 kg tersebut. Dengan demikian Pertamina dalam hal ini Pertamina Pemasaran Sumbagsel merasa perlu untuk memberikan penjelasan agar tidak terjadi salah persepsi di masyarakat sebagai berikut :
Berdasarkan Surat Keputusan (SK) No.Kpts.003/F10500/2008-S3 pada tanggal 11 Maret 2009 dari Vice President Gas Domestik PT PERTAMINA (PERSERO) tentang Harga Jual Tabung LPG Ukuran 3 KG yang akan diberlakukan mulai tanggal 16 Maret 2009 adalah sebagai berikut :
1. bahwa untuk meningkatkan kompetensi bisnis LPG, dibutuhkan kemampuan untuk tumbuh dan berkembang menjadi unit bisnis yang mampu mendatangkan profit.
2. Dengan adanya kenaikan komponen bahan baku tabung LPG, maka untuk tetap dapat mempertahankan kemampuan dan kegiatan perusahaan diperlukan upaya-upaya penyesuaian yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen melalui perbaikan kinerja yang meliputi kualitas, penampilan, dan ketersediaan tabung bagi konsumen maka dipandang perlu untuk mengadakan penyesuaian harga jual tabung LPG ukuran 3 kg.

Dengan demikian maka harga jual tabung LPG 3 kg adalah sebesar Rp. 147.000,- (Seratus Empat Puluh Tujuh Ribu Rupiah) dan harga jual ini berlaku sampai radius maksimal 60 km dari depot pengisian dan atau dari depot suplai point LPG PT PERTAMINA (PERSERO). Apabila lebih dari jarak yang ditentukan maka akan ditambahkan biaya sesuai dengan ongkos angkut dan dihitung berdasarkan kelebihan jarak kilometer (km) diluar radius 60 km yang ditetapkan oleh Manajer Gas Domestik Region setempat.

Namun dari keputusan untuk menaikkan harga jual tabung LPG 3 kg ini, ada beberapa hal yang justru penting untuk dimengerti dan dipahami oleh masyarakat adalah :
1. Harga jual gas/isi LPG 3 kg tidak berubah dan tetap di harga Rp.4.250,-/kg atau sama dengan Rp.12.750,-/3kg.
2. Penyesuaian harga ini tidak berlaku kepada Paket Konversi LPG 3 kg yang didistribusikan kepada masyarakat yang berhak mendapatkan paket konversi sesuai dengan syarat dan program Pemerintah dalam Program Konversi Energi.
3. Harga baru tersebut berlaku untuk pembelian tabung+isi baru LPG 3kg diluar paket konversi dengan estimasi harga eks agen adalah Rp.147.000,- + Rp.12.750,- = Rp. 159.750,- (Seratus Lima Puluh Sembilan Ribu Tujuh Ratus Lima Puluh Rupiah) dalam jarak 60 km.

Sehingga dengan demikian sudah jelas bahwa penerapan harga jual baru tersebut diterapkan untuk masyarakat yang bukan penerima paket konversi namun ingin membeli dan menggunakan tabung LPG 3 kg. Tentu saja bagi mereka yang bukan penerima paket konversi dianggap lebih mampu dan dapat memberikan kontribusi bagi kelancaran bisnis LPG itu sendiri, mengingat LPG 3 kg (refill) juga diperjualbelikan secara bebas di luar paket konversi yang dicanangkan oleh Pemerintah. Terima Kasih.

Pertamina Amankan Suplai BBM selama Pemilu

Optimis Hadapi Pemilu Legislatif,
Pertamina Pemasaran Sumbagsel Estimasikan Kebutuhan BBM

