Jumat, 25 Juni 2010

Pertamina Sosialisasikan Safety LPG

PERTAMINA SOSIALISASIKAN SAFETY LPG

(AMAN & NYAMAN PAKE LPG)

Pertamina sangat prihatin dan tentunya sangat perhatian terhadap maraknya kasus kecelakaan/kebakaran akibat LPG. Dari awal konversi mulai dilakukan di Kota Palembang, bahkan sebelum launching konversi dilaksanakan pertamina telah melakukan edukasi dan sosialisasi mengenai konversi dan tatacara pemasangan, penggunaan, dan perawatan paket konversi LPG 3 kg yg diberikan secara gratis kepada masyarakat sebagai ganti dari minyak tanah subsidi.

Sampai hari inipun pertamina melalui fungsi Gas Domestik terus menerus melakukan sosialisasi baik melalui media massa maupun melalui sosialisasi door to door langsung ke lingkungan tempat tinggal warga dalam rangka kembali mengingatkan pentingnya pemasangan, penggunaan, dan perawatan LPG yang tepat agar meminimalisir dan mencegah ancaman kebakaran terhadap pemakai LPG.

Paket konversi yang didistribusikan ke masyarakat telah melalui proses seleksi dan Quality Control yang ketat dan terdaftar di Depnaker sehingga setiap tabung LPG memiliki sertifikat dan resmi adanya serta sesuai standar SNI dan aman untuk digunakan oleh masyarakat dengan penggunaan normal dan sesuai.

Untuk pengawasannya, Pertamina melakukan beberapa kali tahapan pengecekan baik mulai tabung diterima di Depot LPG maupun setelah digunakan masyarakat dan dikembalikan untuk isi ulang.

Pengecekan ini kurang lebih meliputi pengecekan tabung dengan merendamnya di dalam air untuk mengetahui apakah bocor atau tidak, maupun pengecekan kondisi fisik tabung apakah layak untuk didistribusikan. pertamina juga bersama agen dan pangkalan selalu menyerukan agar saat pengisian ulang/tukar tabung agar diperiksa apakah tabung dlm keadaan baik dan memang tabung resmi dr Pertamina. Tentu saja mengingat konversi di Sumsel sudah selesai, Pertamina lebih fokus pada pengecekan kelayakan tabung LPG yang akan didistribusikan ke masyarakat termasuk seal karet di dalam valve tabung.

Pertamina juga berharap dan sangat setuju dengan Bpk. Rizal Kenedy Komisi II DPRD Sumsel bahwa pengawasan juga harus melibatkan seluruh lapisan baik instansi pemerintah bahkan sampai masyarakat sekalipun demi terwujudnya rasa aman dan nyaman bagi masyarakat dalam menggunakan LPG.

Pertamina juga mohon dukungan untuk bersama-sama mengantisipasi dan bahkan memberikan tindakan tegas bagi oknum yang secara sengaja melakukan tindakan kriminal dengan mengurangi isi tbg LPG atau ikenal dengan "menyuntik atau LPG kentut". Praktek melanggar hukum ini yg diindikasikan penyebab rusaknya seal karet yang menyebabkan LPG bocor dan terbakar. Selain itu cara penanganan tabung saat pengiriman atau penyimpanan juga perlu diperhatikan. banyak ditemui bahwa lpg hanya dilempar-lempar saat diangkut ke dalam truk ataupun saat menurunkannya.

Namun secara keseluruhan Pertamina sangat appreciate akan perhatian dan masukan yg disampaikan oleh wakil rakyat dalam rangka mengingatkan pentingnya faktor safety LPG.
Pertamina akan terus melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai hal ini dan berharap agar seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah juga berkolaborasi dan berkordinasi demi kenyamanan dan keamanan masyarakat dalam menggunakan LPG.

Hal ini menjadi sangat penting mengingat Program Konversi Energi adalah Program yang dicanangkan oleh Pemerintah Pusat secara langsung dan Pertamina adalah salah satu pihak yang ditunjuk selaku BUMN di BIdang MIgas sebagai pelaksana lapangan dan pendistributor gas LPG.

Sekian dan Terima Kasih.