Pemerintah telah menetapkan mulainya masa kampanye dalam rangka Pemilu Legislatif ataupun Pemilu untuk untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di tingkat legislatif dan menjadi wakil rakyat untuk mengutamakan kepentingan rakyat. Sebelumnya marak sekali atribut kampanye baik berupa poster dan baliho yang menghiasi setiap sudut kota dalam rangka memperkenalkan diri masing-masing calon legislatif yang berusaha untuk mendapatkan sebanyak mungkin dukungan dan dipilih untuk menjadi wakil rakyat pada saat pemilu nanti. Masing-masing dengan visi dan misi yang berbeda serta dengan slogan yang juga berbeda untuk membangkitkan semangat dan menarik perhatian masyarakat.
Pertamina sebagai salah satu perusahaan migas khususnya Pertamina Pemasaran Sumbagsel yang berkedudukan di Propinsi Sumatera Selatan juga menjadi saksi semaraknya pesta demokrasi yang sedang berjalan. Namun ada hal lain selain kesemarakan pesta demokrasi tersebut yang juga harus menjadi perhatian Pertamina, yaitu ketersediaan BBM terutama Premium dan Solar di SPBU dalam rangka melayani kebutuhan BBM tidak hanya bagi masyarakat umum, namun juga bagi mereka yang berkampanye. Tentu saja proses kampanye yang menggunakan kendaraan bermotor turut menambah volume konsumsi BBM lebih besar dari hari-hari biasa saat tidak ada kampanye pemilu.
Oleh karena itu Pertamina Pemasaran Sumbagsel telah mengambil satu langkah kedepan untuk menghadapi jalannya proses pemilu legislatif di wilayah kerjanya dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan BBM dan menghilangkan kekhawatiran masyarakat akan ketidaktersediaan BBM pada masa kampanye.
Pertamina Pemasaran Sumbagsel membuat rolling estimate kebutuhan BBM khususnya Premium dan Solar untuk bulan Maret dan April guna menghadapi pemilu legislatif. Rolling estimate atau biasa disebut estimasi kebutuhan BBM ini adalah sebuah strategi untuk memperkirakan berapa volume BBM yang dibutuhkan dalam masa pemilu legislatif tersebut. Tentu saja estimasi ini tetap didasarkan pada penentuan kuota tahunan BBM untuk wilayah Pertamina Pemasaran Sumbagsel dengan asumsi kuota per bulan dibandingkan dengan perkiraan kebutuhan BBM terutama di bulan Maret dan April.

Propinsi Sumatera Selatan (dalam KL)
Jenis BBM---Kuota 2009---Kuota / bulan---Est. Maret---Est. April
Premium        551.546           45.962                   46.190           47.310
Solar               418.197            34.849                  35.900           36.200

Propinsi Jambi (dalam KL)
Jenis BBM----Kuota 2009---Kuota / bulan--Est. Maret--Est. April
Premium         284.265            23.688               20.150         19.500
Solar                 216.291             18.024               19.220          18.600


Propinsi Bengkulu (dalam KL)
Jenis BBM----Kuota 2009---Kuota / bulan--Est. Maret--Est. April
Premium         139.102            11.591                  10.430          10.430
Solar                 56.198               4.683                 4.770             4.750

Propinsi Lampung (dalam KL)
Jenis BBM----Kuota 2009---Kuota / bulan--Est. Maret--Est. April
Premium         519.055             43.254                37.950         38.550
Solar                400.371             33.364               33.600         33.300

Propinsi Bangka Belitung (dalam KL)
Jenis BBM----Kuota 2009---Kuota / bulan--Est. Maret--Est. April
Premium        180.252             15.021                 13.460         13.489
Solar                152.035             12.669                16.686          16.536
     
Pertamina Pemasaran Sumbagsel dengan demikian menyatakan optimis untuk tetap memberikan pelayanan yang terbaik dalam rangka memenuhi kebutuhan BBM di wilayah kerjanya dalam rangka menghadapi pemilu legislatif yang saat ini sedang berlangsung dan tengah memasuki masa kampanye. (Rob)

Minggu, 22 Februari 2009

PERTAMAX TURUN HARGA..


Harga Pertamax turun menjadi Rp.6.100,- per Liter

Sesuai dengan harga minyak mentah di pasaran dunia yang terus berubah, maka Pertamina juga menyesuaikan harga jual BBMnya terutama harga jual BBM dengan harga keekonomian (non subsidi).
Per tanggal 15 Februari pukul 00.00 wib, Pertamina telah menurunkan harga Bahan Bakar Khusus jenis Pertamax dari harga awal Rp.6.300,- per Liter menjadi Rp.6.100,- per Liter untuk wilayah Propinsi Sumatera Selatan.
Harga baru ini disesuaikan dengan harga keekonomian Pertamax dan diharapkan dengan harga baru yang tidak terlalu tinggi selisih harga dengan Premium, dapat meningkatkan penjualan Pertamax di masyarakat.
Hal ini sangat beralasan karena dari sisi spesifikasi dan kualitas BBM, Pertamax memiliki Ratio Octan Number (RON) yang lebih tinggi dari Premium sehingga memiliki pembakaran yang lebih sempurna dan ramah lingkungan. Tentu saja hal ini akan lebih memanjakan kendaraan konsumen selain mendukung kebijakan ramah lingkungan.
Pertamax sendiri memang ditujukan kepada pengguna kendaraan bermotor yang menginginkan kesempurnaan kerja mesin dan performa yang maksimal dari kendaraannya, namun tentu saja Pertamax juga dapat digunakan bagi pengendara kendaraan secara umum baik kendaraan keluaran tahun lama ataupun produksi baru.
Pertamax memberikan kepuasan lebih bagi pengendara kendaraan yang ingin berkendara dengan nyaman, aman, dan ramah lingkungan.

Senin, 02 Februari 2009

Pertamina-Polda Sumsel Tandatangani MOU Pengamanan


Pertamina Pemasaran Sumbagsel
Tandatangani MOU Pengamanan dengan Polda Sumsel

Pertamina sebagai salah satu perusahaan BUMN yang bertanggungjawab akan Distribusi BBM di Indonesia sampai saat ini adalah aset vital nasional yang harus dijaga dan dijauhkan dari berbagai ganguan agar dapat beroperasi dan berkinerja dengan baik.
Belajar dari pengalaman yang sangat berharga yaitu terbakarnya Depo BBM Pertamina Plumpang di Jakarta Utara menunjukkan bahwa tidak hanya aspek pengamanan yang perlu ditingkatkan, namun juga aspek kedaruratan dari aset-aset yang dimiliki Pertamina juga harus maksimal. Penandatanganan MOU ini adalah salah satu langkah nyata dari inisiatif bersama antara Pertamina dengan POLRI baik dari level pusat sampai ke daerah. Beberapa waktu yang lalu Pertamina Pemasaran Sumbagsel menyatakan bahwa pengamanan dan pengawasan aset lebih dioptimalkan mengingat himbauan langsung Presiden SBY terkait kasus Plumpang.
Penandatanganan MOU ini adalah pembaharuan dari MOU yang sebelumnya telah ditandatangani mengenai hal yang sama di tahun 2004. Penandatanganan MOU ini juga melibatkan Pertamina Refinery Unit III Plaju dan BP Migas yang menaungi perusahaan-perusahaan yang bergerak di bisnis eksplorasi migas. Proses penandatanganan mengambil tempat di Hotel Horizon Palembang yang langsung dihadiri oleh Kapolda Sumsel, Ito Sumardi DS, GM Pertamina Pemasaran BBM Retail Region II, Hasto Wibowo, GM Refinery Unit III dan Perwakilan BP Migas.
MOU tersebut berisikan mengenai berbagai aspek yang diatur dalam rangka melaksanakan pengamanan atau yang dikenal dengan Pedoman Pelaksanaan (Domlak) Pengamanan Pengusahaan Minyak dan Gas Bumi di lingkungan Pertamina. Tentunya MOU ini adalah awal dari kerjasama yang akan dilaksanakan kemudian. MOU sendiri bermaksud untuk memberikan gambaran tentang penyelenggaraan pengamanan bersama antara Polda Sumsel dengan Pertamina dan bertujuan untuk agar tercipta persamaan persepsi, kesamaan pola piker, pola sikap dan pola tindak dalam pelaksanaan tugas pengamanan bersama guna mewujudkan situasi Kamtibmas yang kondusif dan terkendali.
Pengamanan ini dilakukan untuk mengantisipasi dan bila perlu mengambil tindakan atas berbagai bentuk ancaman yang dirumuskan antara lain sebagai kejahatan Konvensional (pencurian, penganiyaan, pengrusakan, penyerobotan, pembakaran, penculikan, pembunuhan, pemerasan, penggelapan dan penipuan), kejahatan Transnasional (terorisme, sabotase, perampokan terhadap tanker, penyelundupan), kejahatan yang berimplikasi Kontijensi (kerusuhan massa, penjarahan, dan blockade besar-besaran), Masalah Sosial baik internal maupun eksternal seperti unjuk rasa, ataupun Kecelakaan baik kecelakaan kerja maupun lalu lintas, dan hal lain yang berkenaan yang diatur kemudian demi lancarnya kegiatan operasi dalam bidang migas.
Diharapkan dengan terlaksananya kerja sama yang dilandasi dengan MOU ini dapat mewujudkan keamanan dan rasa nyaman serta kondusif bagi proses pengusahaan migas yang ada di wilayah Propinsi Sumsel dan tentunya masuk wilayah Polda Sumsel.