(Opini Anggota Komisi II DPRD Sumsel)

Dewan Minta Standardisasi Tabung Gas Di Kroscek

PALEMBANG () – DPRD Sumsel meminta Pertamina untuk menangani langsung masalah standardisasi tabung gas elpiji. hal tersebut dikatakan Anggota Komisi II DPRD Sumsel Rizal Kenedy mengingat masalah karet tabung seringkali menjadi penyebab kebocoran gas yang berujung ledakan.

“Melihat beberapa kejadian di beberapa daerah terkait masalah tabung gas elipji ini, kami merasa sangat khawatir dengan adanya ledakan yang sampai menimbulkan korban jiwa. Kalau masalah ini terus di biarkan, sama saja pertamina mengirim bom ke rumah rumah penduduk,” kata Rizal di kantornya kemarin.

Menurut politisi PPP ini ledakan yang terjadi sering disebabkan karena kebocoran gas dari aksesoris yaitu, selang, regulator, karet, maupun kompor. untuk itu dia berharap pertamina lebih meningkatkan pengecekan karet selang.

Dia mengtakan pengecekan tabung sebaiknya dilakukan secara berkala di tempat instalasi dan stasiun pengisian gas Pertamina. dia juga berharap, tak hanya pertamina yang pro aktif dalam menyikapi masalah ini, namun pihak terkait juga ikut aktif dalam mengurangi resiko terjadinya ledakan akibat tabung gas.

“Karena ini bukan hanya tanggung jawab Pertamina untuk mengecek, ini juga menjadi tanggung jawab Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta aparat terkait," jelasnya.

Riza juga berharap Pertamina kembali melakukan sosialisasi untuk memberikan pengetahuan dalam rangka mengurangi risiko ledakan akibat ketidaktahuan warga.

“Melihat kejadian yang sudah ada, ini merupakan inikasi kegagalan pertamina dalam melakukan konversi minyak tanah ke elpiji. kami harap ini segera diatasi,” ulasnya.

Gerakan Cinta BBM Non Subsidi

Palembang - Bertambahnya jumlah kendaraan bermotor di Indonesia, dari tahun ke tahun berdampak pada permintaan bahan bakar dalam negeri. Berdasarkan data tahun 2008 yang dirilis Kepolisian RI, jumlah kendaraan di seluruh Indonesia mencapai 65.273.451, dengan rata-rata pertumbuhan 9% pertahun, diperkirakan jumlahnya pada tahun 2010 ini mencapai 77 juta lebih. Sementara di Sumsel saja, jumlah kendaraan bermotor pada tahun 2010 ini diperkirakan mencapai 1,8 juta unit dengan rata-rata pertumbuhan 20% setiap tahunnya.

Selain permintaan bahan bakar meningkat, kecenderungan masyarakat menggunakan BBM bersubsidi, berdampak pada pembengkakan beban subsidi bahan bakar yang dikeluarkan oleh pemerintah. Pada APBNP 2010, tercatat subsidi BBM dan LPG mencapai RP 88,89 triliun. Realisasi subsidi BBM yang dirilis Kementrian Keuangan hingga semester pertama 2010 mencapai Rp 22,7 triliun. Jumlah ini naik hampir lima kali lipat dibandingkan realisasi tahun sebelumnya pada periode yang sama sebesar Rp 5,8 triliun.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, lewat Dirjen Migas Evita Legowo menegaskan  pada tahun 2010, Pemerintah hanya menyediakan 36,5 juta kiloliter BBM bersubsidi. Pemerintah terpaksa membatasi konsumsi BBM subsidi karena jika dibiarkan volume penggunaan akan meningkat hingga 40,1 juta kiloliter, yang berpengaruh pada beban APBN.

Untuk itulah di Sumatera Selatan  “Gerakan Cinta BBM Non Subsidi” diserukan, demi mengantisipasi keterbatasan BBM bersubsidi. Sebuah gerakan moral untuk menarik simpati serta mengajak masyarakat, utamanya pemakai kendaraan pribadi roda empat, khususnya golongan masyarakat mampu, agar peduli  memakai BBM non subsidi, sehingga bisa meringankan beban negara.