Jumat, 30 Januari 2009

Waspadai Minyak Tanah Oplosan

Waspadai Minyak Tanah Oplosan

Pertamina sebagai salah satu perusahaan BUMN yang mengemban penugasan negara untuk bertanggungjawab mendistribusikan BBM bersubsidi di tanah air memikul tanggungjawab yang besar di pundaknya. Tidak hanya dari sisi teknis pendistribusian, namun juga dari sisi moral kenyamanan masyarakat dalam mengkonsumsi BBM untuk kebutuhan sehari-hari.
Baru-baru ini muncul kecemasan dan keresahan di masyarakat terkait dengan adanya indikasi beredarnya minyak tanah oplosan di masyarakat yang berbahaya mengakibatkan kebakaran dan korban baik materi maupun jiwa. Berdasarkan masukan dan informasi yang disampaikan oleh rekan media kepada Pertamina mengenai hal tersebut, maka Pertamina Pemasaran BBM Retail Region II langsung menerjunkan jajarannya dari Sales Representatif BBM dan Tim Serve-Q yang langsung mendatangi lokasi yang terindikasi beredarnya minyak tanah oplosan tersebut.
Dari random sampling minyak tanah yang diambil dari 3 lokasi berbeda serta pengecekan ulang density baik di Depot BBM Kertapati dan di pangkalan maka hasil yang diperoleh bahwa density minyak tanah yang berada di Kertapati dan pangkalan minyak tanah resmi masih sesuai dengan spesifikasi minyak tanah dan tidak teroplos.
Saat ini dengan kondisi harga jual eceran BBM Premium dan Solar di SPBU yang lebih rendah dari harga jual minyak tanah keekonomian, mengingat minyak tanah bersubsidi sudah ditarik 100% di Kota Palembang maka membuka celah bagi spekulan/oknum untuk memperoleh keuntungan lebih dengan cara mengoplos minyak tanah dengan premium maupun solar dan dijual di level eceran dengan harga tinggi.
Contoh : harga Premium/Solar Rp.4.500/liter dan Mitan keekonomian sekitar Rp.6.000/liter, komposisi oplosan 20 ltr mitan dan 10 ltr premium = Rp.120.000+Rp.45.000= Rp. 165.000 (modal). Mitan Oplosan dijual di level eceran per liter Rp.7000 x 30ltr = Rp.210.000,- dengan keuntungan Rp.45.000,-
Masyarakat terutama ibu rumah tangga yang tidak memiliki banyak waktu atau enggan membeli minyak tanah di pangkalan resmi lebih memilih untuk membeli di penjual eceran yang kemungkinan besar bisa saja adalah minyak tanah oplosan dan menjadi korban kecelakaan kebakaran akibat minyak tanah yang bercampur premium. Pertamina menghimbau agar para pengguna minyak tanah untuk berhati-hati dalam membeli dan menggunakan minyak tanah apabila diperoleh tidak dari agen/pangkalan resmi.
Himbauan Pertamina adalah :
- Belilah Minyak Tanah di agen atau pangkalan yang resmi.
- Apabila Mitan tersebut oplosan akan tercium bau Premium.
- Cobalah dahulu di tempat terbuka dengan membakar sedikit mitan, apabila terbakar dengan cepat seperti premium sebaiknya jangan digunakan.
- Segera laporkan kepada Pertamina atau Agen/Pangkalan apabila mendapatkan indikasi minyak tanah oplosan.
- Laporkan kepada Customer Care Pertamina di telp : 0711-518500 atau Pertamina Contact Center 500000.

Untuk saat ini di Kota Palembang ada 2(dua) Agen Resmi Minyak Tanah Non Subsidi, yaitu Kopatri dan PT Wahana Mandiri, sementara pangkalan yang tersebar sekitar lebih dari 78 pangkalan resmi.