“Gerakan Cinta BBM Non Subsidi” dilaksanakan serentak di sepuluh kota besar di Indoensia pada Sabtu, 26 Juni 2010, di  Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Palembang, Balikpapan, Denpasar dan Makassar.  Di Palembang, aksi simpatik yang dibuka di Bundaran Air Mancur Jl. Jend. Sudirman ini juga melibatkan Distamben Provinsi Sumatera Selatan, Distamben Kota Palembang dan Pertamina.

Kampanye ini menggelorakan semangat Cinta BBM Non Subsidi untuk menggugah kesadaran masyarakat agar turut membantu mengurangi beban subsidi  pemerintah, sekaligus membantu rakyat kecil, serta peduli lingkungan dengan menggunakan Bahan Bakar Khusus ramah lingkungan. Dalam kampanye ini dibagikan sticker Saya Cinta BBM Non Subsidi dan juga bibit pohon kepada masyarakat yang melintas.

 

Mengapa memakai Bahan Bakar Khusus yang tidak di subsidi Pemerintah ?

Bahan Bakar Khusus Non Subsidi seperti Pertamax, dan Pertamax Plus (untuk mesin Bensin) atau Pertamina Dex  (untuk mesin solar), memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan BBM subsidi. Banyak keuntungan dengan memakai BBM Non subsidi, seperti kandungan oktan yang lebih tinggi sehingga mampu membuat mesin lebih bertenaga.

Namun, oktan hanya sebagian kecil dari keuntungan menggunakan Bahan Bakar Khusus Non Subsidi. Keuntungan lainnya yakni mengandung zat pembersih sehingga membuat saluran bahan bakar kendaraan menjadi bersih, mulai dari tempat penampungan hingga ke ruang bakar sehingga pembakaran menjadi sempurna. Otomatis ruang bakar mesin menjadi bersih, umur oli di dalam mesin menjadi lebih panjang, dan membuat mesin awet.  Zat pembersih ini juga mengurangi emisi Hidro Carbon (HC) yang lebih ramah untuk lingkungan, dan juga aman bagi kesehatan si pengendara.  


Versi Pertamina Pusat jakarta

Media Contact: 

B. Trikora Putra

VP Corporate Communication

PT Pertamina (Persero)

No. telp (mobile): 08124306922 

Pertamina Dukung “Gerakan Cinta BBM Non Subsidi”

Jakarta - Bertambahnya jumlah kendaraan bermotor di Indonesia, dari tahun ke tahun berdampak pada permintaan bahan bakar dalam negeri. Berdasarkan data tahun 2008 yang dirilis Kepolisian RI, jumlah kendaraan di seluruh Indonesia mencapai 65.273.451, dengan rata-rata pertumbuhan 9% pertahun, diperkirakan jumlahnya pada tahun 2010 ini mencapai 77 juta lebih.

Selain permintaan bahan bakar meningkat, kecenderungan masyarakat menggunakan BBM bersubsidi, berdampak pada pembengkakan beban subsidi bahan bakar yang dikeluarkan  pemerintah, hingga pemerintah berinisiatif menggalang “Gerakan Cinta BBM Non Subsidi”.

Pertamina mendukung gerakan moral ini, yang bertujuan menarik simpati serta mengajak masyarakat, utamanya pemakai kendaraan pribadi roda empat, khususnya golongan masyarakat mampu, agar peduli  memakai BBM non subsidi, sehingga bisa meringankan beban negara.

“Gerakan Cinta BBM Non Subsidi” dilaksanakan serentak di sepuluh kota besar di Indonesia pada Sabtu, 26 Juni 2010, di  Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Palembang, Balikpapan, Denpasar dan Makassar.  Aksi simpatik yang dibuka secara simbolis di Bundaran HI ini, melibatkan Kementrian ESDM, dalam hal ini Direktorat Jendral Migas,  BPH (Badan Pengatur Hilir) Migas, PT. Pertamina, dan Hiswana (Himpunan Wiraswasta Nasional) Migas.

Sekitar seribu peserta kampanye akan menggelorakan semangat Cinta BBM Non Subsidi untuk menggugah kesadaran masyarakat agar turut membantu mengurangi beban subsidi  pemerintah, sekaligus membantu rakyat kecil, serta peduli lingkungan dengan menggunakan Bahan Bakar Khusus ramah lingkungan.

Gerakan Cinta BBM Non Subsidi di SPBU Pertamina

Selain di pusat keramaian, Gerakan Cinta BBM Non Subsidi juga akan digelar di seluruh SPBU Pertamina di sepuluh kota, yang mengajak kendaraan pribadi roda empat menggunakan bahan Bakar Khusus ramah lingkungan, seperti Pertamax, Pertamax Plus, dan Pertamina Dex. Kegiatan ini juga diikuti dengan pembagian dan pemasangan sticker di kendaraan pribadi, berisi slogan tentang kesadaran masyarakat untuk menggunakan Bahan Bakar Khusus.

Mengapa memakai Bahan Bakar Khusus yang tidak di subsidi Pemerintah ?

Bahan Bakar Khusus Non Subsidi seperti Pertamax, dan Pertamax Plus (untuk mesin Bensin) atau Pertamina Dex  (untuk mesin solar), memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan BBM subsidi. Banyak keuntungan dengan memakai BBM Non subsidi, seperti kandungan oktan yang lebih tinggi sehingga mampu membuat mesin lebih bertenaga.

Namun, oktan hanya sebagian kecil dari keuntungan menggunakan Bahan Bakar Khusus Non Subsidi. Keuntungan lainnya yakni mengandung zat pembersih sehingga membuat saluran bahan bakar kendaraan menjadi bersih, mulai dari tempat penampungan hingga ke ruang bakar sehingga pembakaran menjadi sempurna. Otomatis ruang bakar mesin menjadi bersih, umur oli di dalam mesin menjadi lebih panjang, dan membuat mesin awet.  Zat pembersih ini juga mengurangi emisi Hidro Carbon (HC) yang lebih ramah untuk lingkungan, dan juga aman bagi kesehatan si pengendara.  

Data dan Fakta 

Pada APBNP 2010, tercatat subsidi BBM dan LPG mencapai RP 88,89 triliun. Realisasi subsidi BBM yang dirilis Kementrian Keuangan hingga semester pertama 2010 mencapai Rp 22,7 triliun. Jumlah ini naik hampir lima kali lipat dibandingkan realisasi tahun sebelumnya pada periode yang sama sebesar Rp 5,8 triliun.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, lewat Dirjen Migas Evita Legowo menegaskan  pada tahun 2010, Pemerintah hanya menyediakan 36,5 juta kiloliter BBM bersubsidi. Pemerintah terpaksa membatasi konsumsi BBM subsidi karena jika dibiarkan volume penggunaan akan meningkat hingga 40,1 juta kiloliter, yang berpengaruh pada beban APBN.

 

###

 PT Pertamina (Persero) adalah badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di bidang penambangan minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia. Saat ini, Pertamina berkomitmen mendorong proses transformasi internal dan pengembangan yang berkelanjutan guna mencapai standar internasional dalam pelaksanaan operasional dan tatakelola lingkungan yang lebih baik, serta  peningkatan kinerja perusahaan sebagai sasaran bersama. Sebagai perusahaan migas nasional, Pertamina berkomitmen untuk mewujudkan keseimbangan antara pencapaian keuntungan perusahaan dengan kualitas pelayanan publik. Dengan 52 tahun pengalaman menghadapi tantangan di lingkungan geologi Indonesia, Pertamina merupakan perintis pengembangan usaha gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG).

Lingkup usaha Pertamina termasuk dalam melakukan eksplorasi dan produksi migas; pengolahan kilang minyak, manufaktur dan pemasaran produk-produk energi dan petrokimia; pengembangan BBM nabati, tenaga panas bumi dan sumber-sumber energi alternatif lain. Kegiatan operasi dan fasilitas infrastruktur Pertamina tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Pertamina melayani kebutuhan energi bagi lebih dari 220 juta rakyat Indonesia.