Kamis, 29 Januari 2009

Pertamina Terima Kunjungan Wawako Palembang, Romi Herton

Terima Kunjungan Wakil Walikota Palembang,
Pertamina Siap Berkolaborasi Tertibkan Inventarisasi Aset

Tepatnya pada tanggal 30 Januari 2009, Pertamina Pemasaran Sumbagsel yang langsung diwakili oleh GM Pms BBM Retail Region II, Hasto Wibowo menerima langsung kunjungan dinas Wakil Walikota Palembang, Romi Herton di lokasi LPG Filling Plant P.Layang sekitar pukul 09.00 wib.
Kunjungan Dinas wawako adalah untuk melakukan pengecekan langsung di lapangan akan keberadaan filling plant LPG P. Layang sekaligus inventarisasi aset-aset yang diyakini masih dibawah kepemilikan Pemerintah Kota Palembang. Acara tatap muka dilaksanakan di halaman lokasi filling plant dan dilanjutkan dengan sekilas mengenai keberadaan dan operasional LPG filling plant P. Layang.
Wakil Walikota Palembang, Romi Herton menyampaikan bahwa berdasarkan dokumen administrasi yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Palembang menyatakan bahwa LPG filling plant P. Layang dan beberapa lokasi tanah yang ada di dalam wilayah operasional Pertamina baik Pertamina Pemasaran Sumbagsel maupun Pertamina Refinery Unit 3 Plaju adalah masih milik Pemerintah Kota Palembang. Romi Herton menyampaikan bahwa inventarisasi ini berdasarkan penugasan dari Pemerintah Pusat untuk kembali mengevaluasi dan menginventarisasi aset Pemerintah, dan mencari kejelasan serta pengakuan resmi akan kepemilikan dan pengelolaan aset yang selama ini ada dan salah satunya berada di dalam lokasi Pertamina.
LPG filling plant sendiri mulai dibangun dan beroperasi sejak tahun 1997 dan terjadi pengalihan / serah terima pengelolaan aset dari Pertamina UP 3 Plaju saat itu kepada Pertamina UPms II pada tahun 2000 silam. Lokasi LPG filling plant P. Layang menempati lokasi seluas total +/- 4 hektar dari seluruh lokasi lahan seluas 15,6 hektar yang diklaim milik Pemerintah Kota Palembang.
Pertamina sendiri adalah salah satu perusahaan yang besar dan bonafit di Indonesia, tentu saja predikat ini diperoleh salah satunya adalah karena kontribusi yang signifikan kepada pemerintah Republik Indonesia berupa deviden yang diambil dari keuntungan Pertamina dan dari setoran pajak kepada negara. LPG filling plant P. Layang sendiri memiliki SITU, IMB yang resmi berlaku dan telah memiliki UKL UPL sebagai syarat kepedulian terhadap lingkungan dan operasional yang tidak mencemari lingkungan. Dengan demikian seluruh kewajiban Pertamina terhadap Pemerintah berupa pajak dan retribusi juga selalu dipenuhi dan dapat dipertanggungjawabkan.
Mananggapi apa yang disampaikan Wakil Walikota Palembang dalam kunjungannya, Pertamina segera membentuk Tim Khusus terdiri dari Fungsi Hukum dan Pertanahan, Keuangan, serta External Relation yang akan berkolaborasi dengan Tim Pemerintah Kota Palembang untuk berbagi dokumen dan mengevaluasi bersama guna memastikan status lokasi yang selama ini dipergunakan Pertamina dan diklaim adalah aset milik Pemerintah Kota Palembang. Tawaran dan niat baik Wakil Walikota untuk duduk bersama disambut positif oleh Pertamina melalui GM Pemasaran Sumbagsel yang akan segera membentuk tim tersebut untuk menuntaskan kepastian hak milik maupun hak guna lokasi LPG filling plant P. Layang.
Diharapkan output yang positif dapat dihasilkan dari kolaborasi ini dan memastikan hak dan tanggungjawab masing-masing pihak baik Pertamina maupun Pemerintah Kota Palembang mengingat LPG filling plant adalah aset vital bagi Pertamina dan Kota Palembang karena menjadi tulangpunggung untuk mengamankan distribusi dan penyaluran LPG terutama di Kota Palembang. Pertamina sendiri selama ini membayar pajak dari seluruh 15,6 hektar lokasi yang hanya efektif digunakan seluas 4 hektar, kedepan apabila memang lokasi tersebut adalah aset Pemerintah Kota Palembang, Pertamina berencana untuk hanya membayar pajak seluas 4 hektar dan tidak termasuk lahan tidur yang tidak digunakan. Hal ini untuk lebih meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya/cost per kilogram dari LPG. Tentu saja Pertamina berharap agar inventarisasi aset ini dapat dilaksanakan dengan kerjasama dan perbincangan yang positif dengan Pemerintah Kota Palembang.