Kamis, 17 Juni 2010

PERTAMINA JAMIN SUPLAI BBM KE MASYARAKAT

Pers Release PT PERTAMINA (PERSERO)

Unit Pemasaran BBM Retail Region II

12.06.2010

 

PERTAMINA JAMIN SUPLAI BBM KE MASYARAKAT

 

PT PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran BBM Retail Region II Palembang tetap berkonsentrasi dan fokus untuk menyalurkan dan mendistribusikan BBM bersubsidi di wilayah Sumbagsel, salah satunya adalah di Propinsi Sumatera Selatan yang notabene mengkonsumsi BBM bersubsidi paling besar dari 4(empat) propinsi lainnya yaitu Jambi, Bengkulu, lampung, dan Bangka Belitung.

 

Adanya kepanikan dan rasa cemas di masyarakat mengenai kesulitan dalam mendapatkan BBM di SPBU serta tingginya harga BBM di pengecer melalui media massa akhir-akhir ini juga menjadi perhatian dan ditangani secara khusus oleh Pertamina.

 

Untuk itu kiranya perlu kami sampaikan beberapa hal sebagai klarifikasi dan konfirmasi informasi kepada media sekaligus memohon bantuan dan kerja sama dari media untuk dapat menyampaikan kepada masyarakat sehingga tidak terjadi kecemasan dan panic buying (pembelian BBM lebih besar dari normal) yang justru akan menjadi masalah baru dalam pendistribusian BBM di masyarakat (praktek penimbunan dan kelangkaan BBM).

 

Berikut beberapa point penting yang dapat kami sampaikan kepada Saudara untuk melengkapi informasi dalam penulisan berita mengenai hal tersebut sekaligus sebagai klarifikasi resmi dari Pertamina Pms BBM Retail Region II,

 

  1. Pertamina saat ini tengah melakukan pengendalian terhadap kuota BBM di Sumatera Bagian Selatan termasuk Propinsi Sumatera Selatan. Tentunya penyesuaian suplai kepada SPBU ini juga terjadi di Propinsi Jambi, bengkulu, Lampung, dan Bangka Belitung.
  2. Pengendalian ini hanya berlangsung sesaat dikarenakan adanya kebijakan baru terhadap kuota BBM, namun Pertamina memastikan bahwa stock BBM tidak akan mengalami kekosongan. Hal ini bertujuan untuk efisiensi BBM dan tepat sasaran, sehingga tidak terjadi over kuota yang terlalu besar di akhir tahun 2010.
  3. Hingga kini, kuota telah mengalami over sebanyak 2,3% untuk Premium dan 4,3% untuk Solar dari Kuota tahun 2010. Angka ini menjadi lebih besar nantinya saat datangnya liburan, hari raya idul Fitri, dan akhir tahun. Pengaturan tentunya dibutuhkan agar kuota BBM tidak habis sebelum akhir tahun namun tetap dapat memenuhi kebutuhan riil kendaraan bermotor.
  4. Pengawasan terhadap pendistribusian BBM diharapkan tidak hanya dari Pertamina, namun juga melibatkan Pemerintah Daerah, Kepolisian, Media, dan Masyarakat. Hal ini agar lebih memastikan tidak adanya salah sasaran dalam pendistribusian BBM.
  5. Maraknya spekulan BBM dalam hal ini pengecer BBM yang menjual BBM dengan harga tinggi dan mengurangi jumlah kemampuan SPBU dalam melayani masyarakat juga menjadi perhatian dan membutuhkan tindaklanjut bersama untuk mengatur dan mentertibkannya, mengingat saat ini menjual BBM eceran telah menjadi salah satu mata pencaharian masyarakat tertentu.
  6. Pertamina akan terus melakukan langkah progressive dalam menangani kondisi ini, antara lain dengan melakukan komunikasi yang efektif serta monitoring stock BBM di SPBU dan Satgas setempat, selain itu Pertamina juga membuka layanan hotline yang dapat diakses melalui nomor telp 500-000 atau (0711)518500.

 

Demikian kami sampaikan dan besar harapan kami bahwa release ini dapat menjadi acuan dan informasi untuk dimuat sebagai tanggapan kami atas pemberitaan yang dimuat. Terima Kasih.