Selasa, 20 Januari 2009

Pertamina Tingkatkan Pengamanan & Kewaspadaan

Sedia payung sebelum hujan, lebih baik mencegah daripada mengobati. Paribahasa ini sangat sesuai untuk menggambarkan Pertamina Pemasaran Sumbagsel saat ini. Berkaca dari kejadian terbakarnya Depo BBM Pertamina Plumpang beberapa saat lalu, lantas tidak membuat Pertamina panik dan dirundung duka. Pertamina segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mempercepat penyelidikan dan tetap menjaga kelancaran distribusi BBM bagi masyarakat. Tidak hanya berfokus pada kasus Plumpang, Pertamina juga menginstruksikan untuk meningkatkan pengamanan dan pengawasan di seluruh area operasi Pertamina.
Pertamina Pemasaran Sumbagsel adalah salah satu unit pemasaran yang turut menindaklanjuti kebijakan tersebut dengan berbagai langkah antisipasif dan kordinasi dengan berbagai pihak terutama Kepolisian untuk bersama-sama menjaga aset vital negara di bidang migas.
3 Aspek utama yang menjadi perhatian Pertamina Pemasaran Sumbagsel adalah sebagai berikut :
1. Aspek Sekuriti, Pimpinan sekuriti dan jajarannya secara aktif senantiasa berkordinasi dengan sekuriti di depot-depot untuk meningkatkan pengawasan dan pelaporan keamanan.
- Surat resmi dan edaran kepada para kepala depot telah dikirimkan untuk menigkatkan kewaspadaan selain tetap menjaga kelancaran distribusi BBM.
- Berkordinasi secara internal dengan fungsi K3LL dan fungsi lain di dalam tim penanggulangan keadaan darurat yang ada di depot dan berkordinasi dengan pihak eksternal terkait terutama dengan pihak Kepolisian.
- Melakukan latihan rutin dan terprogram bekerja sama dengan Kepolisian dan latihan rutin penanganan keadaan darurat di dalam areal depot untuk menjaga kehandalan personel agar tidak panik dan cepat tanggap dalam keadaan apapun.
- Meningkatkan kontrol dan pengawasan dengan tingkat maksimal di daerah operasional Pertamina yang dianggap rawan.
- Contoh : Sebelum terjadi kasus Plumpang, Depot Kertapati Baru dan Lama di daerah Kramasan Kertapati telah dijaga oleh Satuan Brimob hasil kerjasama dengan Kepolisian.
2. Aspek K3LL (Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Lingkungan). Fungsi ini yang bertanggungjawab untuk masalah pencegahan dan penanganan apabila ada kejadian darurat seperti kebakaran misalnya.
- Memeriksa kembali walaupun secara rutin telah dilakukan terhadap peralatan safety baik yang bersifat aktif maupun pasif.
- Menerbitkan Memorandum / surat resmi ke seluruh depot untuk pengecekan ulang seluruh peralatan pemadaman (pompa, selang air, hydrant, grounding system, foam pourer (busa untuk memadamkan api) dan peralatan pendukung lainnya.
- Bersama kepala depot menandatangani prosedur baku penanganan keadaan darurat dan pelatihan serta fasilitas yang dibutuhkan untuk menjaga kehandalan aspek K3LL di depot (termasuk pengecekan rutin per 6(enam) bulan.
- Berkordinasi dengan fungsi sekuriti dan Kepolisian setempat serta dengan Dinas Pemadam Kebakaran.
- Selalu melaksanakan Safety Talk / memberikan pengertian dan penjelasan mengenai aspek K3LL baik secara internal maupun kepada pihak eksternal yang memasuki wilayah operasional Pertamina.
- Mengatur perijinan untuk keluar masuk baik orang maupun alat dan barang yang beraktivitas di dalam areal Depot BBM Pertamina (ijin masuk orang, ijin mobil tanki dan kelayakannya, alat pelindung diri,dsb).
- Setiap tahun melaksanakan Audit SMK3LL yang sampai saat ini hasilnya selalu positif dan menunjukkan bahwa seluruh personel tanggap akan aspek K3LL.
3. Aspek Suplai dan Distribusi, bertanggungjawab untuk menjaga kelancaran distribusi BBM di wilayah kerja Pemasaran Sumbagsel.
- Pertamina Pemasaran Sumbagsel memiliki beberapa alternatif penyuplaian BBM di wilayahnya yang dikenal dengan Pola RAE (Reguler, Alternative, dan Emergency).
- Pola pendistribusian BBM ini digunakan sesuai dengan kondisi yang ada di Pemasaran Sumbagsel. Reguler adalah pola suplai biasa yang selama ini dilaksanakan dari supplay point Kilang UP 3 Plaju. Untuk alternative dilaksanakan apabila kilang terkendala sehingga tidak bisa 100% menyuplai Pemasaran Sumbagsel, dan emergency apabila kilang sama sekali tidak bisa beroperasi, maka Pemasaran Sumbagsel kebutuhan BBMnya disuplai dari Kilang terdekat dan depot lain di luar wilayah Pemasaran Sumbagsel.
- Sampai saat ini terhambatnya operasional Depo Plumpang akibat terbakar tidak berpengaruh terhadap suplai BBM di wilayah Pemasaran Sumbagsel karena Kilang UP 3 Plaju tetap beroperasi seperti biasa dan suplai BBM di wilayah Sumbagsel diambil dari UP 3 Plaju dan bukan dari Depo Plumpang.
Pertamina dalam kesempatan ini menghimbau kepada masyarakat agar turut berperan serta melakukan pengawasan dan segera melaporkan kepada Kepolisian apabila menemui kejanggalan ataupun orang yang tidak dikenal yang sekiranya dapat membahayakan operasional Pertamina mengingat Pertamina adalah aset vital. Masyarakat Sumbagsel diminta untuk tidak resah dan was-was akan kesulitan untuk mendapatkan BBM sebab Pertamina Pemasaran Sumbagsel tetap berkomitmen serius dalam menyediakan kebutuhan BBM bagi masyarakat. Bersama Kita bisa..!!!