 

 

Ast.Man External Relation

 

 

 

Roberth MV

Tanggapan PT PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran BBM Retail Region II

Tanggapan PT PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran BBM Retail Region II

 

PT PERTAMINA (PERSERO) Unit Pemasaran BBM Retail Region II Palembang dalam hal ini sebagai Principal dan Perusahaan BUMN yang ditunjuk oleh Pemerintah untuk menyalurkan dan mendistribusikan BBM bersubsidi di wilayah Sumbagsel, termasuk Propinsi Sumatera Selatan menganggap perlu untuk memberikan klarifikasi dan informasi yang diperlukan oleh masyarakat melalui media massa sehubungan dengan pemberitaan yang dimuat.

 

Berikut beberapa point penting yang dapat kami sampaikan kepada Saudara untuk melengkapi dan memenuhi kaidah “Cover Both Side” dalam penulisan berita mengenai hal tersebut sekaligus sebagai klarifikasi resmi dari kami,

 

  1. Tingginya harga BBM yang mencapai level Rp.8.000/ liter adalah harga di kalangan pengecer yang berada di luar kewenangan Pertamina untuk mengatur karena berlaku hukum ekonomi.
  2. Hal ini terjadi akibat banyaknya pembelian BBM di SPBU dengan menggunakan jerigen yang dilengkapi dengan surat rekomendasi. Pada dasarnya SPBU dilarang melayani pembelian BBM menggunakan jerigen kecuali memiliki ijin/rekomendasi dari Instansi yang berwenang. Kecenderungan ini hanya terjadi di lokasi yang diberitakan terjadi kelangkaan (Bengkulu Utara, Lebong, dan Seluma) sedangkan tdk terjadi di wilayah Bengkulu pd umumnya
  3. Praktek pembelian BBM ini menjadi marak dikarenakan banyaknya spekulan yang mengambil keuntungan dari jual beli BBM secara eceran dengan harga yang lebih tinggi dari harga jual di SPBU.
  4. Penyaluran BBM dari Depot Pertamina Bengkulu saat ini telah melebihi dari jumlah kebutuhan BBM yang ada. Hal ini terlihat dari rata-rata penyaluran Premium di Bulan Mei sebesar 476 KL/hr dari kebutuhan normal 450 KL/hr dan penyaluran Solar sebesar 170 KL/hr dari kebutuhan normal 160 KL/hr. Sementara dari sisi suplai saat ini dapat dikatakan bahwa kondisi suplai BBM di Depot Pertamina Bengkulu dalam keadaan aman dan normal dengan Coverage Day/Ketahanan Stock untuk Premium selama 6,5 hari dan untuk Solar selama 4,6 hari.
  5. Pertamina telah berkordinasi dengan Pemerintah Daerah dan Kepolisian setempat untuk melakukan pengawasan dan pengaturan serta pembatasan pembelian dengan jerigen agar BBM tidak menjadi langka dan justru banyak di pengecer.
  6. Pembatasan pembelian BBM yang dilakukan di SPBU ( 2 liter untuk motor & 20 liter untuk mobil) memang dilakukan atas inisiatif Pihak Kepolisian (Reskrim Lebong) karena ada indikasi setelah jerigen dibatasi, spekulan beralih dengan cara melakukan pengeritan BBM di SPBU (pengeritan=pembelian berkali-kali di SPBU dengan menggunakan kendaraan bermotor).
  7. Untuk wilayah Bengkulu, jumlah SPBU yang tersedia dianggap cukup dengan kebutuhan BBM yang ada dengan penentuan lokasi SPBU tersebar merata (Bengkulu Utara 4 SPBU, Rejang Lebong 3 SPBU, Lebong 1 SPBU, dan Seluma 2 SPBU).
  8. Berdasarkan pengamatan terakhir hari ini penyaluran SPBU dalam kondisi normal dan tidak terjadi antrian yang padat/rush.
  9. Pertamina senantiasa meningkatkan kordinasi dan komunikasi dengan baik dengan Instansi Pemerintah maupun Kepolisian untuk bersama-sama memberikan kenyamanan dan ketersediaan BBM bagi masyarakat pada umumnya dan konsumen di Bengkulu pada khususnya.Demikian kami sampaikan dan besar harapan kami bahwa release ini dapat menjadi acuan dan informasi untuk dimuat sebagai tanggapan kami atas pemberitaan yang dimuat. Terima Kasih

 Ast.Man External Relation

Roberth MV