Minggu, 18 Januari 2009

Realisasi LPG Sumsel Tahun 2008 & Estimasi 2009

TOTAL REALISASI PENYALURAN LPG WILAYAH KERJA PROPINSI SUMATERA SELATAN
Pertamina Gas Domestik yang bertanggungjawab untuk pendistribusian LPG di wilayah Propinsi Sumatera Selatan telah satu tahun memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal penyediaan kebutuhan masyarakat untuk LPG. Untuk tahun 2008 tercatat cukup banyak peningkatan yang terjadi dalam konsumsi LPG di wilayah Sumsel.
Pertamina melalui Unit Bisnis Gas Domestik berkomitmen penuh untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik dan pemenuhan kebutuhan LPG sehingga tidak terjadi kelangkaan dan masyarakat menjadi kesulitan untuk mendapatkan LPG.
Program Konversi Energi dari minyak tanah beralih ke LPG 3 kg yang dicanangkan Pemerintah dan ditugaskan kepada Pertamina sebagai pelaksana telah berjalan di Propinsi Sumatera dengan baik. Hal ini terbukti dari Kota Palembang yang sudah 100% terkonversi dan saat ini sedang berlangsung proses konversi di Kabupaten sekitar Kota Palembang dan sebagian kabupaten sudah close untuk pendistribusian paket konversi LPG 3 kg.
Ditargetkan didalam tahun berjalan tahun 2009 seluruh Propinsi Sumatera Selatan telah selesai dikonversi dan beralih kepada Propinsi lain yang berdekatan dengan Sumsel untuk dikonversi.

Realisasi Tahun 2008 adalah :
Jenis Kemasan--------Total Tabung Yang Didistribusikan
3 KG------------------3.527.700
6 KG------------------------940
12 KG-----------------3.225.088
50 KG--------------------35.301

Sedangkan untuk Tahun 2009, estimasi kebutuhan LPG diperkirakan sekitar 124.951 Metrik Ton untuk satu tahun. Terima Kasih.

External Relation

Roberth MV Dumatubun